Bab. 3

"Sayang, hari ini Ainun kan balik dari kampungnya setelah mudik beberapa hari, dan Mami memintanya untuk mencari salah satu keluarganya yang siap jadi pengasuh anakmu, Mami berharap dia bisa diandalkan dan tidak seperti baby sitter dan perawat lainnya yang kabur baru beberapa hari di sini," jelasnya Bu Selma.

Selma kembali teringat jika ia yang mengingat saat beliau meminta tolong pada Ainun untuk mencari anggota keluarganya yang sanggup bekerja menjaga cucunya.

"Semoga saja dia berbeda dengan yang terdahulu," Bu Selma membatin.

Pintu terbuka dengan lebar dan masuklah Ainun dan Alisha dengan tas ransel dipunggungnya. Alisha saat tidak sengaja melihat ke arah Adnan tatapan mata mereka bersirobot, mereka bertatapan beberapa saat. Alisha grogi dan takut menatap terus mata tajamnya yang seperti elang milik Adnan. Ibu Selma tersenyum tulus kepada Alisha.

Adnan baru beberapa menit yang lalu menginjakkan kakinya kembali ke dalam kediaman kedua orang tuanya, setelah seharian lembur fi perusahaannya. Tapi, Mamanya Ibu Selma langsung memberondong putra sulungnya itu dengan berbagai permintaan dan permohonannya.

"Mama!! teriak Adnan Arkan Sungkar di depan Mamanya.

Ibu Selma menatap ke arah putranya yang baru kali ini berani membentaknya. Ibu Margareth merasa sedih karena putranya yang selama ini menurut, sopan dan hormat padanya, tapi hari ini dia mendengar dari mulut putra tunggalnya bentakan yang dilayangkan untuknya.

"Apa yang terjadi padamu Nak, sebesar itu kah perasaanmu pada mendiang istrimu yang sudah meninggal lima tahun lalu, hingga kami tega membentak Mama," cicitnya lalu duduk di salah satu sofa yang ada di dalam ruangan itu.

"Mama maafkan Adnan yang sama sekali tidak ingin sedikit pun membantah keinginan Mama, tapi please untuk kali ini jangan memaksaku Ma," sanggah Adnan.

"Adnan!! Mama hanya meminta kamu untuk menikah saja,bukan meminta Perusahaanmu," pungkas Mamanya dengan wajahnya yang sendu.

Adnan melihat ke arah Mamanya yang tampak sedih,ada buliran air matanya yang siap mengalir dari pelupuk kelopak matanya yang hanya menunggu waktu untuk jatuh membasahi pipinya.

"Ya Allah… semoga aktingku kali ini bisa menjanikan dan lebih alami lagi sehingga putraku bisa setuju dengan keinginanku," Bu Selma membatin.

"Mama kalau aku sudah siap menikah lagi, aku akan mengatakan pada Mama, tapi untuk saat ini Adnan belum ada rencana Ma," ujarnya dengan menatap ke arah Mamanya.

Perdebatan kecil yang terjadi antara ibu dan putra tunggalnya di pagi buta itu terhenti, ketika pintu terbuat dari kayu jati itu yang bercat putih gading terbuka dengan lebar.

Pintu terbuka dengan lebar dan masuklah Bibi Murni dan Alisha yang masing-masing membawa barang bawaan mereka dari Kampung.

Alisha dengan tas ranselnya yang selalu setia di punggungnya. Alisha tidak sengaja menatap ke arah Adnan sehingga mata mereka bersirobot, mereka pun bertatapan beberapa saat.

Alisha tiba-tiba takut, grogi, salah tingkah dan takut menjadi satu yang dia rasakan hanya menatap ke dalam matanya Adnan.

Alisha tidak mampu untuk menatap terus mata tajamnya yang seperti elang milik Adnan tersebut.

Sedangkan Ibu Margaret tersenyum tulus kepada Alisha, beliau kemudian berjalan ke arah Alisha dan Bibi Murni.

Ibu Margareth memperhatikan Alisha dari ujung kaki hingga ujung rambutnya, "Gadis kampung tapi jika diperhatikan dengan seksama sangat tidak layak disebut gadis kampung," batinnya Ibu Margaretha.

Ibu Margareth berjalan menghampiri mereka. Bibi Murni refleks berbisik di telinga Alisha.

"Al itu Nyonya besar pemilik rumah ini, dia Mama Tuan Muda Adnan yang nantinya akan kamu jaga cucunya pagi siang dan malam,' bidiknya Bi Murni.

Alisha refleks menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Bu Margaretha yang sudah berdiri di depannya.

"Selamat datang Bibi Murni, Kami sudah lama menunggu kedatangan kalian," ucapnya lalu menyambut kedatangan mereka.

Alisha yang terbiasa jika bertemu dengan orang yang lebih tua darinya. Orang tersebut salah satu kenalan anggota keluarganya pasti akan segera dia raih tangannya lalu dia cium punggung tangan orang tersebut dengan takzim.

Ibu Margareth hanya tersenyum melihat sikap yang dilakukan oleh Alisha yang spontan hanya tata cara bertata krama seperti yang sering dia lakukan saat di Kampungnya.

"Nyonya besar kenalkan dia adalah keponakan saya namanya Alisha," ucap Bibi Murni sambil memperkenalkan Alisha dengan Nyonya pemilik rumah.

"Selamat datang Alisha, semoga Kamu betah tinggal di sini, sepertinya bibi Murni sudah menjelaskan semuanya kepadamu tentang apa saja yang nantinya akan kamu kerjakan selama di sini , saya berharap semoga kamu betah bekerja di sini," ucap Ibu Margaret dengan penuh wibawanya dan keramahannya.

"Makasih banyak Nyonya," Alisha menundukkan kepalanya di hadapan Nyonya Margaretha.

"Bibi Murni tolong antar Alisha ke dalam kamarnya, besok kalian langsung bekerja, karena cucu-cucuku sudah tertidur pulas di dalam kamarnya dan biasanya mereka akan bangun jika sudah pagi sekitar jam pagi," jelasnya lagi.

Sedangkan Adnan hanya sibuk memainkan handphonenya dan sama sekali tidak berniat untuk ikut menimpali pembicaraan mereka. Baginya, itu bukan urusannya,dia serahkan sepenuhnya kepada Mamanya saja.

Alisha dan Bibi Murni berjalan ke arah lantai dua tempat keberadaan Kamarnya Alisha selama dia menjadi perawat sekaligus pengasuh dari dua anak kembar itu.

Alisha memandang seluruh sisi rumah itu dan diam-diam mengagumi semua yang ada di dalam rumah yang menurutnya seperti istana yang sering dia lihat di TV.

"Ini rumah apa istana milik Raja dan Ratu? besar banget, guci yang ada di dalam ruang tamunya saja bahkan ukurannya bisa memuat diriku," gumam Alisha yang mengagumi semua benda yang ada di dalam ruangan itu.

Alisha tak bosan-bosannya mengagumi desain arsitektur rumah itu. Hingga Alisha sudah berada di hadapan pintu kamarnya.

"Ini kamarmu dan yang ada di ujung sana adalah Kamarnya cucu Nyonya Besar Nathan dan Nala, masuklah dan segeralah beristirahat karena besok adalah hari yang panjang untuk Kamu," ucap Bibinya lalu menepuk pelan pundak keponakannya itu, kemudian meninggalkan Alisha dan berjalan menuruni tangga.

Alisha membuka pintu kamarnya dan kembali dibuat takjub dengan dekorasi dan semua perabot dalam kamar itu. Jika dibandingkan dengan kamarnya yang ada di kampung sangatlah berbeda dengan yang ada di istana ini, dari ukurannya saja sudah berbeda apa lagi semua furniture yang mengisi kamarnya.

"Alhamdulillah enaknya kasur ini, kalau di rumah kasar dan keras tidak seperti ini, ini mah lembut banget," terangnya yang kegirangan saat mendudukkan bokongnya ke atas ranjang.

Alisha pun melompat-lompat seperti trampolin saja yang dia pakai. Alisha seperti anak kecil yang baru mengenal dan menikmati indahnya bermain dengan permainan baru.

Alisha lompat-lompat hingga kelelahan dan tanpa sengaja menginjak remote pendingin ruangan yang ada di dalam kamarnya. Seketika ruangan itu menjadi dingin.

"Segarnya, apa itu AC yang seperti yang terpasang di dalam kamar yang seperti yang ada di dalam kamar artis Raffi Ahmad," lirihnya sambil memeriksa remote control ac tersebut.

Maklum lah tidak ada satupun orang yang berada di Desanya yang memiliki pendingin ruangan.

Seiring berjalannya waktu mata Alisha semakin berat dan tidak kuasa menahan rasa kantuk yang menderanya. Hingga Alisha merebahkan tubuhnya dan tidak butuh waktu lama matanya pun terpejam padahal sudah tertidur pulas di atas mobil saat dalam perjalanan ke Jakarta.

Tapi, karena baru jam 7 pagi sehingga Alisha memilih untuk tidur kembali. Alisha menuju mimpi indahnya. Dan hari pertama dia datang masih diberi kebebasan untuk beristirahat dan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik.

"Apa Aku paksa Adnan untuk menikah dengan Alisha Baby sitter nya Andra, Nathan dan Nala saja, tapi bagaimana caranya untuk meyakinkan putraku yang membandel itu melebihi anaknya saja??" Tanyanya yang maju mundur cantik di dalam kamar pribadinya.

Ibu Selma Natasa Sungkar mondar mandir di dalam kamarnya yang memutar otaknya untuk berfikir agar putranya segera setuju untuk menikah dengan perempuan pilihannya.

...----------------...

Tinggalkan jejaknya kakak Readers setelah baca yah dan dukung juga Novelku yg lainnya yang alur ceritanya tidak kalah menarik dari cerita Hanya sekedar baby Sitter judulnya ada dibawah ini:

Hikayat Cinta Syailendra

Pelakor Pilihan

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Cinta Kedua CEO

Love Story Ocean Seana

Makasih banyak untuk Readers yang telah meluangkan waktunya untuk mampir..

Mohon Maaf jika banyak sekali terdapat kesalahan atau typo kata dalam penulisan maupun pengetikannya...

I love you all Readers…

Terpopuler

Comments

Ayu Ayu

Ayu Ayu

kok banyak banget namanya YG bener yg mana sich namanya jadi bingung????

2022-12-12

0

Sumarlik Lilik

Sumarlik Lilik

Ainun apa murni Thor nama bibinya,banyak typo nya author nya

2022-11-23

2

Sumarlik Lilik

Sumarlik Lilik

Margaretha apa Selma thor

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!