BAB 2 Berapi-Api

"Kenapa senyum-senyum? Kamu pasti sedang terpikir hal mesuum tentangku, ya?" terka Esmeralda.

"Dia sangat agresif dan penuh praduga!" batin Maheer.

Hujan semakin deras kala itu. Maheer menggandeng tangan Esmeralda begitu saja dan membawanya untuk berteduh ke dalam mobil. Esmeralda yang tidak punya pilihan lain pun hanya pasrah dan menurut ketika Maheer tiba-tiba meraih tangan dan menuntunnya.

"Huhuhu ... kenapa aku harus tersesat di sini? Ini sangat menyebalkan dan membuat predikat kerenku memudar," ratap Esmeralda bersedih.

"Ambil ini," kata Maheer menyodorkan sapu tangan pada Esmeralda.

"Tidak mau! Jangan-jangan kamu sudah menaruh obat bius di situ," tolak Gadis itu penuh curiga.

"Astaga, apa kamu tidak bisa berprasangka baik sedikit saja pada orang lain yang berusaha untuk membantumu?" lontar Maheer yang tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Tidak! Karena curiga adalah pelita hati!" tandas Esmeralda.

"Ya sudah, terserah kamu saja. Sial sekali aku bertemu dengan orang sepertimu!" hardik Maheer.

"Aku juga tidak berharap bertemu denganmu. Bahkan, memimpikannya saja aku tidak sudi!"

"Huuuft! Baiklah, Nona Esmeralda. Kemana kamu akan pergi? Biar aku antar. Kalau saja kamu bukan seorang wanita pasti sudah aku lempar jauh ke negara api."

"Tega sekali! Tega, tega, tega!" Tanpa sadar Esmeralda memukuli dada bidang Maheer secara bertubi-tubi.

"Ouughh ... kau membuatku ingin ...." Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Maheer sudah pingsan.

"Ingin apa? Ohh tidak! Bagaimana ini? Apa aku memukulnya terlalu kencang? Oughh ... ini sangat gawat," ucap Esmeralda panik.

"Hey, bangun! Tolong jangan mati sekarang, kamu belum mengantarkan aku sampai ke tempat tujuan," oceh Gadis itu sembari mengguncang pelan tubuh Maheer.

"Kumohon bangunlah, jangan membuatku ketakutan!" lanjutnya lagi seraya mengedarkan pendangan ke segala arah.

Esmeralda yang panik mengatur napasnya agar dirinya lebih tenang. Kemudian, dia melepas sepatu Maheer dan juga kaos kakinya. "Maaf, tapi kurasa tidak ada cara lain, kecuali memberi hidungmu hadiah yang sangat bagus ini," tutur Esmeralda sambil menaruh kaos kaki di depan hidung Maheer.

"Sial, kukira dia akan memberiku napas buatan, ternyata malah mengenduskan kaos kaki padaku," cicit Maheer dalam hati. Tenyata, dia hanya berpura-pura tidak sadarkan diri.

Karena Maheer tidak berhasil melakukan triknya untuk mendapat napas buatan, dia pun memilih tersadar saja dari pada kaos kaki itu terus terpampang di depan indera penciumannya. Dengan perlahan Maheer mengerjapkan matanya seolah habis pingsan sungguhan. "Aaakhh, dadaku sangat sakit," pekik Maheer sambil berpura-pura meringis.

"Ha! Benarkah? Mana yang sakit? Apa aku memukulmu terlalu keras? Maafkan aku!" ujar Esmeralda memberondong Maheer dengan pertanyaan.

"Di sini," tunjuk Maheer memegangi dadanya yang katanya sakit.

"Baiklah, aku akan mengobatinya!" tukas Esmeralda, lalu mengambil krim panas pereda nyeri dari dalam tasnya.

"Buka bajumu!" titah Esmeralda.

"Apa? Secepat inikah kita akan melakukannya?"

"Melakukan apa? Apa yang kamu pikirkan? Aku hanya akan mengoleskan krim pereda nyeri padamu. Jangan berpikir macam-macam, ya." Esmeralda membelalakkan matanya memberi ultimatum.

"Shiittt! Aku salah lagi," batin Maheer.

"Cepat buka! Sebelah mana yang sakit?" kata Esmeralda seakan tidak sabar.

"Sebenarnya tidak ada yang sakit," cetus Maheer pelan, tapi tak disangka Gadis itu ternyata mendengarnya.

"Apa? Jadi kamu hanya pura-pura? Iihh ... menyebalkan, menyebalkan, menyebalkan!" omel Esmeralda sambil kembali memukuli dada Maheer.

Maheer menangkis tangan Esmeralda dan menarik tubuh gadis itu lebih rapat ke tubuhnya.

Katanya dia pria yang dingin, lalu kenapa pada Esmeralda seperti mencari perhatian? Jawabannya sangat sederhana. Itu tidak lain karena pesona Esmeralda yang begitu memukau. Hingga Maheer yang biasa dijuluki pria salju saja berubah menghangat dan berapi-api.

"Ohh, perasaan apa ini? Kenapa jantungku seperti mau copot?" keluh hati Maheer.

Esmeralda tertegun dan tidak bisa berkutik. Tatapan matanya bertaut dengan sorot mata Maheer seolah tidak bisa dilepaskan. Tiba-tiba saja ada yang menyadarkan Esmeralda.

"Ihh, apa ini? Kenapa rasanya geli sekali?" batin Esmeralda penuh tanya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Gembelnya NT

Gembelnya NT

Bukan mahraaaam 😤😤😤

2022-11-09

1

Gembelnya NT

Gembelnya NT

Tak sesuai harapan dan impian 😆😆

2022-11-09

1

Gembelnya NT

Gembelnya NT

Nah loh 😆😆

2022-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!