Bab 3 Penentuan

Di kosan terlihat Chika sangat gelisah, sedari tadi terus saja membolak balik an handphone nya, seperti sedang menunggu jawaban dari kekasih, tapi ini bukan dari kekasih tapi dari perusahaan Hans Group, ya Chika berharap dia diterima kerja di perusahaan Hans Group.

" Lo lagi kenapa sih dari tadi gelisah amat". Tanya inggit penuh heran

" Gue lagi deh degan banget ini, ko belum ada telpon ya dari PT Hans group, apa gue ga ke terima ya. " Dengan lesu nya Chika menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

" Ohh jadi itu masalahnya, ya sabar Chik mungkin belum sempet kali asistennya Pak Brian ngebuhungin Lo". Timpal Inggit berupaya untuk menenangkan Chika.

" Iya mungkin lah, mungkin belum rezeki gue kalo gak keterima di PT Hans group, kan masuk ke perusahaan itu juga pasti orang orang kota semua secara itu kan perusahaan yang terkenal dan berbobot". Dengan lesu nya Chika mengungkapkan kegelisahan nya.

" Sabar aja, pasti bentar lagi nelpon ko" . Inggit berkata

" So tau lo ah, udah kaya dukun aja Lo ". Chika berkata.

.

.

.

Di satu sisi di perusahaan Hans group....

"Robert gimana sudah kau telpon calon karyawan kita yang baru". Brian berkata kepada asistennya Robert

" Belum bos, emang sudah ada yang cocok bos? ". Tanya penasaran Robert

" Sudah, data data lamarannya saya taro di meja di map coklat. Nanti kamu telpon dia suruh besok mulai masuk, jangan sampai telat ". Ucap Brian

Sedari tadi Brian bingung sendiri kenapa bayangan Chika selalu ada di pikiran nya, padahal Chika baginya sama saja seperti pelamar yang lainnya.

" Kenapa gue jadi mikirin cewek itu terus sih, ga penting banget ". Ucap Brian dalam hatinya

.

.

.

Di sisi Chika....

Kring kring kring kring....

Handphone Chika berbunyi, Chika langsung menghampiri handphone nya, ia mengerutkan keningnya sebab yang menelpon nomor tidak dikenal.

" Hallo, maaf ini dengan siapa". Chika berkata

" Chika Adriana Marlina, ini saya Robert dari PT Hans group. Besok kamu sudah bisa mulai kerja di perusahaan Hans group". Robert menimpali

" Hah, bapak serius pa saya keterima di PT Hans group". Ucap Chika dengan wajah kaget campur senang

" Iya betul. Saya harap besok tidak terlambat. Dan besok bisa langsung bertemu dengan saya". Robert berkata

" Baik pak , pasti saya tidak akan terlambat. Terimakasih banyak pak Robert. Selamat malam". Chika berkata dengan antusias nya

" Sama sama ". Robert menimpali

Akhirnya setelah dia menunggu dari tadi perusahaan Hans group menghubungi Chika dan kabar baiknya ia di terima bekerja disana.

" Nggiittt, ada kabarrr baikkkkkk". Seru Chika sambil berteriak memanggil Inggit sahabatnya .

" Lo gila ya malam malam gini berisik banget sih, ada kabar apaan sih? Lo kaya abis menang lotre aja ". Tanya inggit penuh heran

" Hahaha ini lebih dari menang lotere nggit, Lo tau apa". Dengan wajah bahagianya Chika

" Apaan sih Chik dari tadi Lo bikin penasaran aja". Inggit berkata dengan nada yang sudah tidak santuy

" Gue keterima di PT Hans group, dan besok gue mulai kerja disana ". Hahaha Chika berkata dengan setengah berteriak dengan wajah yang sumbringah.

" Hahhh , Lo serius Chik... Waaahh selamat ya, akhirnya Lo keterima juga yey". Inggit berkata dengan penuh semangat.  Ya siapa yang tidak senang jika mendengar sahabat sendiri bisa bekerja di tempat ia impikan sejak lama.

" Terus Lo besok disuruh ketemu siapa dulu Chik". Inggit bertanya

" Gue besok suruh ketemu sama pak Robert dulu". Chika berkata

" Oh pak Robert. Dia asisten nya pak Brian , gantengg sih cuma sayang gantengan bos nya. Hahaha". Inggit berkata sambil tertawa.

Chika yang melihat itu jadi kepikiran bagaimana pak Brian kemaren terhadapnya .

" Halah bos nyebelin gitu aja di bangga banggain". Chika berkata dengan nada tak setuju

" Ehh Chik, jangan benci benci banget ntar demen Lo ". Inggit berkata

" Sorry yah ga bakal kaya nya tuh gua demen Ama bos nyebelin ". Dengan gayanya Chika menimpali sahabatnya itu

Dua wanita ini kalo sudah berbicara apalagi kalo sudah saling meledek gak akan habis nya kalo salah satunya belum ada yang mengalah.

" Udah ah gue mau tidur duluan, soalnya besok gue gak boleh terlambat tadi kata pak Robert". Kata Chika

" Yaudah gue juga mau tidur udah ngantuk, inget Chik Lo jangan sampe mimpiin pak Brian ya. Hahaha". Inggit bangkit menuju tempat tidur sambil tertawa

" Mimpi buruk gue kalo mimpiin bos nyebelin kaya dia ". Kekeh Chika

" Hahaha yaudah kita tidur ah kebanyakan ngomong ntar malah ngantuk nya keburu ilang lagi". Inggit berkata

" Yaudah kuy kita tidur. Byeee". Chika berkata

Sebelum tidur mereka tak lupa memasang Alarm di handphone masing masing biar gak kesiangan.

.

Tapi di satu sisi Chika malah tidak bisa menutup matanya, dia kepikiran apa yang di bilang Inggit.

" Apa iya kalo benci sama seseorang ntar jadi suka? Tapi ah engga, engga boleh terjadi, lagian kenapa sih gue jadi mikirin si bos nyebelin itu, siapa tau dia juga udah nikah kan atau mungkin anaknya udah banyak, hihihii". Seru Chika ngomong sendiri di balik selimut..

Tak lama kemudia Chika pun menyusul Inggit ke alam mimpinya.

Kring kring kring... Alarm mereka berbunyi waktu sudah pagi.......

" Hoaaammm... Padahal masih ngantuk banget". Dengan malas nya membuka mata tapi Chika harus bangun

" Bangun woyy bangun, kerja kerja ". Sahut Inggit

" Iya nih kalo gue ga inget hari ini hari pertama gue kerja pasti gue bakal ngelanjutin tidur lagi". Chika berkata dengan wajah masih di tutupin bantal

" Huhh dasar kemaren katanya pengen kerja, udah ayok bangun bangun tar kesiangan". Kekeh Inggit tak lupa ia sambil melempar bantal kepada chika agar segera bangunn

" Aduhhh, gila Lo iya iya iya nih gue bangun bawell ". Kekeh Chika

Mereka berdua siap siap untuk berangkat kerja, tapi tetap saja kegelisahan Chika belum hilang takut bos nyebelin itu bikin ulah lagi dan bikin dirinya kesal.

" Jangan mentang mentang bos bisa nyebelin seenak nya". Gerutu Chika tapi masih bisa di dengar oleh Inggit

" Maksud Lo apa? Bos? Nyebelin? HAHAHA Lo lagi mikirin pak Brian ya ". Kekeh Inggit dengan tawa nya

" Dih salah denger Lo, orang gue ga ngomong apa apa , kuping Lo perlu di bawa ke spesialis THT tuh. Lagian ngapain gue mikirin si bos nyebelin itu ". Sangkal Chika padahal sebenernya dia memang ngomong seperti itu, cuma Chika gengsi aja takut Inggit berpikiran aneh aneh.

" Massa sih Lo gak ngomong ? Iya kali gue salah denger". Sahut Inggit terheran heran , tapi sebenernya dia ngerasa kalo dia gak salah denger

" Enggak gue gak ngomong apa apa.. udah yuk ah kita berangkat ntar kesiangan". Chika berkata, takut Inggit memperpanjang lagi

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!