Chapter 1 - Zchaira

–10 Mei 3024–

Di kota Hawkingson, sebuah kota yang terletak di negeri Lightio, yang juga merupakan pusat pemerintahan dari negeri tersebut, terlihat dua orang prajurit datang tergesa-gesa menuju ke sebuah ruangan.

Setelah kedua prajurit itu masuk ke dalam ruangan tersebut, nampak seorang pria sedang duduk dengan mengangkat kedua kakinya pada sebuah meja yang berada di depannya.

“Tuan Hefaistos, para prajurit yang kita kirim ke wilayah utara tidak dapat menembus penghalangnya,” ucap salah satu prajurit.

“Hmph… Sepertinya sangat sulit untuk dapat menembusnya… Memang ilmu sihir dari Artemis sangat merepotkan,” respon pria yang terlihat sedang bersantai itu.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang tuan?” Tanya salah satu prajurit.

“Aku ingin kalian menghubungi adikku Lucierence untuk membujuk istriku itu agar bisa berdamai,” jawab pria itu.

“Baik tuan…” Ucap kedua prajurit itu, mengerti dengan perintah pimpinannya tersebut.

“Tapi… Jika kali tidak berhasil lagi, maka aku sendiri yang akan turun tangan,” kata pria itu.

***

Beberapa saat kemudian, berpindah ke kota Workyen, salah kota yang merupakan kota terbesar serta pusat ekonomi yang berada di negeri Lightio. Kota tersebut juga merupakan kota rumah dari clan Silkbar, clan penyihir terkuat dan pimpinan dari negeri bagian tempat kota itu berada.

Terlihat seorang pria keluar dari sebuah bangunan dengan diikuti oleh beberapa prajurit di belakangnya.

“Apa semuanya sudah dipersiapkan?” Tanya pria itu pada prajurit yang mengikutinya.

“Semuanya sudah dipersiapkan tuan Lucierence… Anda tinggal menunggu kendaraan kita kemari untuk berangkat,” jawab salah satu prajurit.

“Kalau begitu, aku mau berpamitan terlebih dahulu kepada keluargaku,” balas pria bernama Lucierence itu.

Baru saja beberapa langkah pria itu berjalan hendak menuju ke suatu tempat, tiba-tiba saja dia terhenti setelah melihat seorang wanita dan seorang pemuda datang menghampirinya.

“Oh… Ternyata kalian sudah disini. Aku baru saja mau datang menemui kalian,” ucap pria itu.

“Jadi kau mau menemui kakak Artemis disana?” Tanya wanita yang baru datang tersebut.

“Iya, ini perintah dari kakak Hefaistos… Tapi, aku tidak yakin bahwa kakak Artemis akan menyetujui perdamaian ini,” kata pria itu.

“Entah kenapa mereka harus berpisah… Aku bahkan sudah lupa dengan nama anak-anak mereka yang dibawa oleh kak Artemis dulu,” lanjutnya.

“Aku juga sudah lupa,” ucap wanita itu juga.

Pria bernama Lucierence itu kemudian menatap seorang pemuda yang datang bersama wanita itu.

“Hei Flogaz, ada apa dengan wajahmu?” Tanya Lucierence, melihat wajah cemberut dari pemuda itu.

“Ayah… Biarkan aku ikut denganmu,” jawab pemuda itu.

“Lain kali saja… Lagipula kau akan segera kembali ke Xemico secepatnya.”

“Yah sudahlah…” Mendengar kata dari ayah tersebut, ekspresi dari pemuda bernama Flogaz itu nampak menjadi lebih cemberut dari sebelumnya.

“Oh yah… Dimana Rayvor, kakakmu berada? Kenapa dia tidak datang kemari?” Tanya Lucierence lagi sambil melihat-lihat ke sekitaran.

“Entahlah… Mungkin saja dia sedang berlatih,” jawab Flogaz.

“Iya, aku juga tidak melihatnya sedari tadi,” sambung wanita yang bersama mereka.

Beberapa saat kemudian sebuah rombongan kendaraan datang menghampiri mereka yang berada di tempat itu.

“Kalau begitu, aku pergi dulu… Titipkan salamku pada Rayvor bahwa aku akan pergi beberapa hari,” kata pria itu.

“Baiklah,” respon wanita itu.

Pria bernama Lucierence bersama dengan beberapa prajurit yang bersamanya naik ke dalam kendaraan-kendaraan tersebut dan kemudian pergi beranjak dari tempat itu.

**

Beberapa saat kemudian, di dalam kendaraan Lucierence terlihat berbincang dengan para prajurit.

“Kenapa kita tidak melewati rute darat ataupun udara saja?” Tanya Lucierence.

“Sesuai informasi yang kami dapat, para anggota clan-clan utara sering berjaga diperbatasan darat. Jika kita menempuh rute-rute tersebut, aku khawatir jika mereka akan menyerang kita,” kata salah satu prajurit.

“Hanya daerah sekitar kawasan danau raksasa yang minim penjagaan mereka,” lanjut prajurit tersebut.

“Baik, aku mengerti… Lagipula kita datang untuk berdamai bukan untuk menyerang mereka,” respon pria itu.

**

Kemudian di salah satu bagian belakang kendaraan tempat barang-barang diletakkan, nampak seorang pemuda berambut hitam aksen pirang dengan panjang sebahu pada bagian belakangnya keluar dari salah satu kotak barang.

Pemuda itu sepertinya sedang mengendap-endap dengan bersembunyi di dalam kotak tersebut untuk mengikuti mereka menuju wilayah utara.

“Walaupun harus seperti ini, tapi akhirnya aku berhasil ikut dengan mereka,” ucap pemuda itu.

Dia kemudian mengambil buah apel yang berada di dalam kotak dan langsung memakannya.

“Aku sudah tidak sabar lagi untuk kesana…”

***

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kendaraan-kendaraan tersebut akhirnya sampai di pinggiran sebuah danau yang telah terparkir sebuah kapal disana.

Lucierence bersama dengan para prajurit lalu turun dari kendaraan mereka. Beberapa prajurit kemudian langsung mengangkat barang-barang yang dibawah oleh mereka menuju kapal yang berada di pinggir danau tersebut.

**

Setelah semuanya selesai dan telah berada di atas, kapal tersebut kemudian berjalan melakukan pelayarannya.

“Kenapa juga nama danau ini harus bernama Raioton? Kenapa tidak Workyen saja?” Gumam pria bernama Lucierence itu sendirian.

“Itu karena kalian telah kalah atas sengketa danau ini dengan negeri Fuegonia.” Mendadak pemuda yang sebelumnya bersembunyi di dalam kotak barang datang menghampiri Lucierence dan menjawab pertanyaannya.

“Rayvor…! Kenapa kau berada disini?” Pria itu sontak terkejut melihat pemuda tersebut berada di atas kapal.

“Untuk apa lagi… Jelas saja aku ingin ikut dengan kalian,” jawab pemuda itu.

“Haah… Kalau sudah begini aku tidak bisa menyuruhmu balik… Atau, apakah kau mau berenang sampai ke daratan kembali sendiri?”

“Tidak terima kasih, lebih baik kau yang kembali… Dan aku saja yang memimpin perjalanan ini,”

“Dasar bocah ini… Baiklah, nikmati saja perjalananmu. Aku mau menghubungi ibumu bahwa kau diam-diam mengikutiku.” Lucierence kemudian pergi meninggalkan pemuda itu sendirian.

Pemuda bernama Rayvor itu lalu menuju ke bagian paling depan kapal dan naik ke sebuah pegangan pinggiran kapal. Salah satu tangannya kemudian memegang sebuah tiang didekatnya.

“Wuu… Huu…” Teriak pemuda itu dengan senangnya setelah berhasil mengikuti mereka.

***

Di tempat lain tampak seorang gadis cantik dengan mata berwana hijau yang indah sedang duduk di pinggiran sebuah tebing yang menghadap langsung ke sebuah danau. Dengan angin yang bertiup mengibaskan rambut hitam panjangnya membuat gadis tersebut nampak lebih anggun berada di tempat itu.

Tak berapa lama, seseorang dari bawah tebing datang mendekat. Nampak seorang pemuda dengan rambut berwarna abu-abu gelap dan mata yang mirip dengan warna mata dari gadis yang berdiri pinggiran tebing itu.

“Zchaira… Ternyata sedari ku berada di tempat ini rupanya,” kata pemuda itu.

Gadis yang berdiri di atas tebing tersebut sontak menoleh ke bawah setelah mendengar panggilan dari pemuda itu padanya.

“Kakak… Ada apa?” Tanya gadis.

“Ibu mencarimu dari tadi. Dia khawatir jika kau hilang,” jawab pemuda itu.

“Baiklah, aku kesana sekarang.”

Dengan lincahnya, gadis tersebut melompati satu per satu bebatuan menuruni tebing yang sangat tinggi itu.

“Ekh…” Namun, tiba-tiba karena sebuah karena bebatuan yang tidak kokoh, gadis sontak kehilangan keseimbangannya dan jatuh meluncur ke bawah dengan cepat.

Dengan sigap, pemuda yang berada di bawah langsung melompat dan menangkap gadis itu tepat pada waktunya.

“Terima kasih, kakak…”

“Dasar bodoh… Untuk apa kau melompat-lompat seperti itu… Buat apa jalan itu,” ucap pemuda itu dengan nada tinggi sambil menunjuk sebuah jalan menurun yang lebih baik dilewati oleh gadis itu tanpa harus melompati bebatuan tebing.

“Ayo, lebih baik kita berangkat sekarang… Ibu pasti sudah mengkhawatirkanmu.” Pemuda itu kemudian menurunkan gadis tersebut dan berjalan lebih dulu darinya.

“Baiklah…” Ucap gadis itu.

***

Setelah berjalan cukup lama sampai matahari pun terbenam, mereka akhirnya sampai di sebuah pedesaan dengan pemukiman semi-permanen yang berada di tengah hutan. Gadis dan pemuda itu kemudian berjalan memasuki salah satu rumah yang berada di desa tersebut.

“Zchaira… Darimana saja kau?” Nampak seorang perempuan muda datang menghampiri gadis itu dan langsung memegang kedua pundaknya.

“Dia sedang melamun di pinggiran tebing tadi,” ucap si pemuda.

“Benarkah itu?” Tanya wanita itu.

“Iya ibu,” jawab gadis bernama Zchaira pada perempuan, yang ternyata merupakan ibunya tersebut.

“Kenapa kau berada di tempat itu? Apa yang sedang kau lakukan disana?” Tanya perempuan itu lagi.

“Ibu… Aku hanya penasaran saja tentang bagaimana dunia luar, kenapa kita tidak boleh keluar dari daerah ini?”

Mendengar jawaban dari gadis tersebut, wanita yang dipanggilnya dengan sebutan ibu itu sontak menjadi terkejut.

“Zchaira… Sudah ibu bilang bahwa dunia luar itu sangat berbahaya. Ibu bahkan menentang keputusan dari para pimpinan negeri Lightio demi melindungi kalian berdua serta orang-orang kita dari ancaman ras keturunan campuran.”

“Tapi, ibu… Mau sampai kapan kita menutup diri seperti ini. Bukankah ras-ras campuran itu bahkan sudah tidak lagi memperbudak kaum kita selama ratusan tahun?” Gadis bernama Zchaira itu pun sontak menjadi kesal karena mendengar penjelasan yang kurang meyakinkan dari ibunya tersebut.

Saking kesalnya, gadis itu pun berlari keluar meninggalkan ibu dan saudaranya tersebut.

“Zchaira!”

“Ibu, biar aku saja.” Kata saudara laki-laki dari Zchaira, langsung menghentikan ibunya yang mau mengejar gadis tersebut.

Pemuda itu pun sontak keluar untuk mengejar saudaranya tersebut.

***

Pada malam hari, terlihat Zchaira sedang duduk bersama dengan para warga mengelilingi sebuah api unggun yang besar.

Tak berapa lama kemudian, saudara dari Zchaira datang menghampirinya dan duduk disamping gadis itu.

“Hei, apakah kau masih kesal?” tanya pemuda itu.

“Tidak juga… Aku hanya penasaran saja tentang dunia luar itu seperti apa keadaannya,” jawab Zchaira.

“Aku juga penasaran dunia luar itu seperti apa… Katanya selain benua ini, diseberang sana terdapat benua lain yang memiliki budaya berbeda dengan negeri ini.”

“Bahkan, ada benua yang memiliki pengetahuan dan teknologi paling maju diantara benua-benua yang lain.”

“Aku juga tahu itu, para manusia dari benua itu sering menculik para ras campuran kan?” Kata Zchaira.

“Iya benar.”

Kemudian terlihat tetua dari desa tersebut datang menghampiri para warga yang sedang duduk di sekeliling api unggun itu.

Tetua itu lalu mengangkat kedua tangannya di depan api unggun dan memainkan jarinya. Sontak asap yang keluar dari api unggun tersebut menjadi lebih tebal.

“Sepertinya cerita itu lagi,” kata Zchaira.

“Dahulu kala… Sebelum negeri ini terbentuk, para manusia hidup di atas tekanan dari para ras berkulit pucat, bertaring dan memiliki ekor layaknya seekor ular.” Asap yang tebal tersebut sontak berubah-ubah bentuk sesuai dengan cerita dari tetua itu.

“Mereka membuat kaum kita hidup sengsara. Diperbudak, disiksa dan dibantai.”

“Namun, ras baik hati berambut putih dari utara memberikan kekuatan mereka pada kaum kita terdahulu untuk bisa melawan ras-ras jahat itu.”

“Kaum-kaum kita akhirnya bisa mengusir para ras jahat itu dari tanah ini. Menjadi aman dan damai.”

“Aku bahkan belum pernah melihat langsung ras rambut putih itu. Apakah mereka masih ada sampai sekarang?” Kata Zchaira.

“Entahlah…” Kata saudaranya.

“Namun… Setelah berabad-abad lamanya, mereka akhirnya dapat menghasut pimpinan negeri ini dengan dalih menjalin sebuah aliansi.”

Zchaira dan saudaranya, serta para warga yang mendengar cerita dari tetua itu sontak menjadi tegang, karena sebelumnya mereka belum pernah mendengar tetua tersebut melanjutkan ceritanya.

“Cepat atau lambat, kehidupan kita damai kita akan terusik jika kita membiarkan hal tersebut.”

***

Di lain tempat, nampak kapal dari Lucierence telah berlabuh. Terlihat telah mendirikan tenda-tenda untuk bermalam di pinggiran danau tersebut.

“Ayah, kau bilang daerah ini ditutupi oleh sebuah penghalang… Aku tidak melihat sebuah penghalang di sekitar sini?” Tanya pemuda bernama Rayvor itu sambil melihat-lihat ke sekitaran tempat tersebut.

Mendengar pertanyaan dari anaknya tersebut, pria itu kemudian mengambil sebuah batu dan langsung melemparkannya lurus ke depan.

“Akh…!” Tampak batu yang dilemparkannya itu memantul dan mengenai kepala dari pemuda tersebut.

“Penghalang itu tidak bisa dilihat jika kita tidak menyentuhnya,” ucap Lucierence.

“Siapa orang yang menciptakan penghalang ini? Pasti dia setara dengan paman Hefaistos,” Tanya pemuda itu.

“Dia adalah bibimu, salah satu World Venerate negeri ini,” jawab Lucierence.

Pria itu kemudian berjalan mendekati penghalang yang tak kasat tersebut.

“Ayah, mau kemana?”

“Aku mau menyapa bibimu. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya.”

“Penetrans sillabare…” Lucierence kemudian memancarkan energi sihirnya dan perlahan-lahan berjalan menembus penghalang tersebut.

Seketika pria itu terbang dengan kecepatan tinggi meninggalkan tempat tersebut.

“Mantra penembus… Aku pernah mempelajarinya di akademi sebelumnya,” gumam pemuda itu.

Dia kemudian melihat ke arah prajurit Lightio. Setelah dirasanya bahwa prajurit-prajurit tersebut tidak memperhatikannya, pemuda itu seketika pergi menjauhi mereka.

**

Tak berapa lama, pemuda itu berhenti di suatu tempat dan mendekati penghalang tersebut.

“Penetrans sillabare…” Dia pun mengaktifkan kekuatan sihir seperti yang dilakukan oleh ayahnya sebelumnya dan perlahan-lahan berjalan menembus penghalang tersebut.

“Akh…!” Namun, seketika pemuda itu terlempar karena tidak mampu menahan tekanan dari penghalang tersebut.

“Sial…” Keluhnya.

“Penetrans sillabare…”

“Akh…!” Dalam percobaan yang kedua kalinya, dia tetap tidak bisa menembus penghalang tersebut.

***

Beralih pada Lucierence yang hampir sampai di pedesaan. Setelah melihat tempat tersebut di depan matanya, pria itu kemudian turun dan berjalan menuju desa itu.

“Lucierence… Ada apa kau kemari?” Tiba-tiba seseorang berbicara, yang sontak membuat pria seketika menghentikan langkahnya.

“Apa mungkin Hefaistos yang menyuruhmu kemari?” Terlihat ibu dari Zchaira muncul dari kegelapan.

Episodes
1 Chapter 0 - Prolog
2 Chapter 1 - Zchaira
3 Chapter 2 - Pertemuan pertama
4 Chapter 3 - Para Vampireman mulai bergerak
5 Chapter 4 - Menyembunyikan kebenaran
6 Chapter 5 - Alasan sebenarnya wilayah utara terisolasi
7 Chapter 6 - Menyergap para penyerang
8 Chapter 7 - Aku ingat sekarang
9 Chapter 8 - Dimana ini?
10 Chapter 9 - Mereka datang untuk mengincarmu
11 Chapter 10 - Vampireman menemukan Zchaira
12 Chapter 11 - Naga merak
13 Chapter 12 - Merasa dekat
14 Chapter 13 - Pemimpin yang bijak dibanding Hefaistos
15 Chapter 14 - Batu kristal
16 Chapter 15 - Saudara Zchaira selain Megathirio
17 Chapter 16 - Belum pernah memanggil seseorang dengan sebutan ayah
18 Chapter 17 - Memutuskan sebuah pilihan
19 Chapter 18 - Zchaira meninggalkan wilayah utara
20 Chapter 19 - Merekrut salah satu Venerate
21 Chapter 20 - Pandai besi
22 Chapter 21 - Kematian ayah dari Artemis
23 Chapter 22 - Artemis meninggalkan wilayah utara
24 Chapter 23 - Hefaistos dan yang lain beraksi
25 Chapter 24 - Ras keturunan campuran Machora Tira
26 Chapter 25 - Bala bantuan dari Fuegonia
27 Chapter 26 - Pertemuan yang tidak terduga
28 Chapter 27 - Kedatangan dua World Venerate Machora Tira
29 Chapter 28 - Hefaistos vs Hanzfilge
30 Chapter 29 - Para Venerate Machora Tira mundur dari medan pertempuran
31 Chapter 30 - Hefaistos menjadi presiden penyihir
32 Chapter 31 - Kota Workyen
33 Chapter 32 - Tamu yang tak terduga
34 Chapter 33 - Hari demi hari memikirkan kalian
35 Chapter 34 - Membencinya sejak hari itu
36 Chapter 35 - Kota Hawkingson
37 Chapter 36 - Kalung bunga salju
38 Chapter 37 - Berharap bertemu dengannya lagi
39 Chapter 38 - Sedikit ketakutan melihatnya
40 Chapter 39 - Menyukai orang yang pernah menolongku
41 Chapter 40 - Acara penobatan Artemis
42 Chapter 41 - Gadis cantik yang merindukannya
43 Chapter 43 - Acara penobatan berubah menjadi pertarungan
44 Chapter 43 - Masa lalu Astrapi
45 Chapter 44 - Menunjukan sifat aslinya
46 Chapter 45 - Memori terburuk
47 Chapter 46 - Ruangan misterius
48 Chapter 47 - Rencana pelarian
49 Chapter 48 - Astrapi dan yang lain bergabung ke wilayah barat
50 Chapter 49 - Perpisahan keluarga
51 Chapter 50 - Zchaira mendapatkan senjata suci
52 Chapter 51 - Hari pertama di akademi sihir
53 Chapter 52 - Seseorang misterius mendekat
54 Chapter 53 - Megathirio menyerang Lucia
55 Chapter 54 - Tujuan sebenarnya
56 Chapter 55 - Penentuan tingkatan Venerate
57 Chapter 56 - Tingkatan tertinggi dalam rana Venerate
58 Chapter 57 - Menetap di akademi sihir
59 Chapter 58 - Hari kedua di akademi sihir
60 Chapter 59 - Pelajaran pertama
61 Chapter 60 - Hari sial Megathirio
62 Chapter 61 - Kesialan Megathirio terus berlanjut
63 Chapter 62 - Pertarungan fisik
64 Chapter 63 - Andras dan Shaevanjoe
65 Chapter 64 - Pelajaran kedua
66 Chapter 65 - Konsep sihir
67 Chapter 66 - Kesalahpahaman kecil
68 Chapter 67 - Informasi menggemparkan
69 Chapter 68 - Murid perempuan terkuat
70 Chapter 69 - Pemberontakan di wilayah barat
71 Chapter 70 - Pertarungan kecil
72 Chapter 71 - Reuni kecil
73 Chapter 72 - Pertemuan rahasia
74 Chapter 73 - Teknik aneh
75 Chapter 74 - Sihir pertahanan
76 Chapter 75 - Sihir penyerangan
77 Chapter 76 - Teknik berisiko
78 Chapter 77 - Empat teknik sihir yang lain
79 Chapter 78 - Pertarungan antar murid Division Venerate
80 Chapter 79 - Raja kelas
81 Chapter 80 - Pergerakan kembali di daerah Xetas
82 Chapter 81 - Sihir kuno
83 Chapter 82 - Bantuan dari Venerate negeri Pavonas
84 Chapter 83 - Para pembasmi
85 Chapter 84 - Megathirio vs Lucia
86 Chapter 85 - Megathirio vs Andras
87 Chapter 86 - Masalah yang cukup rumit
88 Chapter 87 - Melakukan sebuah misi
89 Chapter 88 - Rencana menyelinap keluar dari akademi sihir
90 Chapter 89 - Menuju ke daerah Xetas
91 Chapter 90 - Kota Thouson
92 Chapter 91 - Rencana penyerangan
93 Chapter 92 - Para murid akademi mulai menjalankan misi
94 Chapter 93 - Menyelinap
95 Chapter 94 - Lucia terdesak
96 Chapter 95 - Perubahan sikap dari Megathirio
97 Chapter 96 - Menyelamatkan para warga
98 Chapter 97 - Bantuan dalam perjalanan
99 Chapter 98 - Bala bantuan para pemberontak
100 Chapter 99 - Perubahan yang terjadi pada Toner
101 Chapter 100 - Para Venerate pemberontak melarikan diri
102 Chapter 101 - Bala bantuan mulai berdatangan
103 Chapter 102 - Penyerangan berlanjut
104 Chapter 103 - Penghianatan Venerate Pavonas
105 Chapter 104 - Illios dan Astrapi datang membantu
106 Chapter 105 - Kemunculan Anmaguel
107 Chapter 106 - Lucia tertangkap
108 Chapter 107 - Mulai menyukainya
109 Chapter 108 - Identitas Lucia terungkap
110 Chapter 109 - Kesalahpahaman
111 Chapter 110 - Terlalu meremehkan lawan
112 Chapter 111 - Rencana kerja sama
113 Chapter 112 - Continent Venerate baru
114 Chapter 113 - Menuju ke tempat persembunyian para pemberontak
115 Chapter 114 - Penyerangan di tempat persembunyian
116 Chapter 115 - Illios vs Anmaguel
117 Chapter 116 - Penyamaran Anmaguel terungkap
118 Chapter 117 - Zchaira kembali mengaktifkan kekuatan makhluk suci
119 Chapter 118 - Teknik pertukaran posisi
120 Chapter 119 - Kemampuan meniru sebuah teknik
121 Chapter 120 - Aiver hampir dikalahkan
122 Chapter 121 - Kerjasama Joker dan Astrapi
123 Chapter 122 - Arlias dan para Venerate Xetas datang membantu
124 Chapter 123 - Aiver berhasil dikalahkan
125 Chapter 124 - Kedatangan Hefaistos dan Artemis
126 Chapter 125 - Menghentikan pergerakan pemberontakan
127 Chapter 126 - Tahanan misterius
128 Chapter 127 - World Venerate Ogreman
129 Chapter 128 - Semua murid akademi sihir berkumpul
130 Chapter 129 - Sedikit canggung
131 Chapter 130 - Kembali membuat semua terpukau
132 Chapter 131 - Gagal mencapai tingkatan paling tinggi
133 Chapter 132 - Megathirio mencapai tingkatan Land Venerate
134 Chapter 133 - Giliran para murid kelas Continent Venerate
135 Chapter 134 - Penentuan tingkatan kekuatan selesai
136 Chapter 135 - Pergi ke kota Xemico
137 Chapter 136 - Kompetisi di jalanan
138 Chapter 137 - Turnamen Venerate
139 Chapter 138 - Bekerja lebih keras
140 Chapter 139 - Meminta maaf
141 Chapter 140 - Sebuah janji
142 Chapter 141 - Merekrut anggota
143 Chapter 142 - Rayvor dan Flogaz bergabung ke dalam tim
144 Chapter 143 - Anggota keempat
145 Chapter 144 - Zchaira mencapai tingkatan District Venerate
146 Chapter 145 - Anggota terakhir yang bergabung
147 Chapter 146 - Misi ke negeri Fuegonia
148 Chapter 147 - Bersiap berangkat
149 Chapter 148 - Tim Fuegonia
150 Chapter 149 - Para murid akademi sihir tiba di kota Novacurve
151 Chapter 150 - Kecurigaan terhadap Astrapi
152 Chapter 151 - Tujuan datang ke kota Novacurve
153 Chapter 152 - Penginapan mewah
154 Chapter 153 - Para peserta dari bagian selatan benua Aizolica
155 Chapter 154 - Momen yang gagal
156 Chapter 155 - Misi penyelinapan dimulai
157 Chapter 156 - Penyamaran menjadi pelayan
158 Chapter 157 - Drakon tertangkap
159 Chapter 158 - Merasakan kehadiran naga merak
160 Chapter 159 - Kedatangan peserta turnamen yang lain
161 Chapter 160 - Turnamen Venerate dimulai
162 Chapter 161 - Pertandingan pertama
163 Chapter 162 - Kemampuan observasi yang tinggi
164 Chapter 163 - Zchaira mendapatkan giliran
165 Chapter 164 - Seruling Hawlail
166 Chapter 165 - Zchaira memenangkan pertandingan
167 Chapter 166 - Mencurigai kehadiran Astrapi
168 Chapter 167 - Menemui naga merak
169 Chapter 168 - Bertemu dengan keluarga yang tidak diketahui
170 Chapter 169 - Naga merak menemui Zchaira
171 Chapter 170 - Mencari keberadaan Drakon
172 Chapter 171 - Kral vs Achilles
173 Chapter 172 - Ibu dari Artemis
174 Chapter 173 - Wakil presiden penyihir datang ke Novacurve
175 Chapter 174 - Mode kesuburan abadi
176 Chapter 175 - Pernyataan Astrapi
177 Chapter 176 - Turnamen hari kedua
178 Chapter 177 - Ras Bansheeman
179 Chapter 178 - Ras Beastman Centaurus
180 Chapter 179 - Rayvor mendapatkan giliran bertarung
181 Chapter 180 - Rayvor terdesak
182 Chapter 181 - Kemenangan bagi tim Mormist
183 Chapter 182 - Misi menyelinap
184 Chapter 183 - Seperti mengenal mereka
185 Chapter 184 - Informasi kedatangan Venerate Machora Tira
186 Chapter 185 - World Venerate Machora Tira
187 Chapter 186 - Yang ingin disampaikan
188 Chapter 187 - Momen yang kurang tepat
189 Chapter 188 - Hari keempat turnamen Venerate
190 Chapter 189 - Kemenangan Neyndra
191 Chapter 190 - Membicarakan sesuatu
192 Chapter 191 - Belum mengalami kekalahan
193 Chapter 192 - Hal yang tak terduga
194 Chapter 193 - Pengintai
195 Chapter 194 - Pernyataan perasaan yang ditolak
196 Chapter 195 - Ras Lamiaman
197 Chapter 196 - Membatalkan perintahnya
198 Chapter 197 - Identitas para penyusup diketahui
199 Chapter 198 - Potensi tertinggi kekuatan kesuburan abadi
200 Chapter 199 - Bertindak bodoh
201 Chapter 200 - Astrapi melawan para ras campuran
202 Chapter 201 - Salah satu anak menghilang
203 Chapter 202 - Bersama dengan para Venerate Lightio
204 Chapter 203 - Memegang janji sebagai ucapan terima kasih
205 Chapter 204 - Informasi yang berguna
206 Chapter 205 - Kemampuan ras Fairyman
207 Chapter 206 - Pertandingan usai dengan dua peserta tersisa
208 Chapter 207 - Hasil seri
209 Chapter 208 - Menarik kembali kata-kata yang sudah diucapkan
210 Chapter 209 - Tiga tim dengan poin tertinggi
211 Chapter 210 - Tempat penyimpanan rahasia
212 Chapter 211 - Kebiasaan mengambil sesuatu
213 Chapter 212 - Benda yang dicari akhirnya ditemukan
214 Chapter 213 - Mengetahui pedang yang sementara diacungkan
215 Chapter 214 - Harta berharga negeri Fuegonia
216 Chapter 215 - Tetap akan menjalankan rencana utama
217 Chapter 216 - Berjanji akan menjadi Venerate kuat
218 Chapter 217 - Melakukan tindakan pengkhianatan demi orang yang dianggap keluarga
219 Chapter 218 - Beastman Bugbear
220 Chapter 219 - Senjata suci khusus dari benua seberang
221 Chapter 220 - Aphrodia mendapat giliran bertarung
222 Chapter 221 - Ras Tricloman si tiga mata
223 Chapter 222 - Senjata suci terkutuk
224 Chapter 223 - Kekalahan Aphrodia
225 Chapter 224 - Keadaan Aphrodia memburuk
226 Chapter 225 - Kemampuan memanipulasi fungsi tubuh
227 Chapter 226 - Kehadiran Artemis dan yang lain diketahui oleh Rox
228 Chapter 227 - Berpihak ke sisi lain
229 Chapter 228 - Vampireman dengan kemampuan Venerate pembasmi
230 Chapter 229 - Berjuang untuk melindungi
231 Chapter 230 - Mengakses ruang spasial secara diam-diam
232 Chapter 231 - Turnamen babak kedua dimulai
233 Chapter 232 - Teknik peningkatan kecepatan pergerakan
234 Chapter 233 - Haniwa berhasil mengalahkan Sligo
235 Chapter 234 - Kemunculan Rayvor
236 Chapter 235 - Rayvor terdesak
237 Chapter 236 - Rayvor menggunakan kekuatan pelepasan kedua
238 Chapter 237 - Wujud hibrida naga merak
239 Chapter 238 - Zchaira memenangkan pertarungan
240 Chapter 239 - Potensi anggota tim Lightio
Episodes

Updated 240 Episodes

1
Chapter 0 - Prolog
2
Chapter 1 - Zchaira
3
Chapter 2 - Pertemuan pertama
4
Chapter 3 - Para Vampireman mulai bergerak
5
Chapter 4 - Menyembunyikan kebenaran
6
Chapter 5 - Alasan sebenarnya wilayah utara terisolasi
7
Chapter 6 - Menyergap para penyerang
8
Chapter 7 - Aku ingat sekarang
9
Chapter 8 - Dimana ini?
10
Chapter 9 - Mereka datang untuk mengincarmu
11
Chapter 10 - Vampireman menemukan Zchaira
12
Chapter 11 - Naga merak
13
Chapter 12 - Merasa dekat
14
Chapter 13 - Pemimpin yang bijak dibanding Hefaistos
15
Chapter 14 - Batu kristal
16
Chapter 15 - Saudara Zchaira selain Megathirio
17
Chapter 16 - Belum pernah memanggil seseorang dengan sebutan ayah
18
Chapter 17 - Memutuskan sebuah pilihan
19
Chapter 18 - Zchaira meninggalkan wilayah utara
20
Chapter 19 - Merekrut salah satu Venerate
21
Chapter 20 - Pandai besi
22
Chapter 21 - Kematian ayah dari Artemis
23
Chapter 22 - Artemis meninggalkan wilayah utara
24
Chapter 23 - Hefaistos dan yang lain beraksi
25
Chapter 24 - Ras keturunan campuran Machora Tira
26
Chapter 25 - Bala bantuan dari Fuegonia
27
Chapter 26 - Pertemuan yang tidak terduga
28
Chapter 27 - Kedatangan dua World Venerate Machora Tira
29
Chapter 28 - Hefaistos vs Hanzfilge
30
Chapter 29 - Para Venerate Machora Tira mundur dari medan pertempuran
31
Chapter 30 - Hefaistos menjadi presiden penyihir
32
Chapter 31 - Kota Workyen
33
Chapter 32 - Tamu yang tak terduga
34
Chapter 33 - Hari demi hari memikirkan kalian
35
Chapter 34 - Membencinya sejak hari itu
36
Chapter 35 - Kota Hawkingson
37
Chapter 36 - Kalung bunga salju
38
Chapter 37 - Berharap bertemu dengannya lagi
39
Chapter 38 - Sedikit ketakutan melihatnya
40
Chapter 39 - Menyukai orang yang pernah menolongku
41
Chapter 40 - Acara penobatan Artemis
42
Chapter 41 - Gadis cantik yang merindukannya
43
Chapter 43 - Acara penobatan berubah menjadi pertarungan
44
Chapter 43 - Masa lalu Astrapi
45
Chapter 44 - Menunjukan sifat aslinya
46
Chapter 45 - Memori terburuk
47
Chapter 46 - Ruangan misterius
48
Chapter 47 - Rencana pelarian
49
Chapter 48 - Astrapi dan yang lain bergabung ke wilayah barat
50
Chapter 49 - Perpisahan keluarga
51
Chapter 50 - Zchaira mendapatkan senjata suci
52
Chapter 51 - Hari pertama di akademi sihir
53
Chapter 52 - Seseorang misterius mendekat
54
Chapter 53 - Megathirio menyerang Lucia
55
Chapter 54 - Tujuan sebenarnya
56
Chapter 55 - Penentuan tingkatan Venerate
57
Chapter 56 - Tingkatan tertinggi dalam rana Venerate
58
Chapter 57 - Menetap di akademi sihir
59
Chapter 58 - Hari kedua di akademi sihir
60
Chapter 59 - Pelajaran pertama
61
Chapter 60 - Hari sial Megathirio
62
Chapter 61 - Kesialan Megathirio terus berlanjut
63
Chapter 62 - Pertarungan fisik
64
Chapter 63 - Andras dan Shaevanjoe
65
Chapter 64 - Pelajaran kedua
66
Chapter 65 - Konsep sihir
67
Chapter 66 - Kesalahpahaman kecil
68
Chapter 67 - Informasi menggemparkan
69
Chapter 68 - Murid perempuan terkuat
70
Chapter 69 - Pemberontakan di wilayah barat
71
Chapter 70 - Pertarungan kecil
72
Chapter 71 - Reuni kecil
73
Chapter 72 - Pertemuan rahasia
74
Chapter 73 - Teknik aneh
75
Chapter 74 - Sihir pertahanan
76
Chapter 75 - Sihir penyerangan
77
Chapter 76 - Teknik berisiko
78
Chapter 77 - Empat teknik sihir yang lain
79
Chapter 78 - Pertarungan antar murid Division Venerate
80
Chapter 79 - Raja kelas
81
Chapter 80 - Pergerakan kembali di daerah Xetas
82
Chapter 81 - Sihir kuno
83
Chapter 82 - Bantuan dari Venerate negeri Pavonas
84
Chapter 83 - Para pembasmi
85
Chapter 84 - Megathirio vs Lucia
86
Chapter 85 - Megathirio vs Andras
87
Chapter 86 - Masalah yang cukup rumit
88
Chapter 87 - Melakukan sebuah misi
89
Chapter 88 - Rencana menyelinap keluar dari akademi sihir
90
Chapter 89 - Menuju ke daerah Xetas
91
Chapter 90 - Kota Thouson
92
Chapter 91 - Rencana penyerangan
93
Chapter 92 - Para murid akademi mulai menjalankan misi
94
Chapter 93 - Menyelinap
95
Chapter 94 - Lucia terdesak
96
Chapter 95 - Perubahan sikap dari Megathirio
97
Chapter 96 - Menyelamatkan para warga
98
Chapter 97 - Bantuan dalam perjalanan
99
Chapter 98 - Bala bantuan para pemberontak
100
Chapter 99 - Perubahan yang terjadi pada Toner
101
Chapter 100 - Para Venerate pemberontak melarikan diri
102
Chapter 101 - Bala bantuan mulai berdatangan
103
Chapter 102 - Penyerangan berlanjut
104
Chapter 103 - Penghianatan Venerate Pavonas
105
Chapter 104 - Illios dan Astrapi datang membantu
106
Chapter 105 - Kemunculan Anmaguel
107
Chapter 106 - Lucia tertangkap
108
Chapter 107 - Mulai menyukainya
109
Chapter 108 - Identitas Lucia terungkap
110
Chapter 109 - Kesalahpahaman
111
Chapter 110 - Terlalu meremehkan lawan
112
Chapter 111 - Rencana kerja sama
113
Chapter 112 - Continent Venerate baru
114
Chapter 113 - Menuju ke tempat persembunyian para pemberontak
115
Chapter 114 - Penyerangan di tempat persembunyian
116
Chapter 115 - Illios vs Anmaguel
117
Chapter 116 - Penyamaran Anmaguel terungkap
118
Chapter 117 - Zchaira kembali mengaktifkan kekuatan makhluk suci
119
Chapter 118 - Teknik pertukaran posisi
120
Chapter 119 - Kemampuan meniru sebuah teknik
121
Chapter 120 - Aiver hampir dikalahkan
122
Chapter 121 - Kerjasama Joker dan Astrapi
123
Chapter 122 - Arlias dan para Venerate Xetas datang membantu
124
Chapter 123 - Aiver berhasil dikalahkan
125
Chapter 124 - Kedatangan Hefaistos dan Artemis
126
Chapter 125 - Menghentikan pergerakan pemberontakan
127
Chapter 126 - Tahanan misterius
128
Chapter 127 - World Venerate Ogreman
129
Chapter 128 - Semua murid akademi sihir berkumpul
130
Chapter 129 - Sedikit canggung
131
Chapter 130 - Kembali membuat semua terpukau
132
Chapter 131 - Gagal mencapai tingkatan paling tinggi
133
Chapter 132 - Megathirio mencapai tingkatan Land Venerate
134
Chapter 133 - Giliran para murid kelas Continent Venerate
135
Chapter 134 - Penentuan tingkatan kekuatan selesai
136
Chapter 135 - Pergi ke kota Xemico
137
Chapter 136 - Kompetisi di jalanan
138
Chapter 137 - Turnamen Venerate
139
Chapter 138 - Bekerja lebih keras
140
Chapter 139 - Meminta maaf
141
Chapter 140 - Sebuah janji
142
Chapter 141 - Merekrut anggota
143
Chapter 142 - Rayvor dan Flogaz bergabung ke dalam tim
144
Chapter 143 - Anggota keempat
145
Chapter 144 - Zchaira mencapai tingkatan District Venerate
146
Chapter 145 - Anggota terakhir yang bergabung
147
Chapter 146 - Misi ke negeri Fuegonia
148
Chapter 147 - Bersiap berangkat
149
Chapter 148 - Tim Fuegonia
150
Chapter 149 - Para murid akademi sihir tiba di kota Novacurve
151
Chapter 150 - Kecurigaan terhadap Astrapi
152
Chapter 151 - Tujuan datang ke kota Novacurve
153
Chapter 152 - Penginapan mewah
154
Chapter 153 - Para peserta dari bagian selatan benua Aizolica
155
Chapter 154 - Momen yang gagal
156
Chapter 155 - Misi penyelinapan dimulai
157
Chapter 156 - Penyamaran menjadi pelayan
158
Chapter 157 - Drakon tertangkap
159
Chapter 158 - Merasakan kehadiran naga merak
160
Chapter 159 - Kedatangan peserta turnamen yang lain
161
Chapter 160 - Turnamen Venerate dimulai
162
Chapter 161 - Pertandingan pertama
163
Chapter 162 - Kemampuan observasi yang tinggi
164
Chapter 163 - Zchaira mendapatkan giliran
165
Chapter 164 - Seruling Hawlail
166
Chapter 165 - Zchaira memenangkan pertandingan
167
Chapter 166 - Mencurigai kehadiran Astrapi
168
Chapter 167 - Menemui naga merak
169
Chapter 168 - Bertemu dengan keluarga yang tidak diketahui
170
Chapter 169 - Naga merak menemui Zchaira
171
Chapter 170 - Mencari keberadaan Drakon
172
Chapter 171 - Kral vs Achilles
173
Chapter 172 - Ibu dari Artemis
174
Chapter 173 - Wakil presiden penyihir datang ke Novacurve
175
Chapter 174 - Mode kesuburan abadi
176
Chapter 175 - Pernyataan Astrapi
177
Chapter 176 - Turnamen hari kedua
178
Chapter 177 - Ras Bansheeman
179
Chapter 178 - Ras Beastman Centaurus
180
Chapter 179 - Rayvor mendapatkan giliran bertarung
181
Chapter 180 - Rayvor terdesak
182
Chapter 181 - Kemenangan bagi tim Mormist
183
Chapter 182 - Misi menyelinap
184
Chapter 183 - Seperti mengenal mereka
185
Chapter 184 - Informasi kedatangan Venerate Machora Tira
186
Chapter 185 - World Venerate Machora Tira
187
Chapter 186 - Yang ingin disampaikan
188
Chapter 187 - Momen yang kurang tepat
189
Chapter 188 - Hari keempat turnamen Venerate
190
Chapter 189 - Kemenangan Neyndra
191
Chapter 190 - Membicarakan sesuatu
192
Chapter 191 - Belum mengalami kekalahan
193
Chapter 192 - Hal yang tak terduga
194
Chapter 193 - Pengintai
195
Chapter 194 - Pernyataan perasaan yang ditolak
196
Chapter 195 - Ras Lamiaman
197
Chapter 196 - Membatalkan perintahnya
198
Chapter 197 - Identitas para penyusup diketahui
199
Chapter 198 - Potensi tertinggi kekuatan kesuburan abadi
200
Chapter 199 - Bertindak bodoh
201
Chapter 200 - Astrapi melawan para ras campuran
202
Chapter 201 - Salah satu anak menghilang
203
Chapter 202 - Bersama dengan para Venerate Lightio
204
Chapter 203 - Memegang janji sebagai ucapan terima kasih
205
Chapter 204 - Informasi yang berguna
206
Chapter 205 - Kemampuan ras Fairyman
207
Chapter 206 - Pertandingan usai dengan dua peserta tersisa
208
Chapter 207 - Hasil seri
209
Chapter 208 - Menarik kembali kata-kata yang sudah diucapkan
210
Chapter 209 - Tiga tim dengan poin tertinggi
211
Chapter 210 - Tempat penyimpanan rahasia
212
Chapter 211 - Kebiasaan mengambil sesuatu
213
Chapter 212 - Benda yang dicari akhirnya ditemukan
214
Chapter 213 - Mengetahui pedang yang sementara diacungkan
215
Chapter 214 - Harta berharga negeri Fuegonia
216
Chapter 215 - Tetap akan menjalankan rencana utama
217
Chapter 216 - Berjanji akan menjadi Venerate kuat
218
Chapter 217 - Melakukan tindakan pengkhianatan demi orang yang dianggap keluarga
219
Chapter 218 - Beastman Bugbear
220
Chapter 219 - Senjata suci khusus dari benua seberang
221
Chapter 220 - Aphrodia mendapat giliran bertarung
222
Chapter 221 - Ras Tricloman si tiga mata
223
Chapter 222 - Senjata suci terkutuk
224
Chapter 223 - Kekalahan Aphrodia
225
Chapter 224 - Keadaan Aphrodia memburuk
226
Chapter 225 - Kemampuan memanipulasi fungsi tubuh
227
Chapter 226 - Kehadiran Artemis dan yang lain diketahui oleh Rox
228
Chapter 227 - Berpihak ke sisi lain
229
Chapter 228 - Vampireman dengan kemampuan Venerate pembasmi
230
Chapter 229 - Berjuang untuk melindungi
231
Chapter 230 - Mengakses ruang spasial secara diam-diam
232
Chapter 231 - Turnamen babak kedua dimulai
233
Chapter 232 - Teknik peningkatan kecepatan pergerakan
234
Chapter 233 - Haniwa berhasil mengalahkan Sligo
235
Chapter 234 - Kemunculan Rayvor
236
Chapter 235 - Rayvor terdesak
237
Chapter 236 - Rayvor menggunakan kekuatan pelepasan kedua
238
Chapter 237 - Wujud hibrida naga merak
239
Chapter 238 - Zchaira memenangkan pertarungan
240
Chapter 239 - Potensi anggota tim Lightio

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!