Mampu melindungiku

"Tempat ini …!" Air mata Arumi seketika mengalir deras saat melihat tempat yang Arnold tunjukkan pada wanita itu.

Sementara Arnold terkejut saat melihat Arumi menangis melihat tempat favoritnya untuk menghilangkan kesedihan.

Pria itu sengaja mengajak Arumi karena ingin menghibur wanita itu, namun yang terjadi malah sebaliknya.

"Ada apa?" tanya Arnold khawatir. Pria itu menatap Arumi wajah yang dipenuhi dengan pertanyaan.

"Tempat ini adalah tempat di mana aku dan suamiku menghabiskan waktu bersama!" ucap Arumi dengan kesedihan yang mendalam.

Deg

Arnold terkejut mendengar penuturan Arumi, karena apa yang ia lakukan hanya membuat wanita itu semakin bersedih.

"Maafkan aku," ucap Arnold.

"Tidak, kau tidak perlu minta maaf. Tempat ini adalah tempat favoritku dan menyimpan banyak kenangan bersamanya, bahkan sejak kita masih kecil!" ucap wanita itu tersenyum tipis seraya mengingat-ngingat wajah sang suami.

Wanita itu melangkah menuju sebuah Danau buatan tempat ia dan suaminya menghabiskan waktu bersama, dengan Arnold yang hanya memperhatikan wanita itu dengan berdiri jauh dari wanita tersebut.

Arumi mengelilingi Danau, kelap kelip lampu dan bintang-bintang di langit terpantul di air Danau tersebut membuat Danau itu begitu indah.

Namun, keindahan itu tak mampu menghapus rasa sedih Arumi hingga wanita itu berteriak sekeras-kerasnya sambil menangis histeris dan mengambil batu seraya melempar batu pada air Danau untuk melampiaskan kesedihannya.

Arnold pun terkejut melihat Arumi yang berteriak-teriak seperti orang gila hingga membuat pria itu lari dan menghampiri wanita itu dan memeluknya untuk menenangkan wanita tersebut.

Setelah Arumi tenang, Arnold melerai pelukannya, lalu menangkup kedua pipi Arumi dan menatap wanita itu intens. "Lebih baik kita berendam di air, agar kesedihanmu menghilang!"

Arumi masih menangis terisak-isak. "Tapi aku sangat merindukannya dan aku tidak akan bisa menatap wajahnya lagi!" teriak Arumi.

"Hey, ingatlah. Kesedihan tidak akan selalu menemanimu, ada kalanya kebahagiaan suatu saat akan menghampirimu, yang harus kamu lakukan hanya satu yaitu sabar!" ucap Arnold tersenyum.

Arumi pun tidak menjawab ucapan Arnold, ia hanya tertunduk dengan tangisan pilunya.

Setelah itu, Arnold membuka baju luaran Arumi perlahan, setelah terlepas pria itu menuntun wanita itu menuju air dengan Arnold yang berjalan mundur.

Keduanya pun merendam tubuhnya kedalam air dengan mata yang masih saling tatap di dalam air Danau itu.

Setelah beberapa saat mereka memunculkan kepalanya ke permukaan, dengan Arumi yang menghambur memeluk pria itu sambil menangis tersedu-sedu.

"Terima kasih untuk malam ini!" ucap Arumi, lalu wanita itu berenang menuju pinggiran Danau.

Setelah itu ia naik dan mengambil baju luarannya yang Arnold lempar sebelum mereka merendam tubuhnya.

"Hey … tunggu!" teriak Arnold.

Arumi balik badan, lalu tersenyum menatap pria yang menolongnya itu. "Aku tidak akan bunuh diri, kamu tenang saja!" teriak Arumi.

Lalu wanita itu pun melanjutkan langkahnya meninggalkan Arnold yang masih berada di Danau.

Sementara Arnold hanya tersenyum menatap punggung wanita yang ditemuinya yang melangkah menjauh.

"Kenapa aku tidak bertanya nama wanita bodoh itu?" gumam Arnold seraya menepuk jidatnya.

__________

Keesokan harinya.

Tok tok tok …

"Masuk!" Titah Arnold.

Setelah pintu ruangan terbuka, munculah seorang pria dari balik pintu. Ia melangkah mendekati Arnold lalu berdiri di seberang meja pria itu.

"Ada apa, Don?" tanya Arnold datar pada sekretarisnya.

"Ada seorang wanita yang cocok untuk menempati lowongan pekerjaan sebagai asisten pribadi Anda, Tuan! Dia cerdas dan pandai dalam segala hal! Saya sudah menginterviewnya sendiri tadi!" ucap Doni.

"Dimana dia sekarang?" tanya Arnold.

"Panggil ke ruanganku sekarang!" titah Arnold seraya memegang bolpoin yang di putar-putar menggunakan jari-jarinya.

"Baik, Tuan!" Doni membungkukkan sedikit badannya.

"Masuk!" titah Doni pada seseorang yang sedang menunggunya di luar.

Sementara Arnold menandatangani berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya tanpa menatap seseorang yang melangkah memasuki ruangan tersebut dan berdiri di samping Doni~ sekretarisnya.

"Arnold … !" panggil wanita itu lembut.

Seketika Arnold mendongak menatap seseorang yang memanggil namanya. Pria itu sama terkejutnya saat melihat qorang yang ditemuinya dua kali dalam ketidak sengajaan.

"Kamu," ucap Arnold tersenyum tipis.

"Dia Nona Arumi Grahara, Tuan! Orang yang melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi Anda!" ucap Doni yang masih dengan wajah datarnya.

"Jadi namamu Arum?" tanya Arnold dengan senyum lembutnya.

"Iya, Tuan! Nama saya Arum." Wanita itu tersenyum sambil menatap Arnold dengan wajah ceriannya.

"Kamu diterima kerja sebagai asisten pribadiku tanpa interview kembali, dan mulai saat ini kamu bisa bekerja denganku," ucap Arnold tersenyum.

"Terima kasih, Tuan!" ucap Arumi membungkukkan sedikit badannya.

"Bukan hanya itu, mamu juga bisa tinggal di samping tempat tinggalku, agar jika aku membutuhkan sesuatu, kamu tidak repot untuk menghampiriku!" ucap Arnold.

"Terima kasih, Tuan!" ucap Arumi dengan senyum yang mengembang.

"Doni, sekarang kau boleh keluar! Aku masih ingin menanyakan banyak hal pada asisten pribadiku yang baru!" ucap Arnold.

"Baik Tuan!" ucap Doni seraya membungkukkan sedikit badannya. Lalu, pria itu melangkah meninggalkan ruangan bosnya tersebut.

"Silakan duduk!" titah Arnold setelah bayangan Doni menghilang dari balik pintu. Ia mengulurkan tangan pada sebuah kursi kosong di seberang meja kerjanya.

"Terima kasih, Tuan." Arumi tersenyum, lalu duduk di kursi seberang meja kerja pria itu.

"Aku tidak menyangka bahwa kita dipertemukan kembali!" ucap Arnold menatap Arumi intens.

Arumi masih mengukir senyumnya. "Aku pun begitu, tapi senang bisa mengenal Anda, Tuan!" ucap Arumi dengan senyum lembutnya.

"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja namaku seperti tadi!" ucap Arnold menarik sebelah sudut bibirnya.

"Tidak Tuan, itu tidak sopan. Mungkin lebih baik aku panggil Kakak saja jika Anda tidak keberatan, karena sejak tadi malam aku merasa mempunyai seorang kakak yang mampu melindungiku dari segala bahaya!" ucap Arumi dengan senyum yang terus merekah.

"Terserah kamu, asal bukan Tuan," ucap Arnold pasrah.

"Terima kasih, Kak!" jawab Arum dengan senyumnya yang tak pudar.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

...TBC...

Terpopuler

Comments

Yulia Bunyamin

Yulia Bunyamin

wah jodoh nih

2022-10-26

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

pertemuan mereka ke-3 kalinya dan skrg rumi jdi Asprinya Arnold...

2022-10-18

1

Dyana Arsi

Dyana Arsi

semangat

2022-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!