DEBARAN JANTUNG PERTAMA

Flashback Dua tahun yang lalu

Hari ini sekolah Rabiah sedang mengadakan acara kajian Ramadhan Muslimah sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dan acara ini berlangsung sampai pukul 8 malam. Tentu Rabiah telah mengabarkan hal ini sebelumnya kepada kedua orang tuanya.

Rabiah yang saat ini sudah menunggu di depan sekolah kembali melirik arlojinya, pukul 8.30 malam. Sudah 30 menit ia menunggu, namun ia belum juga di jemput oleh supir pribadi keluarganya.

“Aduh pak Ical kenapa lama sekali jemputnya, ini kan sudah malam, mana tinggal Biah sendiri lagi,” gerutu Biah yang mulai gelisah.

Sementara itu di pinggir jalan, pak Ical sedang pusing sendiri melihat mobilnya yang mogok. Ia sudah menghubungi montir langganannya, namun sampai saat ini belum datang juga.

 

Tak lama kemudian, beberapa motor besar lewat disamping mobil pak Ical dan berhenti.

“Pak Ical? Kenapa dengan mobilnya pak?” tanya Ameer yang baru saja pulang dari sebuah cafe bersama teman-temannya.

“Eh nak Ameer, ini mobilnya mogok nak, oh iya, bapak mau minta tolong, boleh?” ujar pak Ical dengan wajah khawatirnya.

“Minta tolong apa pak?”

“Tolong jemput nak Biah yah, pasti Biah sendirian di sekolahnya sejak tadi,” 

“Apa? Biah masih ada disekolahnya?”

“Iya nak, tolong yah,”

“Baik pak, kalau begitu Ameer langsung ke sana.” Ameer lalu memberikan kode kepada teman-temannya agar mereka langsung pulang karena ia akan menjemput Rabiah.

Dengan kecepatan tinggi, Ameer melajukan motornya menuju ke sekolah Rabiah. Raut wajah Ameer tidak bisa berbohong, khawatir, itulah yang Ameer rasakan saat ini.

-

Biah kembali melirik ke arlojinya, pukul 09.30 waktu saat ini. Keadaan sudah semakin sepi, menyisakan Rabiah seorang diri di depan sekolahnya.

Tak jauh dari sana, 3 pemuda sedang berjalan bersama menuju ke arah Rabiah. Semakin bertambahlah ketakutan Rabiah.

“Halo adik cantik, lagi nungguin siapa?” tanya salah seorang pemuda itu. Mereka bertiga kini berhenti tepat di samping Rabiah yang tidak merespon pertanyaan mereka.

“Kok diam siih, mau abang antar pulang?” tanya pemuda lain.

Rabiah masih saja tidak merespon, ia mencoba menjauhi 3 pemuda itu, namun 3 pemuda itu justru semakin mendekatinya.

“Astaghfirullah, ya Allah tolong lindungi hamba,” batin Rabiah, tubuhnya mulai bergetar.

Karena tidak mendapat respon, pemuda itu hendak menyentuh tangan Rabiah, namun tiba-tiba suara klason motor menghentikannya. 

Ciiiiiiiiiit

Sebuah motor melaju ke arah mereka dan hampir menabraknya. “Hey, kau baru saja hampir menabrakku!” gertak salah satu pemuda itu.

“Oops sorry, aku pikir tadi kalian sampah yang harus dibasmi,” sindir Ameer lalu turun dari motornya.

“Berani sekali kau!” pemuda itu menarik kerah baju Ameer. Bukannya takut, Ameer justru terlihat santai, namun beberapa saat kemudian, tatapan matanya berubah menjadi tatapan tajam. Hanya dengan satu sentakan, tangan pemuda itu terlepas dari kerah baju Ameer.

“Ck.. Pergilah, aku tidak ingin membuat masalah dengan kalian,” seru Ameer sembari melepas jaketnya lalu memakaikannya pada Rabiah yang memiliki tubuh lebih kecil darinya, lalu mengancingkannya dengan baik pada Rabiah.

“Lain kali saat melihat orang seperti mereka, menjauhlah segera dan cari tempat yang ramai, oke?” lirih Ameer tepat di hadapan Rabiah.

Degh

Debaran jantung yang kuat saat ini dirasakan oleh Rabiah untuk pertama kalinya. Ia tidak tahu pasti kenapa, namun hatinya berdesir dan menghangat saat berhadapan dengan Ameer seperti tadi.

“Ayo,” ucap Ameer memberikan kode agar Rabiah berjalan duluan ke motornya, kemudian Ameer menyusul dibelakangnya.

“Tunggu dulu, urusan kita belum selesai.” Salah satu pemuda tadi kembali menghadang jalan Ameer.

“Tolong, jangan cari masalah lagi, kami ingin pulang,” ujar Ameer mendorong tubuh pemuda itu agar menyingkir dari hadapannya.

“Berani sekali kau...” ujar pemuda itu sambil melayangkan pukulannya pada Ameer, namun Ameer yang menyadarinya langsung menahan pukulan itu.

Pertarungan 3 lawan 1 kini tak bisa dielakkan lagi, namun pertarungan itu hanya berlangsung sebentar karena Ameer bisa melumpuhkan mereka hanya dengan 1 sampai 2 kali serangan saja.

Rabiah kian takjub melihat Ameer yang mampu mengalahkan 3 lawannya dengan mudah. Kini Ameer menuju ke arahnya. Jantung Rabiah kembali berdegup kencang saat Ameer semakin mendekat.

“Ada apa dengan jantungku?” batinnya sembari mengusap dadanya.

“Kamu kenapa Biah, ada yang sakit?” tanya Ameer mengira dada Rabiah sakit karena ia mengusapnya. 

“Nggak kak,” jawab Rabiah

“Ya udah naik,” ujar Ameer yang telah naik motor duluan.

Rabiah nampak ragu. “ Udah naik gih, nanti letakkan tasmu di tengah jika kamu tidak nyaman berboncengan denganku, ini darurat loh dek,” tutur Ameer yang mengerti dengan keraguan Rabiah.

“Lalu bagaimana caranya Biah naik, ini tinggi banget loh kak,” kilah Rabiah polos, membuat Ameer sedikit menarik bibirnya.

“Ya udah, pegang aja pundakku,”

“Kenapa ribet sekali sih, ck,” decak Rabiah kesal.

“Mau naik atau aku tinggal nih?” tanya Ameer membunyikan motornya untuk menjahili Rabiah.

“Iya iya Biah naik kok,” ujarnya lalu memegang pundak Ameer untuk memudahkan naik ke atas motor Ameer.

Ameer tersenyum dibalik helmnya, lalu melajukan motornya.

Sementara itu, di kediaman keluarga Yusuf , Yasmin sedang mondar mandir di depan pintu rumahnya. “Aduh dimana Rabiah? Kok ponselnya nggak bisa dihubungi sih?”

Malam ini, Yasmin benar-benar khawatir karena sudah pukul 10 malam, Rabiah belum pulang dari sekolahnya. Yusuf saat ini sedang lembur karena ada pasien darurat, sementara Rahul dan Rahil sedang ikut pesantren kilat di sekolahnya.

Meskipun kembar, sekolah mereka berbeda. Rabiah sekolah di sekolah agama khusus perempuan sementara Rahul dan Rahil sekolah di sekolah agama biasa. Mereka tidak ingin masuk pesantren karena tidak ingin berpisah lama satu sama lain, begitu kata Rahul saat itu.

Tak lama kemudian, datang pak Ical menggunakan ojek.

“Loh, pak Ical, kok pulang pake ojek? Biah mana?” tanya Yasmin semakin takut.

“Maaf Nyonya, tadi mobilnya mogok di tengah jalan, jadi mobilnya sedang di bawa ke bengkel sekarang, tapi nona Biah tadi sudah dijemput sama nak Ameer.”

“Ameer? Tapi dimana dia sekarang pak?”

Pak Ical baru hendak membuka mulutnya untuk menjawab, namun suara motor Ameer datang membuatnya kembali menutup mulut. 

“Biah!, ya Allah nak, Ummi khawatir sekali, kenapa kamu nggak angkat telfon Ummi sih?

“Maaf Ummi, ponsel Biah tertinggal di aula tadi, dan pas Biah mau kembali ambil, pintunya sudah dikunci," jawab Rabiah membuat Yasmin menggelengkan kepalanya.

“Ameer.. terima kasih banyak sudah menjemput Biah.” Yasmin mendekati Ameer yang berdiri dekat motornya.

“Iya aunty, sama-sama, kalau gitu Ameer pulang dulu yah, pasti ibu dan ayah sudah menunggu di rumah,” pamit Ameer sesopan mungkin.

“Iya nak, titip salam sama ibumu yah,”

“Iya aunty, assalamu ‘alaikum,” ucap Ameer lalu menaiki motornya dan kembali memakai helmnya.

“Wa’alaikum salam,” jawab Yasmin, Rabiah dan pak Ical bersamaan.

Kini Rabiah telah berada di kamarnya, ia sudah naik di tempat tidurnya untuk beristirahat. Namun entah kenapa, bayangan Ameer saat memakaikan jaket dan mengancingkannya dengan baik kembali menghantuinya. Wajah putih Rabiah seketika merona saat mengingatnya.

“Astaghfirullah.. apa yang terjadi padaku?” Rabiah dengan cepat menggelengkan kepalanya lalu menutupkan selimut ke seluruh tubuh sampai di kepalanya. 

-

Sementara disisi lain, Ameer juga sedang berbaring di kamarnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Sesekali ia tersenyum tipis saat mengingat kebersamaannya tadi bersama Rabiah. Itu pertama kalinya ia membonceng Rabiah dan berdua sedekat itu dengan Rabiah, sungguh jantung Ameer sejak awal memakaikan jaket kepada Rabiah hingga tiba di rumah Rabiah sangat tidak bisa dikondisikan. Jika saja bisa lepas, mungkin sejak tadi jantung Ameer sudah lepas karena jantungnya yang terus saja berdegup kencang.

“Hufth.. astaghfirullah..,” ucapnya lalu memejamkan mata, tak lupa mebaca amalan doa sebelum tidur.

Pukul 03.00 dini hari. Ameer terbangun dari tidurnya. Usianya saat ini sudah menginjak 19 tahun, kini ia sudah berkuliah, dan semenjak berkuliah, Ameer sudah mulai membiasakan dirinya untuk mendirikan sholat di sepertiga malamnya. Dan setiap kali selesai sholat, ia selalu melantunkan doa khususnya setelah doa-doa yang lain.

“Ya Allah ya Tuhanku, hamba hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Membolak-balikkan hati, jika saat ini hati hamba sedang jatuh cinta, maka itu tak luput dari campur tanganMu. Maka dari itu, hamba mohon jagalah hati hamba, jagalah cinta dalam hati hamba agar senantiasa suci. Jika sudah waktunya nanti, maka sampaikanlah cintaku pada Rabiah, sesungguhnya hamba sangat mencintainya, dan hamba ingin menjaganya dalam ikatan suci pernikahan yang Engkau ridhoi.”

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Neneng cinta

Neneng cinta

mampir ka Qies......😍

2023-03-30

1

Achi

Achi

Ya Allah bagus banget alur cerita yang Kaka buat, baru sampai bab ini saya bener-benar baper.


sekuntum mawar untuk Author nya 🌹🌹🌹🌹🌹

2022-11-09

5

Mommy QieS

Mommy QieS

Dua kuntum Gift mawar untuk mu, Rabiah-Ameer🌹🌹

2022-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 NASEHAT PERNIKAHAN
3 SAKSI PERNIKAHAN
4 DEBARAN JANTUNG PERTAMA
5 AKHIR DARI SEBUAH HARAPAN
6 HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7 KEPERGIAN AMEER
8 RUMAH MERTUA
9 BULAN MADU
10 TUJUAN BULAN MADU
11 MAUKAH KAMU TA'ARRUF DENGANNYA?
12 TIGA SAUDARA KEMBAR
13 LANJUT KULIAH ATAU PROGRAM HAMIL?
14 SEPERTI DE JAVU
15 HATI YANG GELISAH
16 MAHASISWA LEMBUR?
17 AKU BAHAGIA
18 MAIN KUCING-KUCINGAN
19 GADIS BERJILBAB COKLAT
20 DARIMANA DATANGNYA CINTA?
21 PERTEMUAN PERTAMA
22 PENJELASAN YANG TERTUNDA
23 PROGRAM HAMIL
24 FITNAH DAN GOSIP
25 SAAT SITUASI MEMAKSA CURIGA
26 FILM BERTEMA PENGKHIANATAN
27 MENJADI DURI DALAM RUMAH TANGGA
28 MEMBERI KESEMPATAN
29 PERUMPAMAAN KOREK GAS
30 BERITA PROVOKATIF
31 KEDATANGAN AMEER
32 KEMARAHAN RAHUL
33 SIAPA WANITA ITU?
34 PERASAAN AMEER
35 USULAN KAMIL
36 SAAT SI KEMBAR BERAKSI
37 PERASAAN RABIAH
38 PERUBAHAN SIKAP KAMIL
39 KEHANCURAN RABIAH
40 ALLAH SELALU ADA
41 KEPERGIAN RABIAH
42 PERTEMUAN DENGAN PAK DOSEN
43 SERIGALA BERBULU DOMBA
44 PESAN PERTAMA
45 MASA IDDAH
46 KEDATANGAN KAMIL
47 MENIKAHI BIAH?
48 DILEMA RABIAH
49 LAYU SEBELUM MEKAR
50 HARI PERNIKAHAN KHADIJAH
51 ALLAH BEGITU BAIK
52 JANDA MUDA
53 DIA CALON ISTRIKU
54 AMEER PAMIT
55 PERMINTAAN NIANA
56 ADA YANG MELAMAR
57 MENERIMA LAMARAN
58 BUAH JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA
59 PERKATAAN MENYEJUKKAN
60 HARI PERNIKAHAN KE 2
61 UNGKAPAN CINTA PERTAMA
62 KETIKA RAHIL MENJERIT
63 KESALAHPAHAMAN
64 SAAT UMMI MARAH
65 RABIAH HAMIL?
66 SENYUM KEBAHAGIAAN
67 EPILOG
68 PROMO NOVEL BARU
69 PROMO NOVEL BARU
70 He's Not A Bad Boy
Episodes

Updated 70 Episodes

1
PROLOG
2
NASEHAT PERNIKAHAN
3
SAKSI PERNIKAHAN
4
DEBARAN JANTUNG PERTAMA
5
AKHIR DARI SEBUAH HARAPAN
6
HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7
KEPERGIAN AMEER
8
RUMAH MERTUA
9
BULAN MADU
10
TUJUAN BULAN MADU
11
MAUKAH KAMU TA'ARRUF DENGANNYA?
12
TIGA SAUDARA KEMBAR
13
LANJUT KULIAH ATAU PROGRAM HAMIL?
14
SEPERTI DE JAVU
15
HATI YANG GELISAH
16
MAHASISWA LEMBUR?
17
AKU BAHAGIA
18
MAIN KUCING-KUCINGAN
19
GADIS BERJILBAB COKLAT
20
DARIMANA DATANGNYA CINTA?
21
PERTEMUAN PERTAMA
22
PENJELASAN YANG TERTUNDA
23
PROGRAM HAMIL
24
FITNAH DAN GOSIP
25
SAAT SITUASI MEMAKSA CURIGA
26
FILM BERTEMA PENGKHIANATAN
27
MENJADI DURI DALAM RUMAH TANGGA
28
MEMBERI KESEMPATAN
29
PERUMPAMAAN KOREK GAS
30
BERITA PROVOKATIF
31
KEDATANGAN AMEER
32
KEMARAHAN RAHUL
33
SIAPA WANITA ITU?
34
PERASAAN AMEER
35
USULAN KAMIL
36
SAAT SI KEMBAR BERAKSI
37
PERASAAN RABIAH
38
PERUBAHAN SIKAP KAMIL
39
KEHANCURAN RABIAH
40
ALLAH SELALU ADA
41
KEPERGIAN RABIAH
42
PERTEMUAN DENGAN PAK DOSEN
43
SERIGALA BERBULU DOMBA
44
PESAN PERTAMA
45
MASA IDDAH
46
KEDATANGAN KAMIL
47
MENIKAHI BIAH?
48
DILEMA RABIAH
49
LAYU SEBELUM MEKAR
50
HARI PERNIKAHAN KHADIJAH
51
ALLAH BEGITU BAIK
52
JANDA MUDA
53
DIA CALON ISTRIKU
54
AMEER PAMIT
55
PERMINTAAN NIANA
56
ADA YANG MELAMAR
57
MENERIMA LAMARAN
58
BUAH JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA
59
PERKATAAN MENYEJUKKAN
60
HARI PERNIKAHAN KE 2
61
UNGKAPAN CINTA PERTAMA
62
KETIKA RAHIL MENJERIT
63
KESALAHPAHAMAN
64
SAAT UMMI MARAH
65
RABIAH HAMIL?
66
SENYUM KEBAHAGIAAN
67
EPILOG
68
PROMO NOVEL BARU
69
PROMO NOVEL BARU
70
He's Not A Bad Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!