Shanum menunggu kedatangan dika dengan cemas, tak lama dika datang dengan wajah khawatir
"Ayoo lihat keadaan nya" ajak dika dengan hati hati ia mengobati dan menjahit luka di pelipis dan mencoba mengeluarkan peluru dari dada kanannya
"Syukurlah ga tembus,gilaa num, kamu nemuin di mana ini orang asing num,. Kenapa kamu ga pangggil polisi" Ucap dika ia pun merasa takut
"Maksudku nanti saja ketika dia sudah siuman"
"Yasudah, ada pakaian ganti??"
"Ada, nanti aku cari" shanum mencari pakaian dan sarung untuk di pakaikan pada pria itu.
Seteleah selesai dika kembali keluar menghampiri shanum
"Huuft... Capekkk badannya gedee kekar banget"
"Hahaa, maaf ya dik, ngerepotin" ucap shanum
"Eh num, kamu ga curiga dan ga Takut dia kan orang asing kenapa kamu ga laporkan ke kepala dusun sih"
"Besok kalo dia bangun baru aku laporan dik,"
"Heum, terserah kamu ajah, tapi kalo dia bangun nanti kamu harus hati-hati ya," ucap dika ia sangat khawatir
"Haha kenapa sih?" Shanum tertawa terbahak-bahak
"Ya memang nya kamu ga curiga gimana kalo nanti dia bangun, nyerang kamu, bunuh kamu ,kita kan ga tau dia siapa? Mafia kah, gengster kah atau apa memang dia korban kecelakaan kan kita ga tahu" ucap dika panjang lebar
"Dik, aku di ajarkan oleh orang tuaku untuk selalu mikir positif sama orang, kalo nanti dia celakain aku ya sudah berarti sudah takdirku"
"Heum,yasudah terserah kamu, num, aku lapar nih"
"Mau makan apa, cuma ada ikan asin" ucap shanum sembari memanyunkan bibirnya
"Ya ampun shanum!, Mie instan?"
"Gak ada?"
"Telor??" Tanya dika kembali
"Gak ada dika"
",Haduuhh yaudah tunggu yaa aku keluar dulu "
Shanum tersenyum dika memang teman yang baik untuk shanum
Shanum berjalan perlahan menghampiri pria itu, ia melihat harta berharga yang ada
"Cuma jam tangan ini juga udah mati kayaknya kena air". Ucap shanum ia segera menaruhnya di tempat yang aman
Tak lama kemudian dika datang membawa satu kantong berisikan 1kg telur, mie instan, dan beras untuk shanum
"Whooaa dikaa makasih yaa" ucap shanum dengan mata berbinar-binar
"Uhh kamu ini padahal lusa habis panen"
"Haha ya kamu tau kan aku kumpulkan uang untuk apa!"
"Heum, iyaa, num sebaiknya kamu jangan cari Shanaz mungkin saja dia sudah bahagia di kota valuta"
"Aku masih mau cari untuk memastikan bila benar dia bahagia dan berkecukupan aku akan meninggalkan dia tapi bila dia kesulitan aku akan bawa dia pulang aku kumpulkan semua uang untuk kehidupan shanaz juga, kamu tahu kan dia pergi karena apa!" Ucap shanum dengan suara bergetar
"Udah ah, sana masak mie aku tunggu di sini ya sambil lihat kondisi pasien"
"Okee"
Shanum pun berjalan menuju dapur dan segera memasak mie instan untuknya dan dika, tak butuh waktu lama shanum dan dika duduk di ruang tivi sembari menikmati mie instan sembari sesekali mereka melirik pada pria asing yang tengah tertidur
"Eh, num kamu tau gak raja valuta kan sekarang lagi sakit sakitan!'
"Oh. Ya raja Theodore sakit??"
"Heum iyaa kemarin acara ulang tahun putra mahkota dia keluar dari dalam istananya dan menyapa warga ibu kota wajahnya pucat konon katanya di sakit tak wajar" ucap dika
"Hahaa dika dika kamu dokter kan. Tapi kok kamu cerita begitu"
"Yaa cuma gosip dari mulut ke mulut"
"Si putra mahkota keluar?"
"Gak lah mana mau dia keluar istana, kamu tau kan dia kayak gimana"
"Haha iya tapi aslinya belum pernah ketemu kan"
"Katanya orang sekitar dia orangnya emosional, bengis, Tiran, dan katanya sih dia begitu karena wajahnya buruk rupa"
"Maksud kamu dik, dia cowok ga cool?"
"Haaha buruk rupa katanya sih, ada yang bilang berambut gondrong dan berbulu "
"Kingkong??" Tanya shanum dengan wajah polos
"Hahaha iyaa katanya sih, tangan dan kakinya penuh bulu"
"Ohh begitu pantes dia ga mau keluar ya, ehh inget ga dulu ada gosip ada pelayan asal desa cemerlang, Yang jadi pelayan yang suka bawain makanan ke kamar putra mahkota dia ga sengaja jatuhin makanannya dan kena kulitnya yang berbulu itu, dia marah dan dia motong jari jari si pelayan" cerita shanum pada dika
"Iih serem ya" mereka asyik bercerita tiba tiba shanum teringat akan pria itu.
"Dik kalo besok dia bangun gue harus gimana?"
"Baik baikin ajah ya num, tanya, dan tetap hati hati"
"Iyaa oke"
"Nanti aku siapkan obat untuknya"
Shanum dan dika kembali melanjutkan makan nya, dika berada di kediaman shanum cukup lama hingga larut malam.
Sepulangnya dika, shanum segera menutup semua pintu dan kamar ia pula sesekali melihat keadaan pria itu saat tengah malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments