Bab 2: Mulai Dekat

Esoknya..

     Jam menunjukkan pukul setengah empat sore. Aeera masih tertidur di ranjang empuknya. Hari ini ia tak berangkat kerja, karna Aeera sepertinya sedang ingin bermalas malasan dikamarnya. Aeera bekerja menjadi CEO di perusahaan papanya yang ke-2, karna perusahaan utama, papanya yang mengurusinya.

     Sedangkan Athifah, ia masih bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan papanya yang ke-3. Kerjanya yang lelet membuat dirinya belum bisa menandingi sang kakak.

     Jadi begini, saat dulu Aeera dan Athifah lulus dari kuliahnya, mereka berdua dipekerjakan di masing masing perusahaan papanya. Mereka akan menjadi karyawan biasa, dan setelah itu jabatan mereka akan meningkat, sesuai kerja keras mereka tentunya. Dan sekarang, Aeera sudah menduduki bangku CEO, sedangkan Athifah? Ia masih menjadi karyawan biasa.

     Dan, semua yang Danu lakukan pastilah memiliki tujuan dan manfaat. Apaantuh? Nanti author coba tanya sama pak Danu nya. Balik lagi ke cerita,

Tok tok tok..

     Ketukan pintu membuat gadis berumur dua puluh dua tahun itu menggeliat, tapi masih belum membuka matanya.

"Aeera? Ada Bavendra tuh didepan"ucap Zelda lalu mengetuk pintu lagi.

Tok tok..

"KAK AEERAAAAA ADA AYANG LO DIDEPANNNN"teriak Athifah kencang didepan pintu, membuat Aeera langsung beranjak duduk. Aeera duduk seraya memegangi dadanya, merasa takut jikalau jantungnya copot nanti.

"Ck apaan? "Tanya Aeera masih didalam kamar.

"Ada calon kakak ipar"

"Ngapain dia? "Gumam Aeera lalu segera beranjak dari ranjangnya. Ia melirik jam waker dimeja kecil dekat tempat tidurnya yang menunjukkan pukul setengah empat sore. Aeera mencebik, "dah sore ternyata"

     Aeera berlalu menuju kamar mandi didalam kamarnya. Ia membasuh wajahnya lalu mengelapnya dengan handuk kecil. Aeera memperhatikan wajahnya didalam cermin.

"Yaampun, gak nyangka ya ra? Lu mau kawin aja. Mana gak sama orang yang lu suka. Tapi emang gue gak suka siapa siapa sih haha" ujar Aeera kepada dirinya sendiri sambil menatap cermin.

"Tenang, lo cuma disuruh emak lo ra! Lo gak usah berharap apa apa. Cukup jalani alakadarnya aja"

     Aeera memutuskan untuk menemui Bavendra sekarang. Ia keluar kamar, menuruni tangga dan berjalan menuju ruang tamu. Saat sampai, dilihat ada Bavendra yang sedang asyik mengobrol dengan Zelda. Dan Athifah, kenapa bocah itu? Pikir Aeera bingung, sebab Athifah melihat ke arah Bavendra tanpa berkedip dan melihatnya sambil senyam senyum tak jelas. Athifah duduk disebelah Zelda. Dan Bavendra duduk dihadapan mereka berdua.

"Eh itu Aeera datang"celetuk Zelda tiba tiba.

     Athifah mendengus tidak suka. Entah kenapa, rasanya benih benih benci kepada kakaknya mulai tumbuh sekarang.

"Halo semuanya"sapa Aeera.

"Ya. Gue pengin ajak lo buat jalan jalan sore, bisa? "Tanya Bavendra langsung.

"Eh. Uhm.. "Aeera menatap Zelda, lalu Zelda mengangguk.

"Gapapa, biar lebih dekat juga kamu sama nak Bavendra"ucap Zelda.

"Hm, tunggu bentar"

     Aeera pun melenggang pergi ke kamarnya, ia akan bersiap siap sebelum pergi jalan jalan dengan calon suaminya.

"Gue pake apa? Ish pake baju lah bego" Tanya Aeera lalu menjawabnya sendiri. Agak aneh ternyata si Aeera.

     Aeera segera pergi kekamar mandi dan mandi disana. Setengah jam berlalu, kini Aeera sudah siap dengan gaun hitam selututnya. Memang, Aeera lebih menyukai warna warna gelap. Berbanding terbalik dengan Athifah yang menyukai warna warna soft dan cerah.

     Rambut Aeera ia gerai, lalu ada sebuah bando hitam diatas rambutnya. Aeera bercermin, lalu memantapkan hatinya. Setelahnya Aeera pergi, menemui Bavendra.

     Saat Aeera dan Bavendra sudah siap akan pergi, tiba tiba Athifah datang sambil berteriak.

"WOII GUE MAU IKUT"teriak Athifah yang sedang berlari kencang menuju Bavendra dan Aeera yang berada disamping kiri mobil.

     Aeera memutar bola matanya malas, "Ngapain lo? "Tanya Aeera saat Athifah sudah sampai didepan Aeera sambil terengah engah memegangi kedua lututnya.

"Mau ikut cok, bosen nih dirumah" jawab Athifah seraya berdiri tegap. Athifah menggunakan gaun putih tulang sebatas mata kaki.

"Gaboleh"

"Pokoknya gue mau ikut! "

     Aeera menghadap ke Bavendra, lalu bertanya "gimana?"Tanya Aeera seraya menunjuk Athifah menggunakan jari telunjuknya.

"Terserah"jawab Bavendra tak mau pusing. Ikut gaikut ya terserah. Begitulah pikir Bavendra.

     Aeera terlihat tengah berfikir baik dan buruk kalau Athifah ikut. Setelah berfikir cukup lama, Aeera pun memutuskan,

"Oke, lo boleh ikut tapi gaboleh aneh aneh" ucap Aeera akhirnya.

"Yeyy.. maacii kakak tersayang, lope sekebon"girang Athifah sambil berjingkrak jingkrak tak jelas.

"Diem lo, kek orgil"ledek Aeera yang langsung dihadiahi delikan oleh Athifah.

"Masuk"perintah Bavendra sambil berjalan dan memasuki mobil bagian kemudi.

     Aeera pun memasuki mobil dibagian depan. Athifah menyeringai, ia lantas menyusul memasuki mobil bagian belakang.

     Mobil pun mulai melaju, membelah jalan raya yang selalu padat dan ramai. Hanya ada keheningan yang terjadi didalam mobil. Sepertinya tidak ada yang mau memulai percakapan. Aeera sibuk memandangi jalanan diluar sana melalui kaca jendela, Bavendra fokus menyetir, sedangkan Athifah asyik memainkan ponselnya.

     Aeera membalikkan badan, menatap Bavendra yang masih fokus mengendarai mobil hitam dengan kecepatan sedang itu. Aeera membuka bibirnya, ingin berucap sesuatu namun diurungkannya.

"Mau ngomong apa? "Tanya Bavendra.

"Eh. Uhm.. itu gue panggil lo apaan? "Tanya Aeera. Sebenarnya Aeera merasa malu, tapi mau bagaimana lagi, ia harus menanyakan itu, untuk memanggil Bavendra, mungkin?

"Bavendra atau Ndra"

"Ok"

     Aeera kembali menatap kearah jendela, memandang banyaknya pedagang kaki lima maupun toko toko yang bersejejer memenuhi kanan dan kiri jalan raya.

     Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Mobil hitam itu telah sampai dan berhenti di sebuah pantai indah dengan ombak yang menggulung, menyapu pasir putih yang berada diantara pantai dan jalan raya itu.

     Bavendra, Aeera, beserta Athifah keluar dari dalam mobil. Terik matahari yang ke-orenan menyambut ketiga muda mudi yang akan menyaksikan sang cahaya pulang kearah barat. Matahari sudah akan pergi, menyisakan cahaya ke-orenan yang akan hilang digantikan cahaya rembulan yang sebentar lagi akan menerangi gelapnya malam.

"Wih! Indah banget cuy pantainya! Keren keren keren!! "Teriak Athifah antusias sambil celingukan dan nyengir bagai orgil. Mungkin orang yang lewat dan melihat akan mengira bahwa Athifah gila atau lagi kesambet?hehe.

"Diem lo! malu maluin anjir"Aeera berdiri mengahadap kearah Athifah seraya berkacak pinggang, lalu memasang wajah sok galak yang malah terlihat imut dan menggemaskan.

     Tak terasa Bavendra menyunggingkan senyum tipisnya, padahal selama ini Bavendra sudah lama sekali tidak tersenyum. Entah kenapa, Bavendra merasa Aeera akan membawa pengaruh baik dikehidupannya nanti. Dimasa depan. Bavendra akan berusaha memulai hubungan baik dengan Aeera, sebagai teman. Teman hidup haha.

     Aeera berjalan beriringan bersama Bavendra dan Athifah. Aeera sebelah kanan, Bavendra ditengah, sementara Athifah disebelah kiri. Memang sungguh lucu sekali, mungkin orang akan mengira Bavendra memiliki dua orang kekasih yang setia mendampingi di sebelah kanan dan kirinya.

     Aeera menyapu pantai dengan netra hitamnya, memandang luasnya pantai yang dominan berwarna biru itu. Tak sengaja mata hitam itu menangkap bayangan seorang penjual ice cream sedang mangkal dibawah pohon kelapa yang sangat tinggi, dibagian atas pohon kelapa terlihat kelapa kelapa berwarna hijau yang berukuran cukup besar.

     Aeera menghentikan langkahnya, lalu terus menatap pedagang ice cream itu. Bavendra yang merasa disisi kanannya tidak ada Aeera segera membalikkan badan, matanya melihat pemandangan gemas, lagi.

     Terlihat Aeera sedang berdiri mematung menghadap penjual ice cream yang sedang mangkal dibawah pohon kelapa sana. Mata hitam pekatnya tak berkedip.

     Aeera menautkan jari jemarinya, terlihat sangat menginginkan ice cream itu, namun Aeera mungkin tidak enak pada Bavendra, takut merepotkan dan kelamaan. Begitulah pikir Aeera.

     Athifah menatap Bavendra yang ikut ikutan berhenti, lalu ia melihat kakaknya yang sedang berdiri mematung. Athifah manggut manggut, lalu tiba tiba berujar,

"Kak Aeera emang sukaaa banget sama ice cream. Apalagi rasa coklat. Beuhh bisa bisa makan gak lihat apa apa lagi, fokus ke ice cream pokoknya mah. Kalau pas kak Aeera lagi sedih atau lagi bad mood, dia sukak beli ice cream buat penghilang stresnya"jelas Athifah pada Bavendra.

"Oh gitu, makasih"ujar Bavendra yang diangguki oleh Athifah.

     Aeera masih memperhatikan pedagang ice cream itu, ia tak sadar saat seseorang menghampiri pedagang ice cream itu dan membeli ice cream rasa kesukaannya.

     Aeera rasa kalau ia tak punya malu, air liurnya sudah menetes kemana mana. Saat asyik memperhatikan, Aeera melihat pedagang ice cream mengambil ice cream rasa coklat, rasa kesukaannya. Pedagang itu memberikan ice cream nya pada seseorang yang dikenalnya, orang itu adalah Bavendra.

     Kening Aeera mengkerut, saat Bavendra membawa ice cream coklat menuju dirinya. Aeera semakin bingung saat Bavendra sudah sampai dihadapannya, dan Bavendra malah memberikan ice cream coklat itu pada Aeera.

"Buat lo"ucap Bavendra.

"Buat gue? "Tanya Aeera.

"Hm"

     Aeera tersenyum lebar, matanya berbinar binar melihat ice cream jumbo rasa coklat kini berada ditangannya.

"Gue mau duduk, lo kalo mau ikut ayo"ajak Aeera tapi langsung meninggalkan Bavendra yang mulai mengikuti dimana Aeera akan duduk untuk menikmati ice cream coklatnya.

"Lo, ayo"perintah Bavendra pada Athifah agar Athifah mengikutinya.

"Oke"jawab Athifah patuh.

     Aeera sampai pada salah satu meja berisi tiga kursi yang tertata rapi. Ia mulai duduk disana dan mulai menyantap ice cream coklatnya. Raut wajahnya begitu senang, seakan akan sedang mendapat uang triliunan. Hehe.

"Pelan pelan"nasihat Bavendra yang mulai gemas melihat Aeera yang memakan ice creamnya sampai belepotan. Aeera mengangguk tanpa menoleh kearah Bavendra, membuat Bavendra menggelang gelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Lucu banget sih"ucap Bavendra jujur dan dengan gemas ia mengacak acak rambut Aeera, membuat Aeera menoleh kearah Bavendra. Dilihatnya Bavendra yang sedang tersenyum tipis, membuat Bavendra menjadi lebih ganteng dari biasanya.

"Apa? "Tanya Aeera dengan wajah belepotan dan mata yang mengerjap, membuat Bavendra sudah berada di batas rasa kegemasannya.

"Jangan belepotan gini, gue gemes nanti gue gigit ni"ujar Bavendra seraya mengambil tissue dan mengelapkannya pada bibir mungil Aeera. Bavendra mencolek ice cream Aeera dan mencolekkannya pada hidung mungilnya.

"Dih apaan sih"Aeera cemberut lalu gantian mencolekkan ice cream pada pipi kiri Bavendra.

"Dih kok dilepetin ice cream "ujar Bavendra pura pura marah.

"Eh.. maaf, kan biar impas gitu loh pikiranku. Maaf ya, maafin dong Ndra? Gue beneran khilaf"mohon Aeera pada Bavendra yang memasang wajah cemberut.

"Yaudah tapi... "

"Tapi? "

     Dengan kilat Bavendra mencoletkan ice cream di pipi kanan Aeera lalu berucap, "Dicolet dulu lonya! Hahahaha"

"Ihh Bavendra! "Teriak Aeera lalu mencubit lengan Bavendra. Bavendra meringis, lalu berlari kabur dan disusul oleh Aeera yang mengejarnya.

     Terjadilah momen kejar mengejar ditepi pantai. Aeera terus mengejar Bavendra yang sesekali membalikkan badan dan menjulurkan lidah.

     Sementara dimeja dimana tempat Aeera memakan ice cream coklatnya, Athifah terlihat mengambil sesuatu didalam tas selempangnya. Setelah itu Athifah menyeringai, lalu mulai meneteskan banyak cairan yang barusan diambilnya, ke ice cream Aeera.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Xia LingLing

Xia LingLing

sampai sini dulu ya thor,,,semangat up 'nya,,,,

2022-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!