3. Segelas Kopi Dingin

Dear Diary,

Hari ini aku libur kerja, sengaja kumanjakan diriku untuk sekedar jalan-jalan ke mall. jarang sekali aku jalan-jalan. Rencana pertamaku akan melihat-lihat tas, sepatu dan baju, mungkin saja ada yang cocok di hati. Bahagia sekali bisa berpuas puas berkeliling melihat dan mencoba tas, sepatu dan macam-macam baju. sampai pilihan jatuh pada sepasang flatshoes warna dusty dan satu buah tas warna senada.

Masih ada waktu satu jam, tadi pagi memang janjian pergi bareng Dila, sambil menunggu Dila sampai, aku ke coffee shop. Cuma pengen ngopi saja. Meskipun di coffee shop mungkin saja nanti teringat dengan Harun, tapi sungguh aku ingin sekali nyerutup segelas kopi. Bukan kopi aneh aneh, cuma goodday freeze aja. Semoga saja di coffee shop ini ada good day freeze nya, karna cuma good day freeze dingin yang cocok di lidahku.

"mas mau good day freeze ya, yang dingin es nya banyak" kataku pada seorang mas mas penjaga coffee shop.

" maaf mbak, di sini nggak ada good day freeze" sudah kuduga disini tidak ada.

"kalo minta dibuatkan ini bisa mas?" kataku sambil menyodorkan satu sachet kopi instan bertuliskan good day freeze.

mas-mas nya terlihat ragu.

"nanti aku bayarnya sama kayak kopi yang biasa ada di sini"

" oh iya mbak" kata mas nya mengangguk.

" maaf ya mas, lagi pengen banget sama kopi ini"

"iya mbak nggak papa kok" katanya lali berlalu.

Lagi-lagi aku membuka akun stagramku. Entah kenapa aku ini, sudah pasti akhirnya akan sedih hati tapi tetap saja aku penasaran. Kubuka akun salma_shine. Dia cantik, rambutnya sebahu, sepertinya dia seorang pegawai bank BUMN. Wah.... yo ndak mampu aku Run bersaing dengan salma. Aku tak se glowing dia. kata orang-orang aku cantik, tapi mungkin cantik standar aja sebagai wanita dari desa. Tidak ada postingan baru hari ini. Agak sedikit lega hatiku.

"Fatma ..." suara seorang pria seperti memanggil namaku

" Dokter Reno?" jawabku kaget.

" Boleh ikut duduk di sini?"

" oh iya Dok, monggo" aku sedikit terkejut dengan kedatangan Dokter Reno yang tiba-tiba, penampilannya pun berbeda, kali ini dia lebih santai dan segar dengan memakai kaos dan celana jeans.

" kamu sendirian?" tanyanya

" iya Dok, saya janjian sama Dila, mungkin satu jam lagi Dila sampai sini, Dokter sendiri?"

" saya juga sendirian"

"hmmmm"

Suasana menjadi hening, Dokter Reno seperti sedang mengamati seseorang, tapi siapa? ku tengok ke arah Dokter Reno menyelidik, ada seorang perempuan, siapa dia? sepertinya aku kenal. Rambut panjang di kuncir ekor kuda, penampilannya santai nggak lebay.

" Maaf dok, dokter lagi ngelihatin siapa?" kucoba membuka pembicaraan.

" Bukan.... bukan siapa-siapa kok"

" Maaf lagi ya dok, dokter ke sini mau cari apa atau siapa? barangkali ada yang bisa saya bantu ?" tawarku pada Dokter Reno.

" Nggak kok, pengen jalan-jalan aja"

" Hari ini Dokter nggak ada jadwal?"

" Ada nanti sore "

Sungguh garing sekali siang ini. Aneh sekali Dokter Reno,sangat berbeda tidak seperti saat di Rumah Sakit.

" Saya serius ini Dok, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku lagi, karena sepertinya Dokter Reno memang sedang tidak bisa mencapai tujuannya sendiri.

Dokter Reno seperti sedang berfikir.

" Dokter Reno, ada perlu sama Dea? " kataku mencoba menebak.

" Dea? " Dokter Reno kelihatan kaget aku menyebut nama Dea.

" Iya, saya perhatikan Dokter Reno merhatiin belakang saya terus. Di belakang saya itu ada Dea kan?"

" Kok tau kamu Fatma?"

Aku dan Dokter Reno memang tidak akrab. Hanya saling tahu saja, sebatas hubungan Dokter kandungan dan Bidan. Benar ada yang aneh kan kalau tiba-tiba saja dia seperti sok akrab duduk satu meja tapi ternyata ada yang lain yang sedang diperhatikan.

" Iya tahu lah Dok, mungkin ada yang perlu disampaikan pada Dea, atau dokter perlu yang lain?"

" Tidak Fatma, saya hanya ingin melihatnya saja" kata Dokter Reno ragu.

" Baiklah dok". kataku sambil menyedot good day freeze yang sejak tadi menggodaku.

Biarlah Doker Reno mengamati Dea, sepertinya sedang jatuh cinta. Untung tawaran Dila tidak aku terima, kalo terlanjur aku terima dan Dila melanjutkan aksinya bisa beda lagi ceritanya.

Dan aku sendiri lebih suka menikmati segelas Good day freeze dinginku ini, hanya kopi instan tapi belum ada yang bisa menggantikannya dari posisi kopi ter favorit. Kopi ini kopi andalah saat masih SMA dulu, tentu saja banyak cerita aku dan Harun bersama kopi ini.

Harun, lagi-lagi ada kamu yang selalu sliweran di hari-hari ku, dan hari ini Good day freeze yang muncul.

Tak lama kemudian Dila datang.

" e .. ada Mas Reno, kalian janjian?" tanya Dila

" Bukan, kita nggak sengaja ketemu di sini, tadi aku nungguin kamu sekalian ngopi"

" ooooo" bibir Dila membuat.

Dila masih penasaran dan Dokter Reno hanya diam, wajahnya seperti meminta aku menjelaskan sesuatu pada Dila.

" oke kita langsung sekarang?" ajakku, mungkin sebaiknya aku segera mengajak Dila pergi dari sini sebelum dia banyak nanya dan suaranya terdengar sampai ke telinga Dea.

" Oke, duluan ya mas" kata Dila

" iya silakan" kata Dokter Reno.

Tujuan kita adalah ke salon, hanya ingin sekedar Hair mask saja. Di Mall ini ada salon langganan khusus cewek jadi cocok sekali untuk aku yang berhijab dan butuh penyegaran kepala dan isinya.

" Tadi ketemuan sama Mas Reno?" selidik Dila.

" Nggak, tadi aku kan udah bilang, aku capek habis muter-muter lalu istirahat sekedar pengen nyedot dinginnya good day freeze"

" serius?" Dila masih belum percaya.

" iya serius dong sayangku....."

"tiba-tiba aja Dokter Reno datang,, nyapa aku, dan ternyata, dia mendadak aneh karena sedang nguntitin Dea. " jelasku

"Dea siapa? " Tanya Dila

" Dila perawat baru di rumah sakit. Dia cantik banget dan muda,. imut -imut' jelasku"

"Maaf ya Beb, untung aku nggak jadi nyomblangin kamu sama Mas Reno, untungnya juga aku belum bilang apa-apa sama Mas Pandu.

" Hahahah.... ngapain juga minta maaf? aku nggak papa kok, aku baik-baik saja Dila sayang..."

wajah Dila kelihatan lesu.

" udah... ayo masuk, ini sudah sampai. nyalon dulu biar cantik dan fresh, Mas Pandu besok pulang kan. Dan semoga aku bisa ketemu Harun. hahaha"

Agak sedikit kupaksakan tawaku ini agar Dila benar-benar percaya kalau aku baik-baik saja. Dan aslinya memang baik-baik saja. Dan seperti biasa selalu berharap bisa berjodoh dengan Harun.

Tidak sabar sekali aku ingin kepalaku ini dipijat-pijat. Sudah hampir sebulan kulewatkan ritual ini karena jadwal ku dan jadwal Dila yang selalu tidak bareng.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!