Belikan aku baju

Petang berganti dengan cahaya terang yang masih berembun. Disebuah kamar hotel terdapat dua anak manusia yang masih terlelap dalam balutan selimut dan saling memeluk.

Ya, mereka adalah Leo dan Bintang.

Bintang yang sudah mengerjapkan matanya mulai terbangun dari tidurnya. Ia merasa ada sesuatu yang berat sedang menimpa perutnya. Sebuah tangan? ya, sebuah tangan kekar milik Leo telah melingkar sempurna di perut Bintang.

"aaaaaaaa"

Bintang menjerit sambil melempar tangan itu, membuat sang empu langsung tersadar dan meninggalkan alam mimpinya.

"hey! wanita aneh! kau itu bisa gak sih gak usah teriak tetiak? suara cemprengmu itu ngagetin orang tau!" Ucap Leo sambil mengusap kedua telinganya.

"Tuan itu kenapa malah peluk peluk aku?"

"ya mana aku tau, aku kan lagi tidur. Yang namanya orang tidur itu gak sadar. Mungkin karena aku kira kau itu guling kali makanya aku peluk. Kalau saja aku tau yang aku peluk adalah kamu, sudah aku depak dari tadi. Lagi pula kau itu punya otak buatlah berfikir. "

Siapa yang nyamperin duluan?

Bintang terdiam dan mencoba mengingat kejadian semalam.

Ya, semalam, setelah ia mengganti pakaiannya ia tidur disofa. Udara semakin malam semakin dingin. Apalagi AC diruangan itu menyala sedikit besar. Bintang berinisiatif ingin mengecilkan atau mematikan AC tersebut, namun ia tak menemukan remotenya.

Saat ia mencoba tidur lagi pun masih tetap tak bisa. Udaranya terlalu dingin lantaran Bintang tak memakai selimut.

Bintang melirik sekilas kearah ranjang. Terlihat Leo sedang tertidur nyaman dibalik selimut. Karena ia melihat Leo tertidur diujung ranjang, ia pikir tak apa jika ia tidur di ujung ranjang yang satunya.

Lama berkutat dengan pikirannya, akhirnya Bintang memutuskan unyuk naik ke ranjang.

Bintang masuk kedalam selimut tebal itu dan mjlai masuk ke alam mimipnya. Entah siapa yang memulainya, pas ia bangun, ia mendapati dirinya telah berpelukan dengan tuan Paijonya itu. Ah memalukan! Pikirnya.

"hehehe.. maaf tuan, semalam aku kedinginan. Jadi numpang yidur disini deh!" Ucap Bintang sambil cengengesan.

"kau sengaja mau menggodaku ya?" Leo memicingkan ujung matanya dan tubuhnya sengaja di condongkan kedepan, membuat Bintang ketakutan.

Leo semakin dekat dan lebih dekat lagi hingga matanya menangkap satu pemandangan yang indah. Mata Leo berhenti tepat di kedua dada Bintang. Meskipun memakai kaos kebesaran miliknya, namun karena Bintang tak menggunakan bra disitu hingga membuat dua butir kacang almon yang menyembul dari balik kaos tersebut terlihat jelas di depan matanya.

Kacang itu? dilihat dari ukurannya, ah! sepertinya pas kalau di makan. duh mikir apa sih aku ini?

Saat Bintang menyadari kemana arah tatapan mata tuannya, Bintang reflek menutupi kedua dadanya dengan tangan yang disilangkan di depan.

"tidak Tuan, jangan salah paham" Bintang terus memundurkan tubuhnya hingga ujung ranjang dan

BRUK

"awww" Bintang meringis kesakitan.

Leo merangkak menuju ujung ranjang tempat Bintang terjatuh itu, namun matanya kembali membulat sempurna kala ia lagi lagi harus melihat dan dihadapkan dengan pemandangan yang menurutnya bisa membuat ia menjadi FIKTOR.

Bagaimana tidak, Bintang terjatuh dengan posisi terlentang, namun kakinya masih berada diatas ranjang hingga membuat kaos yang kelonggaran itu sedikit menyibak keatas di bagian kiri dan menampakkan satu gunung himalaya dengan bukit coklat bulat diatasnya.

Ah benar benar menguji keimanan.

Ya, belum genap satu hari bersama Bintang sudah membuat Leo memiliki Fikiran Kotor. Maklum saja, selama ini Leo selalu sibuk bekerja dan tak mempedulilan soal asmaranya hingga membuat ia jarang sekali berdekatan dengan yang namanya wanita.

Leo bergegas turun dari ranjang menuju kamar mandi, meninggalkan Bintang begitu saja tanpa berniat membantunya sedikitpun.

"tuan.. hey.." teriak Bintang

"tega sekali dia membiarkanku seperti ini. apa dia pikir jatuh itu tidak sakit? ah dasa tuan paijo semprul. pantas saja masih jomblo, siapa juga yang mau sama dia. laki laki dingin yang tak berperikemanusiaan!" Umpat Bintang dengan berusaha untuk berdiri.

Namun menyadari posisinya saat ini, Bintang langsung menghentikan umpatannya tersebut.

"oh my god! pantas saja Tuan paijo tak mau menolongku. Ah malunya aku.... apa dia melihat jelas bentuk dadaku ya? ah bagaimana kalau tadi dia melihatnya? mau ditaruh dimana mukaku?"

Dua puluh menit kemudian Leo sudah rapi dengan setelan jasnya.

"hey gadis aneh! sampai kapan kau akan bersembunyi dibalik selimut itu?"

Tak ada sahutan dari Bintang. Ia masih asik bersembunyi dalam selimut. Hingga Leo menarik paksa selimut itu.

Bintang tersenyum kaku memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"kenapa senyum senyum?"

"aku malu tuan"

"helleh... aku sudah melihatnya dan aku tak berselera dengan ukuran yang terlalu kecil seperti punyamu itu"

"bicara tuan itu terlalu vulgar"

"ah sudahlah! aku mau ke kantor"

"tuan mau kerja? mmmm... tuan.. bolehkah aku minta tolong?"

"apa?

"belikan aku baju"

"apa? kau menyuruhku membeli baju perempuan? ogah!"

"aku mohon tuan??" mengedipkan kedua matanya cepat

"ck" Leo berdecih lalu menghela nafas kasar.

Leo segara melangkah menuju pintu. Namun saat diambang pintu, ia menghentikan langkahnya kala Bintang memegang lengannya. Dengan perlahan Bintang menariknya agak turun kebawah dan menempelkan bibirnya lalu mambisikkan sesuatu di telinga Leo.

"tuan, jangan lupa belikan baju ********** juga ya?"

Bintang mengecup pipi Leo lalu berlari kedalam meninggalkan Leo yang masih mematung ditempatnya.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!