Hari menjelang sore, Leo sedang mengendarai mobilnya. Tepat di perempatan jalan, ia melihat ada rumah makan padang yang lumayan besar.
"aku baru ingat kalau dari pagi aku tak meninggalkan apa apa untuk bintang, pasti dia sedang kelaparan dan mengomel saat ini"
Leo segera membelokkan mobilnya ke area rumah makan tersebut. Ia membeli nasi dengan segala jenis lauk pauk dengan kuah merah yang pastinya sangat pedas.
Setelah membeli dua porsi makanan padang, Leo kembali mengendarai mobilnya menuju hotel. Memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke kamar hotel.
Saat masuk ke dalam, Leo tak melihat ada tanda tanda manusia disana. Ia mencari Bintang di setiap sudut ruangan namun tetap tak ia temui.
dimana gadis aneh itu?
Leo meletakkan dua bungkus nasi itu diatas meja lalu keluar menuju resepsionis.
"Selamat sore pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis dengan senyum ramah mengembang di bibirnya.
"Sore, saya mau tanya, apa tadi ada yang keluar dari kamar 230?"
"oh iya pak ada, istri bapak"
"istri?"
"ya, tadi siang istri bapak di kamar 230 menelfon kami katanya beliau terkurung di dalam kamar dan tak bisa keluar karena bapak lupa tidak meninggalkan kunci cadangan untuknya. Makanya istri bapak meminta kami untuk membukakan pintu kamar tersebut" jelas resepsionis itu.
"apa gadis an.. mm.. maksud saya, apa istri saya bilang mau kemana?"
"ya, istri bapak bilang katanya mau membeli makan"
"apa dia juga bilang mau beli makan dimana?"
"maaf pak, istri anda tidak bilang mau beli dimana. Tapi istri bapak meninggalkan pesan, jika bapak sudah pulang, bapak disuruh menjemputnya di taman belakang hotel ini"
"baiklah, terimakasih informasinya"
"sama sama pak"
Akhirnya Leo meninggalkan resepsionis itu dan segera berjalan menuju taman yang dimaksud tadi.
Sesampainya di taman, Leo mengedarkan pandangannya kesana kemari. Karena senja sudah mulai menampakkan dirinya, maka akan sangat sulit untuk mencari satu gadis yang menurutnya aneh itu.
"Gadis aneh!" Teriak Leo
Merasa tidak asing dengan panggilan itu, Bintang pun menoleh ke belakang.
"Tuan paijo" Bintang sangat senang sekali ternyata tuannya itu ternyata peduli juga dengannya.
Leo segera mendekati Bintang yang tengah duduk di sebuah kursi dengan menggunakan kemeja kebesaran dan boxer ketat dan super mini miliknya.
"Gadis aneh, kamu ngapain disini?"
"Tuan.. aku lapar, makanya aku keluar. Tadi pagi tuan meninggalkanku tanpa uang dan tanpa makanan"
"kenapa kau tak menelfonku?"
"Aku kan gak punya ponsel tuan?"
"ah ya aku lupa"
"nah kan.. udah mulai pikun, umur memang tak bisa membohongi"
"apa kamu bilang?"
"upsss.." Bintang menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.
"kau sedang mengataiku tua?"
"iya, eh tidak maksudku, aku tidak bicara apa apa, tuan saja yang salah dengar"
"apa sekarang kau juga sedang mengataiku tuli?" sambung Leo menatap tajam pada mata Bintang sembari mendekatkan wajahnya.
"ah tidak tuan, maafkanlah aku" Bintang menangkup telapak tangannya di depan dada.
ehem
Sebuah suara deheman membuat Leo dan Bintang menoleh bersamaan.
"tuan Reymon?" Leo mengerutkan keningnya saat melihat salah satu rekan bisnis di kota ini langsung menghampirinya.
"Tuan Leo? Tuan sedang apa disini?" tanya Reymon
"harusnya saya yang tanya, anda disini sedang apa? bukankah rumah anda tak searah dengan taman ini?"
"tadi aku sedang ada urusan di hotel ini, dan aku tak sengaja bertemu dengan gadis cantik yang ada di depan anda tuan"
"dia????" Tanya Leo pada Reymon dengan menunjukkan jari telunjuknya ke arah Bintang.
"iya Tuan, Tuan Leo kenal sama nona ini?"
"dia pelayanku"
Bintang yang mendengar Leo hanya menganggapnya sebagai pelayan merasa sedikit nyeri dihatinya, namun perasaan itu ia tepis jauh jauh.
"benar nona Bintang pelayan tuan Leo?
"iya, benar saya hanya seorang pelayan, jadi tuan Reymon tak perlu memanggil saya dengan sebutan nona, panggil saja Bintang". Sahut Bintang sambil melirik sekilas mata Leo.
Melihat tatapan Bintang, entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal dihati Leo. Seperti ada sedikit luka sayatan yang tergores namun tak berdarah. Leo menggelengkan pelan kepalanya. Entahlah, ia tak mau ambil pusing.
"okey, karena Bintang sudah bertemu denganmu, kalau begitu aku permisi dulu ya Tuan Leo"
Leo hanya mengangguk.
"Bintang, aku pamit ya"
"iya kak, terimakasih.."
Reymon bergegas pergi meninggalkan Leo dan Bintang yang masih berdiam diri di tempat.
"apa kau mau duduk disini sampai malam?" ucap Leo sambil berjalan meninggalkan Bintang.
"Tuan tunggu!"
Sesudah sampai di kamar hotel, Leo segera membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan setelan rumahan.
"Tuan.. aku mau mandi"
"mandi ya tinggal mandi saja, ngapain bilang aku? kamu minta dimandiin?"
"tidak tidak.. maksud aku mana baju pesenan aku? apa tuan sudah membelikan bajunya?"
"aku lupa" jawab Leo dengan santai dan tanpa rasa bersalah sedikitpun
"apa? lupa? lalu aku harus ganti baju apa?"
"baju kamu yang kemaren kan udah kering"
"kering sih kering.. tapi masak mau tidur pake celana levis? gak nyaman lah tuan"
"menyusahkan, pakai ini!" Leo melempar kaos rainbow tepat ke wajah Bintang
"terimakasih tuan" Bintang pun segera berlari dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Setengah jam kemudian Bintang keluar dan mendudukkan dirinya di sofa. Matanya melirik ada dua bungkusan nasi di atas meja, Bintang meraih dan membukanya
nasi padang? dua? apa tuan sengaja membeli untukku juga?
"tuan.. apa tuan sudah makan?"
"bagaimana mau makan kalau dari tadi aku sibuk mencarimu"
"ya sudah, ayo makan tuan" Bintang menarik tangan Leo dan mendudukkannya di sofa.
Sebenarnya aku masih kenyang, tapi gak papalah, aku makan lagi aja.
Ya, Bintang sebenarnya sudah makan bersama Reymon tadi. Tentu saja peeutnya masih kenyang. Namun ia merasa tak enak hati jika membiarkan Leo memakan makanan ini sendiri. Demi menjaga perasaan Leo, akhirnya Bintang mengisi perutnya kembali.
hoooammmm
"Tuan, aku mengantuk, bolehkah aku tidur?"
Leo kembali ke ranjangnya. Dari sana ia melihat dengan jelas Bintang yang sedang menggulung rambutnya keatas, cantik dan sexy. Hanya ada dua kata yang ia ungkap dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments