Aeera memberhentikan langkahnya, ia sudah capek dan ngos ngosan. Dipandanginya Bavendra yang ikut berhenti, setelahnya Bavendra mendekati Aeera.
"Kenapa lo? "Tanya Bavendra.
"Capee"rengek Aeera.
"Yaudah ambil ice creamnya dulu, nanti kita duduk disitu tuh, biar bisa langsung lihat matahari terbenam"
Aeera mengangguk, lalu mulai mengekori Bavendra. Saat sudah sampai, Aeera melihat Athifah yang sedang asyik bermain ponselnya sambil senyam senyum tak jelas.
"Lo kenapa? "Tanya Aeera saat Aeera sudah duduk dihadapan Athifah.
"Gue mau meet temen yang deket sini kak, gue nanti pulangnya sama supir, nanti gue minta jemput"jawab Athifah seraya menyimpan benda pipihnya kedalam tas selempangnya.
"Oke, kalo ada apa apa telpon ya"
"He'em, selamat menikmati senja kak bye!"
Athifah pun meninggalkan Aeera dan Bavendra. Setelah itu Aeera menoleh kearah Bavendra,
"Gimana? Mau kesana kan? "Tanya Aeera.
"Iya, ayo cepet"jawab Bavendra lalu mengambil ice cream Aeera. "Gue yang bawaiin"
Aeera dan Bavendra kini sedang duduk menghadap kearah pantai yang memperlihatkan cahaya bulat berwarna oren. Mereka lantas menuju pohon yang sudah tumbang lalu duduk disana.
"Hmm.. sini ice creamnya "pinta Aeera.
"Iya iya, nih"jawab Bavendra lalu memberikan ice cream coklat itu pada Aeera.
Aeera mulai memakan ice cream coklatnya. Kepalanya ia sandarkan pada bahu kokoh milik Bavendra.
"Kok kita jadi akrab dan bucin gini ya"tanya Aeera tapi mulutnya tak berhenti memakan ice cream.
"Lo gemesin, asal lo tau gue itu gak kuat sama yang gemoy gemoy dan imut imut" jawab Bavendra jujur lalu menempatkan kepalanya diatas kepala Aeera yang masih betah menyandar dibahunya.
"Hihi, gue imut? "
"Hm"
"Coba bilang Aeera imut, gitu"
"Gak"
"Bavendra.. "rengek Aeera seraya menggoyang goyangkan lengan kekar Bavendra.
"Aeera imut"gumam Bavendra pelan, tetapi masih dapat didengar oleh Aeera.
"Hahahaha.. gemes banget sih hahaha"
"Udah ketawanya? "
"Hahaha.. aduh perutku sakit tolong.. gakuat"
"Ck lo jangan ketawa mulu makannya" omel Bavendra.
Aeera menaruh ice creamnya, "Ini sakit beneran.. "jawab Aeera seraya memegangi perutnya, lalu merintih kesakitan.
Dilihat dari wajahnya yang terlihat kesakitan, menandakan bahwa Aeera memang benar benar sakit perut. Bavendra menegang, lalu panik seketika.
"L-lo kenapa Ra? Aeera? Perut lo kenapa?! " Bavendra panik setengah mati.
"Gatau, ini bener bener sakit. Aukhh... "
"Ayo kerumah sakit! "Ajak Bavendra lalu berdiri.
"Gendong.. "rengek Aeera.
"Ayo naik" ucap Bavendra saat ia sudah berjongkok memunggungi Aeera.
Aeera langsung mengikat tangannya dileher Bavendra, lalu kepalanya ia sandarkan dipunggung tegak milik Bavendra. Bavendra menggendong Aeera, selama perjalanan kearah parkiran, Bavendra sesekali tak fokus saat merasakan sesuatu yang empuk dipunggungnya. Beberapa kali Bavendra berdehem saat merasakan keempukan itu yang semakin terasa.
Bavendra sudah sampai disamping kiri mobilnya. Ia lantas membuka pintu mobil, menempatkan tubuh Aeera disana dan menutup pintu mobil. Ia lalu berjalan kearah pintu mobil bagian kanan, lalu masuk kedalam mobil dan menutupnya lagi.
Dilihatnya Aeera yang sedang mencekram kuat gaun bagian perutnya, dan mengeluarkan suara suara yang memilukan. Bavendra mendekat, lalu ia memasangkan sabuk pengaman pada Aeera. Bavendra mencium sekilas puncak kepala Aeera, lalu segera memakai sabuk pengamannya.
"Bertahan Ra, kita bakal kerumah sakit sekarang"ujar Bavendra sambil mengelus elus pundak Aeera.
Aeera mengangguk pelan, lalu Bavendra lansung menancap pedal gas, mobil hitamnya membelah jalan raya yang agak sepi, mungkin karna akan menjelang malam, karna matahari pun sudah tenggelam sekarang.
Setelah lima belas menit mencari rumah sakit terdekat, akhirnya Bavendra menemukan rumah sakit terdekat dari pantai. Ia lantas memasuki lingkungan rumah sakit, lalu memarkirkan mobil dan segera turun dari mobil hitamnya. Dengan setengah berlari Bavendra menuju pintu kiri mobilnya, lantas ia membuka pintu dan menggendong Aeera didepan.
Bavendra berlari kecil memasuki gedung rumah sakit, lalu ia berteriak teriak pada suster yang lewat.
"Sus tolongin pacar saya, perutnya sakit katanya"
Aeera yang mendengar itu seketika pipinya bersemu merah, Bavendra menganggapnya pacarr??
Suster mengangguk patuh, "baik pak, silahkan ikuti saya untuk segera memasuki ruang pemeriksaan"
"Baik sus"
Suster tersebut berlari kecil menuju ruang pemeriksaan, disusul Bavendra yang mengekori dari belakang.
"Tolong direbahkan tubuh pacarnya disini ya pak"
"Baik sus"
Bavendra merebahkan tubuh Aeera dengan hati hati. Dipegangnya tangan dingin Aeera lalu mengelusnya pelan. Dokter pun datang.
"Bertahan Ra, semangat" Bavendra menyemangati, sedangkan Aeera hanya mengangguk pasrah.
Bavendra lantas diperintahkan suster untuk keluar dari ruang pemeriksaan. Awalnya Bavendra tidak ingin meninggalkan Aeera, namun karna itu untuk kebaikan bersama, dengan berat hati Bavendra harus meninggalkan Aeera. Bavendra duduk di kursi penunggu didepan ruang pemeriksaan.
Beberapa menit berlalu, lalu keluarlah dokter yang langsung disambut banyak pertanyaan dari Bavendra.
"Dok, calon tunangan saya gimana? Apa yang terjadi dengan perutnya dok? Kenapa perutnya bisa sakit seperti itu?! "
"Tolong bapak ikut saya ke ruangan saya dulu pak, saya akan menjelaskannya disana"
"Baik dok"
Bavendra segera membuntuti langkah dokter yang akan mengantarkannya pada ruangan dokter itu sendiri. Setelah sampai, dokter itu dan Bavendra masuk. Dokter wanita yang umurnya sekitar tiga puluh sembilan tahun itu duduk dimejanya, lalu mempersilahkan agar Bavendra duduk dihadapannya.
Bavendra duduk, lalu segera bertanya tentang keadaan Aeera pada dokter. "Jadi bagaimana keadaan Aeera dok? "
"Begini, calon tunangan anda mengalami sakit perut karna keracunan makanan"
"A-apaa?! "
"Ia sepertinya telah memakan sesuatu, apa itu benar? "
"Aeera terakhir kali memakan ice cream coklat, dok"
"Kalau begitu, calon tunangan anda harus dirawat inap beberapa hari disini, supaya racun bisa dinetralkan dengan baik dan tidak menimbulkan resiko yang buruk pada organ organ lain nantinya"
"Baik dok, apapun itu, berikan pengobatan terbaik untuknya saat ini. Pindahkan Aeera ke ruang VVIP, berapapun biayanya akan saya tanggung"
"Untuk jenis ruangan bisa dikoordinasi dengan staf administrasi ya, pak"
"Baik dok. Kalau tidak ada hal yang lain, saya permisi"
Bavendra meninggalkan ruangan, lalu menuju tempat administrasi diruang bagian depan rumah sakit. Saat tiba disana, ia langsung mengatur ruangan Aeera, agar bisa lebih tenang dan leluasa tentunya.
"Jadi pak, ruang VVIP nomor 2 telah bapak pesan dan akan siap beberapa menit lagi. Ibu Aeera akan dipindahkan dengan bantuan suster lain. Saya ucapkan terimakasih banyak telah berkunjung di rumah sakit kami, pak"
"Baik"
***
Berbeda dengan keadaan Bavendra dan Aeera yang cemas, seorang wanita tengah meminum wine nya disalah satu club malam yang terdekat dari pantai. Ia menyeringai, lalu tertawa keras dengan suara mengerikan.
"Hahaha rasain lo! Makannya jangan jadi perebut kebahagiaan orang!"ucap wanita itu lalu tersenyum kemenangan.
"Lo udah rebut kebahagiaan gue, mulai dari papa, mama, nenek kakek, Bavendra, dan perusahaan pun lo ambil alih"lanjutnya lagi seraya menenggak segelas wine yang hanya tinggal separuh dari gelas kecil.
"Pinter lo fah hahaha!! Pasti dia sekarang lagi rasain kesakitan di perutnya, secara lo kasih banyak banget itu racun. Mampus"puji seorang wanita lain lalu ikut menenggak sisa wine digelasnya hingga habis.
"Maka dari itu kita rayain dong. Dah lama juga kita gak minum minum haha"
Ya, itu Athifah. Orang yang telah memberikan racun ke ice cream Aeera, yang menyebabkan gadis cantik itu harus dirawat intensif dirumah sakit.
Dan yang tadi menemaninya adalah Natasya Madelia, dia adalah mantan pacar dari Bavendra. Hubungannya dengan Bavendra harus putus karna tahu kalau Natasya hanya merongrong hartanya, dan juga mengingat dirinya akan segera menikahi Aeera.
Itulah yang membuat Natasya marah, ia lantas mengajak kerja sama pada Athifah yang juga menaruh hati pada Bavendra. Ternyata, Athifah sudah mengenal lama Bavendra dari sahabatnya Natasya yang notabene waktu itu menjadi pacar Bavendra. Tetapi saat itu Bavendra belum mengenalnya.
Beginilah Athifah yang sebenarnya. Pendendam, pemarah, egois, tidak ada Athifah yang Aeera kenal, tidak ada Athifah yang cerewet, manja, suka malu maluin dan suka ngrepotin. Hanya ada Athifah yang candu meminum minuman keras.
Biasanya kalau habis minum minum gini, Athifah akan pergi menginap di rumah sahabatnya yang selalu mendukungnya ini, agar orang rumah tidak mengetahui kelakuannya. Athifah akan memberi alasan kangen pada sahabatnya dan akan menginap dirumahnya. Dan, siapa lagi sahabat Aeera kalau bukan Natasya Madelia, gadis dua puluh dua tahun, yang sedang menjalin kerja sama untuk menyingkirkan Aeera.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Xia LingLing
athifah jahat banget sih....😑😑
2022-11-15
1