Perlahan Shopia membuka matanya. Dia mengedarkan pandangannya menelisik ke segala penjuru ruangan. Matanya sedikit menyipit, merasa heran dengan kamar yang ditempatinya. Apalagi wangi maskulin menyeruak masuk ke indera penciumannya.
"Aku ada di mana? Ini kamar siapa?" gumam Shopia dengan mencoba bangun dari tidurnya.
Perlahan dia menginjakkan kakinya, lalu berjalan ke arah pintu. Samar-samar terdengar seperti ada orang yang sedang berdebat di luar kamar. Shopia pun langsung membukakan pintu karena ingin tahu siapa orang yang sudah membawanya. Seingatnya, dia akan menyeberang saat ingin membeli minum di minimarket.
Terlihat di sana Seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik, sedang memarahi seseorang yang duduk di atas sofa. Namun, Shopia tidak bisa melihat siapa laki-laki yang sedang dimarahi oleh wanita cantik itu.
"Anez, apa yang kamu lakukan itu membuat wajah Mama terasa tercoreng. Kamu tahu, undangan telah tersebar. Tapi tiba-tiba saja Keluarga Dora datang untuk membatalkan acara pernikahan kalian. Dengan alasan kamu sudah berselingkuh dengan sahabatnya Dora," geram Prada Oenelon, mamanya Ganesha.
"Bukan seperti itu kejadiannya, Mah. Aku tidak tahu kenapa sampai meniduri gadis itu," kilah Ganesha.
"Papa dan Piero sudah memeriksa CCTV villa, sepertinya gadis itu dalam keadaan mabuk masuk ke kamar kamu. Tidak jauh beda dengan kamu yang berada dalam pengaruh alkohol saat masuk ke kamar. Sudah! Semua itu kecelakaan, kamu hanya perlu bertanggung jawab terhadap gadis itu," ucap Galen Oenelon, papanya Ganesha.
"Maksud Papa tanggung jawab?"
"Kamu harus menikahinya. Lagipula, Papa tidak mungkin menarik undangan yang sudah tersebar."
"Maaf Tuan! Dia tidak perlu tanggung jawab, aku akan pergi jauh dari kota ini," sela Shopia yang sedari terdiam di depan pintu.
Tentu saja hal itu membuat ketiga orang yang sedang berdebat langsung melihat ke arahnya. Jelas saja mereka merasa kaget saat mendengar ada orang yang ikut terlibat dalam perdebatannya. Orang tua Ganesha langsung menelisik penampilan Sophia yang terlihat pucat pasi seperti tidak ada darah setetes pun yang mengalir di tubuhnya.
"Kamu! Bukankah kamu gadis itu?" tanya Galen dengan menunjuk Shopia.
"Iya, Pah!" sahut Anez lemas.
'Sialan! Kenapa juga dia keluar kamar? Dasar cewek pembawa sial!' rutuk Ganesha dalam hati.
"Anez! Jelaskan semuanya yang terjadi dan kamu, cepat duduk di sini!" suruh Galen.
Dengan terpaksa Ganesha pun menceritakan tentang Shopia yang hampir saja tertabrak mobil. Hingga akhirnya dia bawa ke apartemen. Shopia yang hanya mendengarkan akhirnya mengerti kenapa dia berada di kamar yang asing baginya.
"Anez, Anez. Kamu sudah melakukan dua kesalahan pada dia. Masih tidak mau bertanggung jawab? Bagaimana kalau nanti ada benihmu yang tertinggal di rahimnya? Apa kamu tega menjadikan keturunanmu sendiri di cap sebagai anak haram?" Galen menatap tajam putranya. Dia tidak suka melihat Ganesha yang bertindak seperti seorang pengecut.
"Tapi, Pah. Aku tidak mencintai dia. Gara-gara dia pernikahanku batal dengan Dora," kelit Ganesha.
"Ganesha! Aku mendidikmu bukan untuk menjadi seorang pengecut. Kamu sudah merusak kehormatannya, tapi kamu lepas tanggung jawab begitu saja. Papa tidak mau tahu, lusa kamu harus menikah dengan dia," bentak Galen.
Shopia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia ingin berbicara, menolak semua rencana papanya Ganesha. Akan tetapi, suaranya seakan tercekat di tenggorokan
"Sudahlah, Nez. Kamu ikuti saja apa yang Papa katakan. Mama sebagai seorang perempuan, merasa sangat terhina dengan sikap kamu. Kamu merusaknya, tapi kamu mencampakkan begitu saja. Di mana hati nurani kamu, Nak?" tanya Prada.
"Baiklah, Mah! Aku akan menikahinya seperti yang Mama dan Papa inginkan," ucap Ganesha dengan nada yang rendah.
"Syukurlah! Mama senang mendengarnya, akhirnya kamu jadi lelaki sejati yang bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya." Prada tersenyum senang mendengar jawaban putranya. Keinginannya untuk cepat memiliki cucu, mungkin sebentar lagi akan terlaksana.
"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Galen dengan melembutkan suaranya.
"A-aku … A-aku …."
"Dia Shopia Martin sahabatnya Dora," potong Ganesha saat mendengar suara Shopia seperti orang gagu.
"Oh, Kamu ikut dengan kami saja tinggal di rumah. Tidak baik berada di apartemen hanya berdua. Shopia, di mana rumah kamu? Biar kami menemui orang tua kamu," tanya Galen.
"Ayahnya sudah meninggal, sedangkan ibunya ikut suaminya ke luar negeri. Dia di kota ini hanya sendiri. Beruntung Dora mau bersahabat dengannya, bahkan dia sudah dianggap saudara oleh Dora." Tanpa diminta, Ganesha menjelaskan tentang siapa Shopia.
Galen hanya tersenyum tipis mendengar penjelasan putranya. Dia tidak menyangka Ganesha akan tahu tentang Shopia sedetail itu. Tidak jauh dengan Galen, istrinya pun hanya bisa mengulum senyum mendengar penuturan putranya.
"Oh, begitu! Sudah malam, ayo kita pulang ke rumah!" ajak Prada.
"Ikutlah dengan orang tuaku! Barang-barang kamu masih ada di mobilku," suruh Ganesha.
"Ayo, Shopia ikut Mama!" Prada langsung menarik tangan gadis itu agar mengikutinya.
Mau tak mau, akhirnya Shopia mengikuti ajakan calon ibu mertuanya. Mau menolak pun, dia bingung harus pergi ke mana? Sementara tempat tinggal pun, dia tidak punya.
"Nyonya, terima kasih!" ucap Shopia pelan saat mereka sedang menunggu lift.
"Tidak usah berterima kasih! Memang sudah seharusnya Anez bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya. Mama minta maaf atas sikap putra Mama sama kamu," ucap Prada dengan tersenyum ramah.
Tidak lama kemudian, terdengar bunyi lift berhenti. Mereka pun segera masuk ke dalam kotak besi itu. Saat tiba di lobby apartemen, tanpa sengaja Shopia bertemu dengan sahabatnya dari semasa dia masih kecil.
"Loh, Shopia kamu ada di sini? Apa kamu pindah ke sini?" tanya Zara Moritz, sahabat Shopia.
"Ti-tidak Zara! Aku hanya sedang ada perlu. Aku pergi dulu ya!" pamit Shopia gugup. Dia tidak ingin Zara tahu dengan apa yang terjadi padanya. Apalagi kalau sahabat setia satu-satunya ikut memusuhi karena menganggapnya sebagai pelakor.
"Shopia tunggu! Nanti kita datang bersama ya, ke acara nikahannya Dora."
"Nyonya, boleh saya bicara sebentar dengan sahabat saya?" tanya Shopia.
"Oh, silahkan! Mama dan Papa tunggu di sana ya!" tunjuk Prada pada sebuah kursi tunggu yang ada di lobi apartemen.
Akhirnya Shopia hanya bisa menghela napas dalam mendengar apa yang sahabatnya itu katakan. Mau tidak mau, dia harus mengatakannya sekarang. Sebelum Zara tahu dari orang lain.
"Zara, sebenarnya pesta pernikahan Dora dibatalkan. Tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Nanti malam aku akan menghubungi kamu," ucap Shopia.
"Baiklah, aku pasti akan menunggu panggilan telepon darimu. Shopia, apa telah terjadi sesuatu padamu? Kenapa mukamu pucat sekali? Siapa orang yang tadi bersama dengan kamu?"
"Aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya kurang istirahat. Mereka calon mertua aku."
...~Bersambung~...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya Kak! Klik like, comment, rate, gift, vote dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Kamiem sag
malang benar nasibmu Shop
2023-10-12
1
Kenzi Kenzi
rumit hati abang....
2022-11-07
0
Ana_Mar
kuat ya shopia...
next
2022-10-02
2