Bab 4 Day 1

Hari ini adalah hari pertama Chika bekerja di perusahaan Hans group, tentu saja ia sangat senang dan agak sedikit gugup, karna hari pertama Chika bekerja.

" Mari saya antar kamu ke ruangan kamu". Ucap Robert

" Baik pak, terimakasih".

" Ini adalah ruangan kamu, ini komputer dan yang lainnya sudang lengkap die meja ini, selamat bekerja ". Robert berkata, entah kenapa dia terlihat menyukain Chika

" Baik pak Robert terimakasih".

" Kalo ada yang perlu yang di tanyakan bisa menghungi saya ya ". Robert menegaskan kembali, rasanya dia tidak mau keluar dari ruangan ini

" Iya pak". Beda sekali asisten dengan bosnya , malah lebih enakkan asistenmya  ga sombong beda sama bosnya. Gumam Chika dalam hati

Chika diruangan tersebuta ada beberapa orang, tapi sayang dia tidak satu divisi dengan Inggit, padahal Chika ataupun Inggit menginginkan mereka satu divisi.

Tok..tok..tok

" Selamat pagi semua".

" Selamat pagi bos". Jawab karyawan dengan serentak

Terdengar kasak kusuk dari karyawan lain " tumben sekali bos kita kesini, biasanya dia mana pernah kesini". Ucap salah satu karyawan.

" Tolong semuanya bekerja dengan baik, kalau ada yang tidak mengerti dan tidak tahu bisa langsung menanyakan ke saya langsung". Ucap Brian dengan tegas, tapi sorot matanya tak lepas dari sosok Chika

" Baik pak".

Setelah kerpergian Brian dari ruangan itu semua karyawan terheran heran ada angin apa bos nya bisa bicara seperti itu, biasanya yang di arahkan asistennya , kenapa sekarang jadi dia sendiri.

.

.

Saatnya jam makan siang, Inggit dan Chika mereka sudah janjian kalo akan makan siang bersama,

" Gimana kerjaan Lo tadi ". Tanya inggit

" Gak buruk buruk banget sih, luamyam untuk hari pertama". Sahut Chika

" Baguslah. Oh ya pak Brian gimana?"

" Maksud Lo gimana apanya sih? Gue gak ada apa apa sama dia, tadi dia ke ruangan juga menyampaikan sesuatu buat ke semuanya bukan ke gue doang ".

" Hah? Serius Lo pak Brian ke ruangan?" Inggit tak percaya

" Yess, why?". Chika merasa penasaran

" Pak Brian itu dia gak pernah yang namanya menyampaikan apapun sendiri, pasti yang kalo ada apa apa ya siapa lagi kalo bukan asistennya itu. Kayanya pak Brian lagi ngincar sesuatu deh". Imbuh Inggit

" Ngincar apa coba, ngaco deh Lo ah kalo ngomong. Jangan bilang kalo dia ngincar gue, gak jelas Lo". Bantah Inggit

" HAHAHAHA " . Inggit tertawa

.

.

.

Disisi Brian, dia bingung kenapa bayangan wanita itu selalu ada di pikirannya , dia berpikir harus cari cara supaya dia bisa dekat dengan wanita itu. Ya wanita itu adalah Chika. Setelah pertemuannya di toilet, pikiran Brian tidak pernah lepas dari Chika.

" Otak yang aneh kenapa musti mikirin dia terus ". Gumam Brian dalam hati

Kembali ke sisi Chika dan Inggit. Setelah mereka selesai makan siang, mereka kembali ke ruangan masing masing. Saat menuju ke ruangan Chika malah berpapasan dengan Brian, mau tak mau Chika harus bersikap baik kepada bos nya walalupun dia masih sedikit kesal karna kejadian kemarin.

" Permisi pak". Ucap Chika sambil lewat tak lupa dengan senyum terbaiknya

" Hmmm". Brian hanya berdehem saja, tapi dalam hati nya " Astaga kenapa senyumnya begitu indah ".

Chika langsung pergi begitu saja " emang bos nyebelin masih untung gue mau nyapa, lagi sariawan kali tu orang. Kayanya susah ngomong deh dia. Eh tapi tadi kenapa gue tiba tiba senyum ke bos nyebelin itu ya, ntar dia ke geeran lagi ". Tak henti henti Chika mengomel dalam hatinya

Setelah Chika berkutat seharian bekerja, dia cukup senang hati pertama kerjanya hari ini. Chika walaupun dari kampung tapi dia pandai bersosialisasi, jadi tidak heran kalau teman teman seruangannya baik dan care sama Chika, mereka pula yang mengarahkan Chika. Dia sedang menunggu sahabatnya Inggit untuk pulang bersama.

" Inggit kemana sih lama banget, udah jam segini juga". Gumam Chika sambil melihat benda bulan di tangannya.

Bukannya Inggit yang nongol malah bos yang dia bilang nyebelin itu ya dia  adalah pak Brian, pak Brian berjalan bersama asistennya Robert .

" Duh kenapa harus ada dia lagi sii ah". Sambil mencoba menutupi wajahnya sendiri

" Mba Chika , kenapa belum pulang sudah jam segini". Tanya Robert penasaran

" Iya pa sebentar lagi, saya lagi nunggu Inggit dulu kebetulan kita satu kos". Kata Chika

" Oh begitu yasudah saya duluan ya".

" Iya pak Robert silahkan"

Dalam hati Brian " kenapa juga sih si Robert itu pake basa basi ke cewek itu segala, mana mungkin Robert suka sama cewek itu " . Kekeh Brian dalam hati seperti ia tak rela jika asistennya itu mengobrol dengan Chika.

Setelah kepergian Robert dan pak Brian, akhirnya yang ditunggu Chika nongol juga

" Dari mana aja sih Lo lama banget, udah ber akar ini gue nungguin Lo". Dengan nada kesal Chika

" Hehehe sorry besti, barusan ada problem sebentar, jangan ngambek gitu dong entar cantiknya ilang loh". Rayu Inggit

" Emang Lo mah paling bisa dah kalo soal rayu merayu, ayok ah kita balik"

Di perjalanan Chika dan Inggit asyik mengobrol,

" Gimana pak Brian gak bikin Lo sebel lagi kan ". Tanya inggit dengan penasaran

" Bikin kesel sih engga cuma gue ngerasa ada yang aneh aja ".

" Maksud Lo aneh gimana".

" Gak tau lah gue, susah jelasinnya. Ntar aja gue jelasin". Imbuh Chika

" Jangan bilang Lo suka sama pak Brian ".

" Kagak lah Lo gila kali ya gue suka sama bos sendiri " . Kekeh Chika

" HAHAHAH ya bisa aja Lo suka sama pak Brian".

Saking asyik nya mereka mengbrol tak terasa mereka telah sampai di kosan, mereka meluruskan tubuh mereka di atas kasur

" Akhirnya bisa rebahan juga gue, setelah seharian gue kerja ". Celetuk Chika

" Huh dasar anak kaum rebahan, sekalinya kerja tulang tulang Lo kaget kan ". Ledek inggit

" Maklum nggit gue kan biasa abis pulang sekolah langsung bobo cantik". HAHAHA, Chika terkekeh'

" Iya lah maklum namanya juga anak mamih wkwk ". Inggit berkata

" Berisik Lo ah udah Sono mandi duluan Lo ntar gantian".

" Ntar dulu ah gue mau nelpon ayang beb dulu ". Kekeh Inggit

" Ceilah yang punya ayang beb, heboh bener ".

Akhirnya chika memutuskan untuk dia yang lebih dulu mandi, daripada dia ga ada kerjaan juga, setelah mandi perut Chika sangat berisik  cacing cacing dalam perutnya sudah berteriak untuk minta di kasih asupan. Pergi ke dapur, sebagai anak kos pasti ketika sedang lepas begini apalagi kalo bukan Mie instan yang jadi andalannya. Karna kalau harus beli dulu sudah keburu pingsan dia

" Nggit Lo mau sekalian gue bikinin mie ga ". Teriak Chika

" Boleh deh, duh punya besti baik bener ".  Puji Inggit

" Iyalah gue ". Kekeh Chika

Akhirnya mereka menikmati malam bersama dengan makan mie instan , sambil mereka bercanda.....

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!