Pesan dari Dila tadi sedikit membuat hatiku lega, memang Dila yang terbaik
"Hallo beb, pulang shift aq langsung ke angkringan Doni ya, aku ajak Kevin ya, Mas Pandu lagi ada acara di luar kota"
"oke oke .... siap langsung meluncur aq"
Cepat cepat aku menuju ke angkringan Doni yang jaraknya hanya 10 m dari kamar kost ku.
"Mbak Fatma, tadi ada yang mau sewa parkir"
"Iya don, masih ada tempat kosong kan?"
"masih mbak, masih ada 2 yang kosong"
"oke, kamu yang urus ya don, minggu ini kayake aku padat jadwalnya, gak ada libur, ada teman yang cuti"
"siap mbak"
Angkringan ini terletak di area sewa parkir milikku. Memang tidak biasa bisnis yang aku pilih ini. Di perumahan dekat kos kosan memang kurang lahan parkirnya, banyak penghuni yang memarkir mobilnya di bahu jalan, otomatis membuat jalan jadi sempit, mengganggu lalu lintas penghuni perumahan. Saat aku tahu ada lahan kosong terbengkalai dijual, Aku langsung menghubungi bapak dan tentu saja bapak setuju karena selama ini aku belum pernah meminta apapun. Untuk biaya hidup sehari hari selama masih kuliah aku rajin jualan online sebagai reseller produk hijab dan make up. Dan sekarang bisnis ini dirasa paling cocok untuk aku yang sudah kerja di Rumah Sakit.
Dan Doni itu anaknya Bu Anik, ibu-ibu yang juga orang dari rantau setiap paginya jualan macam macam menu sarapan seperti nasi pecel, nasi mie dan nasi urap. Awalnya Bu Anik jualannya keliling di perumahan dan sekitarnya termasuk depan kos ku. Setelah tanah parkiran selesai di bangun, Bu Anik aku minta untuk jualan di parkiran saja sekalian tinggal di parkiran, ada 2 unit parkiran ukuran masing masing 4x5 yang aku minta di los kan agar bisa di tempati Bu Anik dan Doni.
Lima menit kemudian Dila sampai, Dila datang bersama kevin, anak umur 4 tahun yang sangat ganteng, kulitnya putih matanya sipit.
"Don, aku mau nasi biasa ya"
"siap mbak, nasi sambel teri 1 nasi putih 1, iya kan"
"Hahaha Iya Doni... makasih ya"
Dila memang sudah biasa pesan nasi sambel teri dan nasi putihnya untuk kevin, nanti kevin bisa puas puas milih lauk sendiri. Ada sate usus, sate ati, sate pedes, sate keong, sate telur puyuh, ayam goreng, rica rica ayam, rica rica kelinci, aneka gorengan, lengkap pokoknya. Dan kali ini kevin milih sate ati dan sate telur.
"jahe anget dan susu anget ya mbak"
"iya bener Doni.. " kata Dila sambil mengacungkan jempol.
Aku cuma bisa diam saja menatap ibu dan anak yang sepertinya kelaparan itu.
"Udah makannya? " tanyaku setelah tegukan terakhir jahe anget favorit Dila
"oh iya sudah sudah ... maaf beb.... perjalanan kami jauh tadi nggak ada rest area di jalan"
"heeehhhh...." aku cuma bisa meng-heh-kan sahabatnya itu, karna jarak parkiran dan rumah Dila hanya 3 km.
"Ayo ke Gazebo aja " ajak Dila
Aku ngikut tanpa suara, hanya aq yang ikut karena kevin memilih bersama Doni. Kevin memang sudah akrab dengan Doni karena selai sering diajak main ke sini juga Doni sangat baik, sering di ajak main yang aneh aneh, dari mainan karet, diajari origami dari kertas seadanya di angkringan atau kadang kevin sengaja bawa mainan dari rumah.
Sampai di gazebo pojok depan parkiran,
"kamu kenapa beb? kok mukanya di tekuk gitu? Harun lagi?"
"iya" jawabku lesu
" kenapa lagi?"
kusodorkan ponselku.
" oh... ini?
"iya"
"eh. coba perhatikan deh, kayaknya tempat dinnernya di sini terus ya? "
"masak sih Dil? kok aku nggak ngeh ya?" kataku penasaran
" bener kan beb di kafe ini terus kayaknya"
'Memang kenapa kalo di kafe itu terus? emang penting ya bahas tempat?' batinku
"trus gimana beb?" tanya Dila
"gimana apanya?" tanyaku balik
"trus gimana?, selanjutnya kita mau gimana?" tanyanya lagi
"ya nggak gimana gimana Dil, cuma pengen cerita aja aku. aku gak kuat kalo lihat ini sendirian"
"maksud aku, kamu yakin bakalan kayak gini trus?"
"aku nggak tahu Dil, sulit Dil?"
"Kamu nggak pengen telfon dia gitu?"
"masak cewek telfon duluan" aku kembali menciut
" memangnya kenapa? dulu saat terakhir ketemu status kalian apa?"
"temen"
"cuma temen kan, jadi nggak ada masalah siapa yang kontak duluan"
"iya kan" tambah Dila
Iya juga sih, memang kita cuma teman waktu itu, jadi kenapa aku malu, cuma ada satu cara buat tahu kepastian status Harun sekarang, lewat Oki dan Yusuf sudah tidak bisa, lewat Salma mana mungkin?
"gimana? " tanya Dila membuyarkan pikiran ku
"tetep aja nggak berani Dil, aku takut"
" kamu gak mau coba move on?" tawaran Dila ini sepertinya bisa jadi satu solusi.
" move on sama siapa?"
" nanti tak kenali temene Mas Pandu, Banyak kok yang masih single"
Dila menggunakan kata Single untuk bisa menghargai orang yang mungkin akan dikenalkan ke aku karna kebanyakan teman Mas Pandu itu Dosen. Karan memang Mas Pandu itu Dosen. Lebih tepatnya Dosan kami dulu. Mas Pandu ini dokter sekaligus Dosen di kampus ku dulu, awalnya aku manggil Pak Pandu, tapi setelah beliau menikah dengan Dila, Beliau nggak mau dipanggil Pak Pandu, minta di panggil Mas Pandu karena nggak mau terlihat tua.
"serius kamu dil?" tanyaku ragu pada Dila
"seriuslah, kemaren ada dosen muda yang main ke rumah, mananya Mas Reno, ganteng dan masih single. Dokter di Rumah Sakit kami juga kayaknya".
"masak sih?"
" Dokter kandungan?" tanyaku lagi.
"iya kayaknya" jawab Dila santai.
" tapi aku ragu Dila sayang ....."
" ragu kenapa?"
"ragu kalo riba tiba Harun datang dan aku terlanjur sama Dokter Reno"
Dila menghela nafas panjang, wajahnya yang selalu teduh meskipun pembawaannya ramai dan renyah.
"iya kan Dil? aku nggak mau Dokter Reno cuma jadi pelarian aku. aku nggak mau jadi orang jahat Dil" tambahku lagi.
"iya juga sih" Dila mencoba mengerti.
suasana mendadak sunyi. kita diam dengab pikiran kita masing masing.
" kamu yakin mau nungguin Harun, " tanya Dila, wajahnya khawatir
"aku belum tau Dil" jawabanku kembali ambyar.
" sampai kapan? kamu hampir kepala tiga,"
Benar saja, sekarang umurku 28 dan aku masih menunggu yang belum pasti
" sampai 30 mungkin Dil, setelah umurku 30 dan belum ketemu Harun secara alami, Insya Allah aku siap buka hati untuk yang lain " kataku lirih.
seperti melayang entah kemana rasaku ini. benarkah aku akan menunggu hingga umurku mentok di 30 tahun? sungguh ini penantian yang luar biasa
" oke, kalau itu memang sudah menjadi keputusan kamu, aku dukung kamu sepenuhnya beb, asal kamu bahagia," kata Dila. manis sekali mama kevin ini wajahnya cantik rambutnya hitam lurus panjang kayak Titi Kamal.
" makasih ya Dila sayang" lega sekali bisa ketemu dan ngobrol sama Dila.
"aku pulang dulu ya beb, besok Kevin sekolah"
"oke siap"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments