IPTA- Memikirkannya

dua bulan kemudian

sudah dua bulan lamanya Liona selalu mengantarkan makanan Abraham ke hotel maupun ke kantornya, selama ini Liona selalu mendapatkan tips dari Abraham dan dari uang tips itu akhirnya hari ini Liona akan melakukan sidang skripsi dan uang itu cukup untuk di gunakan. di dalam kamarnya Liona merasakan deg deg an karena hari ini adalah hari penentuan dari hasil belajar kuliahnya, Liona mengambil jurusan manajemen bisnis. Liona keluar dari kamarnya dan mengahampiri ibunya yang duduk di ruang tamu.

"Bu do'akan Liona lancar sidangnya hari ini ya Bu dan semoga Liona bisa membanggakan ibu dengan hasil yang Liona capai". ucap Liona.

"ibu selalu mendo'akan Liona semoga Liona bisa menjadi orang yang sukses". ucap Lida pada sang putri

Lida memiliki harapan pada Liona yaitu jika Liona sudah lulus Liona bisa menjadi orang yang sukses dan membanggakan.

"Liona berangkat ya Bu". ucap Liona lalu mencium tangan ibunya

"hati hati di jalan". ucap Lida

hari Liona memilih naik ojek agar cepat sampai di Kampus, ketika ojek itu memasuki halaman Kampus Liona mulia berkeringat dingin dan jantungnya berdebar. Liona membayar objek itu lalu berjalan menuju ruang sidang, sesampainya di depan pintu Liona menatap pintu itu.

"Liona". panggil Kevin

"pak Kevin". ucap Liona

"semoga sukses, ayo masuk sebelum penguji datang". ajak kevin

Liona langsung duduk di kursinya, lima belas menit lagi dia akan melaksanakan sidang, Liona semakin berdebar ketika satu persatu penguji datang dan duduk di tempatnya masing-masing. Liona menarik nafasnya untuk mengurangi rasa gugupnya.

setelah semua penguji datang Kevin selaku moderator sidang skripsi memulai sidang, Liona di berikan waktu untuk memaparkan hasil penelitiannya Kevin merasa bangga pada Liona yang dapat memaparkan materinya dengan lancar tanpa membuka Skripsinya. setelah selesai penguji siap menguji Liona.

Liona sangat lancar menjawab pertanyaan dari para penguji dan dapatkan membuktikan jawabannya dengan menunjukkan bukti jawaban yang dia jelaskan ada di skripsinya. Kevin terseyum saat melihat anak bimbingannya tidak memiliki hambatan dalam satu sidangnya. Liona bernafas lega ketikan sidangnya selesai dan dia dinyatakan lulusan. air mata bahagia keluar dari pelupuk mata Liona

Kevin menghampiri Liona dan memberikan ucapan selamat

"Selamat Liona akhirnya kamu bisa menyelesaikan studi mu, semoga Ilmu yang kamu dapatkan bermanfaat". ucap Kevin

"terima kasih pak tanpa bimbingan dari bapak mungkin Liona belum ada di posisi sekarang ini, semua karena bimbingan yang bapak berikan". ucap Liona

"itu sudah tugas saya untuk anak bimbingannya saya dan saya bangga padamu yang begitu lancar memaparkan materi dan menjawab pertanyaan dari pada penguji". ucap Kevin sambil tersenyum

"dia sudah lulus sudah waktunya aku melamarnya tinggal menunggu ayah dan mama pulang dari Kanada". monolog Kevin sambil menatap Liona yang sedang berfoto bersama teman teman

sedangkan di dalam mobil Abraham merekat stirnya saat melihat Liona dan Kevin berbicara apalagi saat ini Liona berfoto bersama teman laki lakinya.

"tinggal beberapa langkah lagi". ucap Abraham dan meninggalkan area kampus itu, Kevin menatap mobil Abraham yang meninggalkan kampus

"Abra ada di kampus untuk apa, apa ada urusan sudahlah nanti aku tanya saja, sekalian meminta pendapat Abraham tentang aku yang akan melamar Liona nanti". monolog Kevin dan berjalan menuju ruangannya.

Liona langsung meninggalkan kampus karena ini waktu makan siang dan barusan dia mendapat pesan dari Bu Irma di suruh mengantarkan pesanan tuan Abraham ke hotelnya karena tuan Abraham ada di hotel. Liona yang sudah sampai di hotel florenzo langsung berjalan menuju kamar tuan Abraham

ting

tong

ting

tong

Abraham membuka pintunya dan terseyum saat melihat Liona yang ada di depannya

"tuan ini pesannya". ucap Liona sambil menyerahkan bingkisan

"hmmm bisa bantu saya untuk meletakkan makanan itu di piring soalnya tangan saya sedang sakit". ucap Abraham dan Liona menatap Abraham

Liona melihat salah satu tangan Abraham yang di gips, Liona nampak ragu karena jika dia mau membantu berarti dia harus masuk ke dalam

"jangan takut aku tidak akan melakukan apapun dan pintunya akan aku buka". ucap Abraham saat melihat keraguan di mata Liona

akhirnya Liona mengikuti Abraham masuk dan menata makanan itu di atas piring

"Habis sidang ya". tanya Abraham

"iya tuan". jawab Liona

"selamat semoga ilmunya bermanfaat". ucap Abraham

"terima kasih tuan, ini sudah saya letakan makanan di piring, kalau begitu saya permisi dulu tuan". ucap Liona

"tunggu dulu". ucap Abraham

"ini untuk mu sebagai ucapan terima kasih selalu mengantarkan pesanan saya". ucap Abraham sambil menyerahkan paperbag

"seharusnya tuan tidak perlu melakukan ini, saya merasa tidak enak apalagi setiap hari tuan memberikan saya tips". ucap Liona

"tidak apa apa saya seperti itu tidak dengan mu saja jadi jangan takut , saya tidak ada maksud apapun". ucap Abraham

Liona mengambil paper bag itu dan berpamitan pada Abraham setelah Liona meninggalkan kamarnya Abraham melepaskan perban dan gips di tangannya.

Liona yang berada di dalam lift terseyum sendiri memikirkan Abraham yang begitu baik pada dirinya, Liona selalu memikirkan Abraham sejak dia di tolong malam itu dan tidak itu saja sudah beberapa kali Abraham mengantarkan dirinya pulang saat pulang malam, entah kebetulan atau bagaimana dia selalu bertemu Abraham di jalan.

"tuan Abraham sungguh baik, biasanya orang kaya itu sombong dan tidak mau membantu orang ataupun memberikn tips tapi tuan Abraham sangat berbeda sudah beberapa kali tuan Abraham menolongku, aku yakin siapapun yang akan menjadi istrinya pasti akan sangat senang Karena di perlakukan baik olehnya". monolog Liona dan senyum senyum sendiri

"andai aku sederajat dengan tuan Abraham aku berani berandai andai untuk menjadi istrinya tapi siapa aku hanya orang yang kebutuhan mengantarkan makanan untuk tuan Abraham dan salah satu orang yang menerima kebaikannya". sambung Liona dan keluar dari lift

hampir setiap malam Liona memikirkan Abraham entah itu kebaikan yang Abraham lakukan ataupun berandai di bisa memiliki suami yang baik hati seperti Abraham, Liona mengagumi sosok Abraham yang di mata Liona adalah orang yang baik dan sempurna.

Liona mengendarai motornya dan kembali berkerja.

"Cika". panggil Liona

"wih sudah sarjana ini, rencana selanjutnya bagaimana". tanya Cika

"ya aku harap bisa mendapatkan pekerjaan yang baik tapi untuk saat ini aku masih berkerja di sini karena belum ada lowongan yang pas dengan jurusan yang aku ambil". ucap Liona

"semoga mendapatkan pekerjaan yang sesuai jurusan yang kamu ambil". ucap Cika

tiba tiba Liona kepikiran tuan Abraham

"di perusahaan tuan Abraham membuka lowongan tidak ya, lancang tidak ya jika besok aku tanya pada tuan Abraham siapa tau di perusahaan ada lowongan yang sesuai dengan jurusan ku". monolog Liona dan Liona berharap di perusahaan Abraham terdapat lowongan pekerjaan dan dia berharap tuan Abraham berbaik hati menerima dia sebagai pegawai di perusahaan jika ada lowongan kerja

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!