Bab. 2

"Tidak perlu Kamu risaukan masalah itu semua, pergilah insya Allah Nenek akan baik-baik saja," tutur Neneknya yang membujuk cucunya, lalu menghapus air matanya Alisha yang sudah membanjiri wajahnya.

Mereka saling berpelukan dan saling meluapkan kesedihan karena mereka akan berpisah. Alisha pun akan mengikuti jejak Bibinya untuk bekerja di Ibu Kota besar Jakarta.

"Insya Allah... Nenek dengan aida akan selalu baik-baik saja, kamu harus jaga diri baik-baik di rumahnya orang Nak, Nenek sangat menyayangimu walaupun kamu hanya cucu sambungku," lirihnya Neneknya Alysha seraya menyeka air matanya.

Hari minggu seharusnya menjadi hari keberangkatan mereka, tetapi Bibi Ainun mendapatkan informasi dari rekan kerjanya yang ada di Jakarta, dia harus segera pulang hari ini juga. Sehingga keberangkatan mereka pun dipercepat dari jadwal semula.

"Alisha, apa Kamu sudah siap Nak?" Teriak Bibi Aini dari depan rumahnya yang kebetulan tidak tertutup itu.

Nenek Maryamah segera berjalan ke arah depan pintunya setelah mendengar teriakan dari keponakannya itu.

"Kamu kebiasaan belum berubah masih sama seperti dahulu, kalau masuk di rumah itu, harus beri salam terlebih dahulu sebelum berteriak, kamu seperti Tarzan saja," sarkas Nenek Maryamah.

Nenek Maryamah menggelengkan kepalanya melihat sikap dari keponakannya yang masih betah hidup menjanda itu.

Alisha yang mendengar tetiakan Bibinya yang sedang melipat pakaian lalu memasukkannya ke dalam tas ranselnya yang sering dia pakai ke sekolahnya. Alisha bergegas menuju pintu depan dan tertawa ketika melihat Bibinya dijewer telinganya oleh Neneknya.

"Ampun Bibi! sakit loh nih, apa Bibi ingin melihat keponakan cantiknya Bibi jadi cacat gak punya daun telinga lagi?" Bibi Ainun segera memeriksa kondisi telinganya yang menurutnya sudah memerah.

"Makanya kalau masuk rumah ingat lah selalu untuk mengucapkan salam terlebih dahulu," Nenek Maryamah kemudian mendaratkan bokongnya di atas kursi kayu jati itu yang warna catnya sudah pudar yang awalnya berwarna coklat tua.

"Nenek sudah yah marahnya kasihan sama Bibi loh, entar cantiknya hilang dan tidak cantik cetar membahana lagi," gurau senyum Alisha yang menahan tawanya melihat apa yang mereka lakukan.

Rumah yang sangat sederhana itu menjadi saksi bisu selama ini. Alisha yang dibesarkan dengan penuh limpahan kasih sayang harus ditinggalkan sementara waktu demi mengadu nasib ke Ibu Kota Jakarta.

Barang-barang Alisha sudah diangkat oleh adik sepupunya Aida. Mobil rental yang akan mengantar mereka hingga ke Kota sudah terparkir di pinggir jalan raya yang depan rumahnya.

Alisha langsung memeluk tubuh renta itu, jasa-jasa Nenek Maryamah sangatlah besar dan tanpa kasih sayang Nenek Maryamah mungkin Alisha tidak akan ada hingga sekarang. Alisha memeluk tubuh Neneknya dengan sangat erat.

Air mata Alisha membasahi pipinya tubuhnya bergerak hebat dalam pelukan Neneknya. Sedangkan Nenek Maryamah sekuat tenaga menahan kesedihannya beliau lakukan itu agar Alisha bisa berangkat dengan tenang tanpa ada beban pikiran yang mengganjal sehingga perjalanan cucunya dan keponakannya berjalan lancar.

"Maafkan Alisha yah Nek, alisha selama ini sudah menyusahkan Nenek, kadang Alisha tidak mendengar perkataan dari Nenek, Alisha sangat bahagia dan bersyukur karena berkat Nenek Alisha seperti sekarang ini," tuturnya Alisha semakin merapatkan pelukannya seakan-akan tidak ingin berpisah dengan Neneknya itu.

Suara klakson dari mobil yang dibunyikan oleh supir tersebut membuat Alisha terpaksa melepas pelukannya itu.

"Pergilah nak, insya Allah Nenek baik-baik saja, Kamu jaga diri baik-baik yah, jangan lupakan kewajiban kamu Nak, sesibuk apapun kamu nantinya," Nenek Maryamah menghapus jejak air matanya alisha yang semakin mengucur deras tanpa hentinya.

"Aida jaga Nenek baik-baik yah, kalau kamu ingin bicara dengan kakak kamu datang ke rumahnya Bibi Ainun untuk meminta Ardi untuk menelpon Kakak," pinta Alisha lalu memeluk tubuh adiknya itu.

"Kakak jangan lupakan Aida yah, kalau Kakak sampai di Kota telpon Aida yah," Aida pun semakin kencang tangisannya dan memeluk pinggang kakaknya.

Bibi Ainun pun ikut bersedih, karena seumur hidup Alisha ini untuk pertama kalinya dia meninggalkan Neneknya. Sekalipun Alisha tidak pernah meninggalkan Neneknya begitu pun juga dengan Neneknya jika bepergian ke daerah lain pasti memboyong serta cucu-cucunya.

"Ayok nak, supaya kita sampai di Kota tidak terlalu larut malam," Bibi Ainun menyeka air matanya lalu menarik tangan keponakannya itu.

Dengan berat hati, Alisha terpaksa harus meninggalkan Nenek dan Kampung halamannya yang sudah membesarkan hingga usianya yang hampir 20 tahun itu.

Perpisahan pasti selalu menyisakan luka dan kesedihan, tapi seperti itulah jalan hidup yang harus dijalani oleh mereka.

"Maafkan Alisha, Nenek! Aku harus pergi dari sisinya nenek, aku sudah terlalu lama membebani hidupnya nenek," batinnya Alisha.

Mobil perlahan meninggalkan kampung halamannya Alisha yang bertolak ke Jakarta. Mereka berangkat jam 7 pagi dan kemungkinannya mereka akan sampai jam 4 subuh.

Air mata Alisha masih membasahi pipinya dan pandangannya masih tertuju ke rumahnya di mana Neneknya berdiri dan masih mematung di tempatnya.

Setelah mobil yang ditumpangi oleh Alisha dirasa sudah menjauh, perlahan tapi pasti air matanya Nenek Maryamah pun sudah mengalir membasahi pipinya yang sudah nampak keriput itu di usianya yang sudah masuk kepala enam itu.

"Nenek Sayang dan bangga padamu nak, semoga Kamu bisa bertemu dengan orang tua kandungmu," lirihnya Bu Maryamah yang terus memandangi

Perjalanan yang ditempuh oleh mereka cukup lancar dan aman terkendali hingga akhirnya mobil itu sudah masuk ke dalam daerah pinggiran Jakarta. Tapi, di jalan tiba-tiba ban mobilnya kempes sehingga perjalanan mereka terganggu dan tersedak.

Sedangkan di dalam sebuah ruangan yang cukup besar itu, dengan desain interior ala Eropa itu seorang pria dan Maminya berdebat dan mereka sama-sama sudah saling emosi.

"Mami!! bagaiman lagi caranya Axel katakan pada Mami, kalau Alex tidak akan menikah lagi dengan siapa pun itu," teriaknya dengan nada suara yang cukup tinggi saking emosinya dan hal ini selama hidupnya pertama kalinya dia membentak Ibu yang sudah berjasa melahirkan dan membesarkan selama ini.

"Adnan, apa kamu tidak ingin melihat ke tiga anakmu itu memiliki seorang Mama yang bisa memberikan kasih sayang dan perhatian serta yang siap menjaga mereka kapan saja," jelasnya sambil duduk di kursi ruang keluarga rumah besar itu.

Adnan menatap ke arah Maminya dengan jengah karena itu bukan hal pertamanya Ibu Selma Natasa Sungkar merayu dan membujuk putra tunggalnya untuk segera mengakhiri status dudanya yang disandangnya sejak empat tahun lalu.

Istri Adnan Arkan Sungkar meninggal dunia setelah berhasil melahirkan anak keduanya yang kembar ke dunia ini. Mulai saat itu, perlahan hatinya sudah membeku dan tertutup rapat dan tidak ingin membuka hatinya kembali dengan wanita mana pun.

Ibu Selma sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengenalkan dan menjodohkan putranya dengan gadis mulai dari anak sahabatnya hingga putri dari relasi bisnisnya, tapi tidak berhasil sekali pun.

Bahkan Mami Selma sudah merencanakan kencan dengan beberapa perempuan untuk Adnan, tapi selalu berakhir dengan tangis sedih dan ada juga yang marah-marah setelah mereka berkencan dengan Adnan.

Kadang Ibu Selma sudah pasrah untuk mencarikan jodoh yang terbaik untuk anaknya, tapi jika melihat ke dua cucunya, hatinya kembali terenyuh dan sedih.

"Apa Mami sudah bosan dan capek merawat anak-anakku? Kalau seperti itu Adnan akan cari Baby sitter untuk mereka," kilahnya lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.

"Adnan bukan seperti itu sayang maksudnya Mami!" Ujarnya Bu Selma.

Maminya lalu berjalan ke arah Adnan lalu memegang tangan putranya itu. Adnan menatap wajah Maminya dan sangat menyesal telah bersikap kasar kepada maminya itu

"Maafkan Adnan Mami, bukannya Aku ingin menyakiti hati Mami, tapi Aku tidak bisa mencintai wanita lain Mami, hanya ada satu nama yang masih setia mengisi relung hatiku, hanya Istriku seorang, walaupun Aurel sudah meninggal, tapi aku tidak mampu untuk menggantikan posisinya di dalam hati ini," jelasnya Adnan lalu berlutut di hadapan Maminya.

"Tapi, kamu juga harus memikirkan nasib buah hati kamu, apa kamu tidak tahu jika setiap ada Baby sitter nya paling Lama mereka bertahan satu minggu saja lalu mereka pasti akan kabur," terang ibu Selma yang menjelaskan secara rinci

Apa yang dikatakan oleh Ibu Selma benar sekali, sifat dan tingkah laku ke dua anaknya sangat lah aktif sehingga banyak mencap mereka sangat nakal. Mereka terdiam sesaat dan merenung dan memikirkan solusi yang terbaik untuk permasalahan mereka.

Adnan adalah anak tunggal dari seorang pengusaha sukses yang cukup terkenal di Ibu Kota, Perusahaan mereka bergerak di bidang retail dan beberapa apartemen juga. Adnan anak dari pasangan Bapak Haris Kurniawan Sungkar dengan Ibu Selma Natasa Sungkar.

Adnan Arkan Sungkar, duda keren yang baru berusia 27 tahun sudah menduda dikarenakan istrinya meninggal dunia setelah melahirkan anak kembarnya.

"Sayang, hari ini Ainun kan balik dari kampungnya setelah mudik beberapa hari, dan Mami memintanya untuk mencari salah satu keluarganya yang siap jadi pengasuh anakmu, Mami berharap dia bisa diandalkan dan tidak seperti baby sitter dan perawat lainnya yang kabur baru beberapa hari di sini," jelasnya Bu Selma.

Selma kembali teringat jika ia yang mengingat saat beliau meminta tolong pada Ainun untuk mencari anggota keluarganya yang sanggup bekerja menjaga cucunya.

"Semoga saja dia berbeda dengan yang terdahulu," Bu Selma membatin.

Pintu terbuka dengan lebar dan masuklah Ainun dan Alisha dengan tas ransel dipunggungnya. Alisha saat tidak sengaja melihat ke arah Adnan tatapan mata mereka bersirobot, mereka bertatapan beberapa saat. Alisha grogi dan takut menatap terus mata tajamnya yang seperti elang milik Adnan. Ibu Selma tersenyum tulus kepada Alisha.

...----------------...

Tinggalkan jejaknya kakak Readers setelah baca yah dan dukung juga Novelku yg lainnya yang alur ceritanya tidak kalah menarik dari cerita Hanya sekedar baby Sitter judulnya ada dibawah ini:

Hikayat Cinta Syailendra

Pelakor Pilihan

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Cinta Kedua CEO

Love Story Ocean Seana

Makasih banyak untuk Readers yang telah meluangkan waktunya untuk mampir..

Mohon Maaf jika banyak sekali terdapat kesalahan atau typo kata dalam penulisan maupun pengetikannya...

I love you all Readers…

Terpopuler

Comments

Oira Akiem

Oira Akiem

semoga mereka jodoh

2023-01-31

0

Janitra

Janitra

masih meraba

2023-01-27

0

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

lanjut dl

2022-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!