"Owhh hebat sekali anda, saya istri sah di mata hukum dan agama jadi yang lebih berhak itu saya, kamu yang hanya jadi selingkuhan pun bangga bener" Cibir Dara.
"Jaga bicara kamu! " Jawab Serly dengan nada yang mulai emosi, dia yang niat nya membuat Dara emosi ternyata sendiri nya yang terpancing.
"Yang seharusnya jaga bicara itu kamu!ini rumah saya jadi saya berhak siapa saja yang tinggal di rumah ini" Tegas Dara.
Di sela pembicaraan terdengar suara deheman.
"Ada apa ini? " Tanya Dika terhadap kedua wanita yang sedang bersitegang itu.
"Itu istri kamu sudah maki-maki aku" Kata Serly dengan nada manja dan langsung mengeluarkan air mata palsunya.
"Kamu apakan dia? " Bentak Dika terhadap Dara dengan sorot mata tajam.
"Nggak, dasar aja dia suka mengadu!" Kata Dara santai.
"Eh, perlu kamu ketahui mulai detik ini kamar ini akan di tempati bersama dia dan kamu tinggal di kamar tamu! " Kata Dika, bagaikan tersambar petir di siang hari.
Di usir suami dari kamar sendiri hanya demi pelakor, mungkin jika Dara tidak berusaha menguatkan dirinya mungkin sudah ambruk, rasanya kaki saja sudah tidak mampu untuk menopang dirinya sendiri.
Dengan sekuat hati dan juga raga, Dara berusaha sebisa mungkin agar tidak terlihat lemah di mata Dika dan juga Serly.
"Maksud kamu apa, Mas... kenapa juga harus di kamar ini kan masih banyak kamar yang lain" Jawab Dara sambil tersenyum getir penuh luka.
"Dia mau nya tinggal di kamar ini! Nurut sih apa kata suami jangan jadi istri durhaka" Kata Dika dengan penuh penekanan.
"Ngalah aja sih kamu kan susah pernah tinggal di kamar ini, kamar tamu juga tidak kalah mewah dari kamar ini! " Ucap Dika.
"Buka masalah mewah atau tidak nya, ini kamar yang ku tempati kenapa juga harus di tempati dia" Kata Dara dengan nada yang sedikit bergetar, rasa marah dan sedih bercampur jadi satu.
Jika saja dia tidak mau terlihat lemah di mata Dika dan juga Serly dia tetapi berusaha untuk tetap tersenyum, meskipun hati sangat terluka.
"Ya sudah jika itu mau kamu, bang.... oh buat kamu! ambil saja bekas ku! " Ucap Dara sambil menunjuk wajah Serly.
Setelah mengatakan itu Dara pun berlalu pergi meninggalkan Dika dan juga Serly, sudah tidak sanggup lagi jika harus berada di sini.
Dara berjalan pergi ke luar kamar dan menuju lantai bawah, dia mana dia kan nenempati kamar tamu.
Setelah sampai di lantai bawah, Dara pun segera memanggil Meli agar segera merapihkan barang yang dia punya untuk segera di rapihkan di kamar yang di tempati.
"Mel, tolong bantuin saya untuk merapihkan semua ini! " Dara meminta tolong terhadap Meli agar membantu dirinya.
"Baik, Bu....! " Meli mengangguk setuju, lalu Dara dan Juga Meli pun masuk ke kamar dan akan memulai merapihkan semuanya.
"Tolong rapihkan rapihkan pakaian Farel ke koper yang itu? " Ucap Dara sambil menunjuk salah satu koper yang ada di sanah.
"Ibu mau ke mana? " Tanya Meli, sungguh dia bisa merasakan apa yang sedang di alami majikan nya.
"Ke mana aja Mel.. saya sudah lelah dengan semua ini, sabar terus dan dari semua itu pun tidak ada ujung nya" Ucap Dara dengan nada lembut , dan matanya mulai membasah.
"Jika ibu pergi terus saya bagai mana? " Tanya Meli.
"Kamu masih bisa bekerja di sini, kan masih ada mereka mungkin membutuhkan kamu" Kata Dara sambil tersenyum menatap Meli.
"Tapi saya mau ikut ibu" Ucap Meli yang mata nya mulai berkaca-kaca, dia sangat beruntung bisa bekerja di rumah Dara. Dara itu tidak pernah membedakan antar asisten rumah tangga dan anggota keluarga dia selalu memperlakukan Meli dengan baik bahkan sudah menganggap nya seperti adik sendiri.
"Jangan seperti itu, jika kamu ikut bersama saya belum tentu juga saya bisa membayar kamu! "
"Nggak di bayar juga nggak apa-apa yang penting saya ikut ibu, lagi pula ibu juga butuh pengasuh Farel jika mau ke tempat kerja" Jawab Meli.
"Saya menang masih butuh kamu tapi, saya tidak bisa jika tanpa membayar kamu" Kata Dara dengan nada sendunya.
"Tapi Bu... " Ucap Meli, sungguh dia tidak kuasa melihat wajah Dara yang sudah di anggap nya sebagai kakak sendiri.
Meli pun bangkit dari duduknya lalu berhambur memeluk majikan nya itu.
Dara pun memeluk tubuh meli sambil menangis, di hadapan Meli dia tidak perlu menyembunyikan sesuatu Meli sudah menyaksikan semua.
Bahkan tanpa dia cerita pun terhadap Meli, dia sudah tahu semuanya.
Kedua wanita itu masih saling memeluk sambil menangis, setelah beberapa saat akhirnya Dara pun melepaskan pelukan nya dan mengusap air matanya lalu mengusap air mata Meli dengan ibu jarinya.
"Sudah lah menangis nya, cepat beresin pakaian nya Farel dan saya kemas pakaian saya" Ucap Dara sambil tersenyum tipis.
"Iya Bu...! " Jawab Meli sambil berlalu untuk mengambil salah satu koper yang ada di sanah, lalu dia, pun pergi keluar kamar untuk segera menuju kamar Farel.
Setelah kepergian Meli, Dara pun segera mengemas pakaian yang akan dia bawa mungkin hanya beberapa saja yang di bawa yaitu yang menurut nya penting.
Waktu berjalan sangat lambat itu yang di rasakan Dara pada saat ini, sungguh dia sama sekali belum bisa memejamkan matanya.
Dia akan pergi di jam tiga pagi berharap semua penghuni rumah sudah tertidur semua.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya waktu sudah menunjukan pukul tiga pagi, Dara sudah memesan taxi dan sudah di tunggu di depan rumah.
Dia keluar dari kamarnya dengan membawa satu koper milik nya dan koper milik Farel di bawa oleh Meli, Meli sedari tadi tidak mau beranjak pergi meninggalkan Dara dan juga Farel bahkan dia menangis terus, Meskipun Dara sudah memberi pemahaman terhadap nya terapi Meli tetap saja tidak bisa jika harus terpisah dari Farel. Meli sudah cukup merasa sayang terhadap Farel, Meli jadi pengasuh Farel dari umur masih nya masih bayi.
Mereka berdua sudah berada di luar rumah dan barang pun sudah di masukan ke dalam bagasi mobil, Dara berpamitan terhadap Meli dan dia tidak ada hentinya menangis.
"Jaga diri baik-baik ya Mel... maaf jika selama ini saya banyak salah? " Ucap Dara terhadap Meli dan kata-kata Dara sudah berhasil membuat Meli menangis kembali.
"Saya yang banyak salah sama Ibu, maafkan saya juga Bu... " Ucap Meli dan memeluk kembali Dara.
Farel yang berada di gendongan Dara pun terbangun yang tadinya tertidur.
"Permisi ya mel.. " Ucap Dara, dia akan segera masuk ke dalam taxi.
Baru juga Dara akan melangkah tiba-tiba terdengar suara.
"Jangan berani kamu pergi dengan membawa Farel! " Suara lelaki itu dengan lantang terdengar jelas di telinga Dara dan hal itu membuat dia menghentikan langkah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
istri durhaka???? hallooo.....lalu elu apa???? suami yang Soleh??? yg selalu berbuat dosa dg jalangmu
2023-03-22
1
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Knp Meli kau tinggalkan di rumah lucknut itu, Dara
2023-01-16
4
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Ahhhhh aku juga sependapat dg Meli kalau jd dia... 🤧🤧🤧 buat apa kerja sm manusia durhakim
2023-01-16
4