KOV PART 5

Keesokan harinya shanum membantu udin untuk membersihkan luka dan di tubuhnya dengan cairan antiseptik,dengan hati hati shanum merawat udin

"Kamu sudah sedikit membaik, aku akan kerumah kepala dusun"

"Untuk apa??" Tanya udin dengan rasa terkejut

"Ya mau laporan ada orang asing masuk desa ,aku takut kamu orang hilang dan orang tuamu sedang bingung mencari keberadaan mu!" Ucap shanum

"Tolong,num jangan, nanti saja, "

"Heum, dari awal.kamu bilang nanti dan nanti yasudah aku ga bisa maksa"

"Makasih ya num,. Tapi apa kamu tidak takut sama aku?"

"Hahaah udin udin, aku ga pernah punya rasa curiga sama orang, aku hanya ingin berbuat baik" ucap shanum sembari tertawa

"Makasih ya, oia apa tidak ada benda yang tertinggal di tubuhku ketika aku pingsan di sungai??"

"Heum" ucap shanum sembari mengingat

"Ohh iyaa ada..ada kok, sebentar yaa!" Shanum bergegas masuk ke dalam kamarnya dan tak lama kemudian ia datang membawa sebuah kotak

"Nih" shanum memberikan kotak itu

"Apa ini?"

"Aku simpan karena itu sepertinya benda berharga yang ada di tubuh mu,din, tapi sepertinya sudah tak berfungsi sudah mati total" ucap shanum

Ia membuka kotak itu dan ternyata jam digital miliknya yang bermotif loreng khas militer.

"Makasih yaa"

"Ohhiya malam ini ada pasar malam,aku mau ajak kamu ke sana?"

"Mau ngapain?"

"Mau beliin baju,. Celana dan..." Shanum tak melanjutkan ucapannya

Udin yang faham segera menutup bagian bawahnya dengan kotak jam tangan

"Aku takut kamu ga nyaman karena ga pake kan" ucap shanum dengan hati hati sembari menahan tawa

Wajah udin memerah ia merasa malu, karena sejak sadar dari ia tak mengenakan pakaian dalam hanya kaos dan sarung

"Aku harus ikut??"

"Yaa iyalah"

"Num, pake sarung loh??"

"Hahaah yaa tidak apa-apa biar mirip santri di desa cahaya"

Di timur dari desa valas terdapat desa cahaya yang berisikan orang orang yang ahli dalam agama dan terdapat para santri.

Malam itu shanum dan udin berjalan melewati perkebunan

"Num kamu ga takut jarak rumah mu ke rumah yang lainnya cukup jauh loh"

"Haha ga kok udah biasa"

Udin hanya tersenyum melihat shanum, udin yang masih terluka di bahu dan dada ia memakai alat untuk menopang lengannya

Sesampainya di pasar malam shanum membelikan baju dan celana untuk udin dan kebutuhan lainnya dengan harga yang murah meriah.

"Shanum?" Seseorang memanggil shanum

"Dika.."

Dika menghampiri shanum dan berdiri di belakang shanum

"Num. Dia pria yang kemarin kamu tolong?"

"Iyaa"

"Num mending lapor deh,. Mukanya serem badannya kek bukan dari desa ini deh tuh kekar tinggi begitu"

"Haahha dika apaan sih, mending kamu kenalan dia baik kok"ucap shanum udin hanya diam melihat dika

"Din. Nih kenalin, teman aku namanya dika, dia yang kemarin obatin luka kamu" ucap shanum

"Oh hai, maksih ya nanti kalo aku udah sembuh aku Bayar semua biayanya" ucap udin

"Ohh, haha ga usah repot-repot gak apa-apa kok" dika tersenyum ketir

Udin tak tersenyum ia berjalan lebih dulu.

"Dik aku pulang yaa"

"Numm.aduh..num tunggu"

"Aapaa sihh"

"Aku takut kamu kenapa kenapa sama dia"

"Tenang ajah, aman kok. Aku pulang yaa"

Shanum pun pergi meninggalkan pasar malam sesampainya di rumah udin segar berganti pakaian ia memakain kaos putih dam bercelana pendek hitam rambutnya yang tertata rapih terlihat ia sangat tampan ,

"Ganteng amat kalo udah rapih ya" ucap shanum perlahan

"Apa??"ucap udin

"Oh eh.enggak. pas kan bajunya?" Shanum gugup ia tak menyangka udin akan mendengar ucapannya

"Cukup koo, nanti aku ganti yaa uang nya"

"Ihh apaan sih udah pake ajah, oia aku mau tidur dulu yaa" pamit shanum ia pamit karena sudah mulai larut

Udin hanya tersenyum melihat shanum yang terlihat malu malu,lalu ia pun masuk ke dalam kamarnya mencoba membuka dan melihat keadaan jam tangannya,ia terus memeriksa nya tak terasa sudah pukul 12.00 Udin merebahkan tubuhnya dan mulai terlelap.

Sudah hampir 4 malam udin berada di kediaman shanum.tiba tiba malam itu kediaman shanum di datangi oleh seorang pria dengan berpakaian rapih dengan usia yang sudah cukup tua

"Ada perlu apa lagi anda ke rumah ini..!" Ucap shanum dengan suara lantang

"Shanum..shanum,. Kamu itu, masih saja keras kepala yaa!" Ucap pria itu lagi

"Aku hanya ingin menyampaikan bahwa keadaan shanaz baik baik saja dan dia hidup berkecukupan, tapi yaa tentu saja semua itu tak akan di capai dengan sangat mudah" ucap nya sembari memainkan cerutunya

"Maksd anda apa.."

"Haaha ,aku ingin mengambil surat tanah orang tuamu yang telah shanaz gadai,"

"Apa..!! Gila gak mungkin aku berikan surat tanah itu"

"Hei anak kecil, adik mu itu meminjam uang padaku untuk mencapai kehidupannya yang hedon saat ini, ia menjanjikan tanah 150 meter yang berada di samping kanan kediamanmu untuk menjadi milikku" ucap pria tua itu

Shanum tak percaya shanaz akan tega meminjam uang pada lintah darat dan menjadikan tanah sebagai jaminan.

"Anda juga bodoh mengapa mau memberikan uang pada shanaz tanpa surat!!" Ucap shanum dengan lantangnya

"Hei .. anak kecil yang sok jagoan, baca ini" ucapnya ia melempar secarik kertas yang di ketik Dengan rapih terdapat tanda tangan di atas materai atas nama shanaz aulia almeera.

"Cih, temui aku dengan shanaz dulu".

"Wah wah... Mau bernegosiasi rupanya!, Baiklah aku akan memberikan alamat shanaz padamu, tapi kamu jangan terkejut shanaz saat ini berbeda dengan dulu hahahah" ucapnya sembari tertawa meninggalkan kediaman shanum

Shanum hanya diam menahan sesak ia mengingat akan ucapan shanaz malam itu ketika keduanya berselisih paham

"Aku bosan kak hidup miskin, aku ingin merubah kehidupan ini" ucapnya dengan tegas

"Naz,ada saat nya nanti kita bisa dapatkan apa yang kita mau tapi ga Sekarang!"

"Kapan ka..kapan... Toh kakak juga ga pernah mau kan jual harta peninggalan orang tua kita" ucap Shanaz

Malam itu shanum dan shanaz bertengkar pagi harinya shanum mendapatkan kamar Shanaz yang sudah kosong dan baju shanaz yang sudah tak ada di tempatnya. Ia mencari ke seluruh ruangan bahkan ke tetangga

"Ka shanum" seseorang memanggil shanum dengan sopan shanum menghentikan langkahnya

"Ella... Ada apa?"

"Kaka cari shanaz," tanya ella pada shanum

"Iyaa apa kamu lihat dia"

"Heum maaf ka, kaka aku juga pergi entah kemana padahal ibu sama bapak udah larang tapi kakak pergi bersama ka shanaz juga"

"Aapaaa...kamu lihat mereka pergi?"

"I..iyaa ka.. pukul 1 malam ka, aku lihat,. Mereka di jemput oleh rakyat valuta" ella menjelaskan shanum terdiam tak menjawab ia tak percaya bahwa shanaz akan pergi bersama teman temannya ke kota valuta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!