"Jangan berani kamu pergi dengan membawa Farel! " Suara lelaki itu dengan lantang terdengar jelas di telinga Dara dan hal itu membuat dia menghentikan langkah nya.
Dengan gerakan cepat Dika langsung menarik Farel dari gendongan Dara, tetapi dia juga tidak mau kalah.
Terjadilah tarik menarik Farel di situ, Farel yang merasakan tubuh nya sakit.
"Bu sakit.... " ucap Farel dengan nada lirihnya.
Dengan reflek Dara langsung melepaskan, Dia tidak mau anaknya merasakan kesakitan.
"Maafin Ibu ya, Nak... " Ucap Dara sambil menatap lekat wajah sang anak, yang terlihat kebingungan melihat ayah dan Ibu nya rebutan.
Farel sudah berpindah tangan menjadi di gendong Dika"Berani kamu melangkah kan kaki dari rumah ini maka kamu tidak akan pernah bisa melihat Farel lagi"Ancam Dika terhadap Dara.
Dara yang mendengar itu semua langsung takut, Sungguh dia tidak bisa membayangkan jika harus terpisah dengan anak semata wayang nya.
Dara langsung lemas seolah kakinya tak mampu lagi untuk menopang tubuh nya, dia tidak berkata apapun hanya menyandarkan tubuh nya di tembok agar tidak ambruk.
Meli pun yang menyaksikan itu semua ,hanya ikut prihatin tanpa bisa melakukan apapun.
"Masuk sekarang, atau kamu pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi ke rumah ini , jangan berharap bisa bertemu kembali dengan Farel! " Ucap Dika dengan sorot mata tajam.
Dara bisa saja pergi tanpa Farel, Tetapi ini bukan rencana yang di inginkan.
Dengan terpaksa Dara pun menurunkan kembali barang yang akan di bawanya, dan tetap membayar ongkos taxi dan meminta maaf atas ketidak nyamanan.
Meli membawa masuk kembali koper-koper itu ke dalam kamar Dara lalu di ikuti oleh Dara.
Sedangkan Dika pun ikut masuk ke kamar yang di tempati Dara lalu meletakkan Farel di atas kasur.
"Tidur kan dia! " Ucap Dika memberi perintah agar menidurkan Farel kembali.
Sedangkan Dia duduk di tepi ranjang yang akan di tempati Dara, sungguh rasanya ingin membunuh lelaki yang ada di hadapan nya tetapi apalah daya.
Dara pun naik ke atas tempat tidur dengan rasa takut, bohong jika dia tidak takut. Dara takut Suaminya melakukan hal nekat bisa saja membunuh dirinya saat tertidur, semua itu terlintas di fikiran Dara.
Setelah naik ke atas tempat tidur, Dara pun memeluk tubuh mungil sang anak dia berusaha untuk membuat Farel tertidur kembali.
Dika pun merebahkan tubuh nya di sisi Dara, laki-laki itu sungguh tidak pernah merasa bersalah.
Setelah beberapa saat akhirnya Dika pun tertidur pulas, tetapi beda lagi dengan Dara meskipun dia berusaha untuk terpejam tetapi tidak bisa, malah air matanya terus mengalir.
Waktu berjalan begitu lambat itu lah yang di rasakan Dara, kepala nya semakin pusing dia berusaha untuk memejamkan mata tetapi belum bisa juga.
Dara bangun dengan hati-hati agar tidak membangun kan Farel, dia beringsut turun dari tempat tidur untuk menuju laci.Di mana terdapat kotak P3K dia segera membuka laci tersebut lalu mengambil salah satu obat.
Dia akan meminum nya, tetapi di kamar ini tidak ada air dia segera pergi untuk menuju dapur.
Setelah sampai di dapur dia mengambil satu gelas air putih lalu meminum obat, agar sakit kepala yang di rasakan nya sedikit ringan.
Setelah selesai Dara pun segera kembali ke kamar.
Setelah sampai di dalam kamar dia duduk di atas sofa yang ada di sanah, lalu mengangkat kedua kakinya ke atas sofa lalu merebahkan tubuhnya berharap akan bisa tertidur.
Setelah beberapa saat obat yang di minum Dara pun sudah reaksi, rasa ngantuk pun sudah menguasai dirinya.
Akhirnya Dara tertidur di atas sofa.
Pagi hari di mana semua orang telah bangun dari aktifitas tidur nya, beda lagi dengan Dara dia baru sanja memejamkan matanya. Setelah meminum obat baru lah dia bisa memejamkan mata.
Sherly sudah bangun dari tidurnya, dia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Meskipun Meli sudah melarang nya tetapi wanita itu tetap memaksa, membuat sarapan di pagi hari biasanya di lakukan oleh Dara.
Meskipun wanita itu bekerja tetapi tidak melupakan nya kodrat dirinya yaitu seorang istri.
Tetapi dapur yang biasa di gunakan Dara untuk menyiapkan sarapan keluarga nya, hari ini di gunakan wanita lain.
Tidak lain wanita itu yang di bawa suaminya ke rumah ini tetapi belum sah menjadi istrinya.
Perempuan mana yang rela menerima jika suaminya membawa wanita lain ke rumahnya sendiri, bahkan dirinya di usir dari kamar nya sendiri hanya untuk di tempati wanita lain.
Dara masih tertidur di atas sofa, tetapi Dika sudah bangun dia kembali ke kamar yang di tempati dirinya untuk segera mengambil ganti.
Setelah mengambil ganti dari kamar nya dia kembali ke kamar Dara di mana Dara masih tertidur begitu pun dengan Farel.
Dika segera memasuki kamar mandi dia akan segera membersihkan tubuhnya, setelah cukup lama dia berada di kamar mandi lalu keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya.
Dika pun segera berganti pakaian dengan stelan kerja nya, tetapi Dara belum juga bangun.
Entah kenapa lelaki itu membiarkan Dara tertidur dengan pulas, Dia tahu jika Dara baru bisa tertidur di pagi hari.
Setelah rapih Dika pun keluar dari kamar Dara lalu menuju dapur, sudah menjadi kebiasaan nya sebelum berangkat kerja harus sarapan di rumah terlebih dahulu.
Menu sarapan pun sudah tersaji di meja makan.
"Sudah rapih Mas... sini sarapan dulu? " Ucap Sherly sambil menarik salah satu kursi lalu mempersilahkan Dika untuk duduk.
Sherly pun mengambil piring lalu di isinya dengan menu sarapan, setelah piring terisi di serahkan lah kepada Dika.
"Ini aku yang masak semua loh mas.. " Ucap Sherly sambil tersenyum manis menatap Dika, dan Dika pun membalas senyuman itu.
Aktivitas sarapan pun telah berlangsung, tidak ada yang berbicara apapun selama sarapan.
Dika menyudahi sarapan nya lalu, mengambil gelas minum dan meminumnya.
Sherly baru sadar jika rambut Dika basah, sedangkan tadi malam dia hanya bertemu sebentar dengan lelaki itu.
Meskipun kamar utama sudah di tempati Sherly tetapi Dika tidak tinggal di kamar yang sama dengan Sherly.
"Kamu habis ngapain tadi malam? " Tanya Sherly sambil menatap tajam Dika.
"Maksud kamu apa? aku tidak mengerti! " Jawab Dika sambil menatap kembali Sherly penuh tanya.
"Tadi malam kamu tidur di kamar Dara kan? " Tanya Sherly lagi.
"Iya, lalu kanapa? ada yang salah? " Tanya Dika lagi.
"Iya salah, kamu sudah melakukan nya bersama dia" Kata Sherly.
"Sedangkan Dika belum mampu mencerna apa yang di ucapkan Sherly.
" Iya kami melakukan nya, bahkan sampai pagi"Terdengar jelas suara wanita itu dari arah depan, sejak tadi Dara sudah bangun dia juga harus berangkat bekerja.
Setibanya di dapur, namun belum ada yang menyadari nya Dara mendengar percakapan antara Sherly dan juga suaminya.
Ini kesempatan bagi Dara untuk memanas-manasin Sherly.
Setelah berkata seperti itu Dara pun segera pergi berlalu meninggalkan Dika dan juga Sherly, entah apa yang akan terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
lelaki pengecut
2023-03-22
1
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Aneeeeeh... yg syirik itu y harusnya istrinya. knp pelakornya
2023-01-16
4
εレレαm👩💼
lawan trs si pekakor nya, jangan kasih kendor.. seenak nya saja
2023-01-09
4