"Bagaimana bisa kau ada disini, pecundang!" sarkas Jack seraya menahan perih pada ujung pentolnya.
"Persetan dengan cara gua sampe ke sini. Satu hal, perbuatan kalian berdua sangat memalukan!" hardik Boy, dengan jari telunjuk yang menuding ke depan. Ke arah sepasang pria dan wanita yang belum terikat hubungan sah. Apalagi, sang wanita masihlah berstatus istrinya.
"Aku enggak nyangka, Li. Jika perempuan yang pernah aku jadikan istri ternyata bisa semurah ini! Kau, obral badan cuma demi harta dan status sosial! Kau juga sengaja mengkonsumsi pil penunda kehamilan selama pernikahan kita. Kau menipuku Lilian!" teriak Boy penuh emosi. Dia tahu jika Lilian selingkuh dan pergi meninggalkannya demi Jack Potter, yang tak lain adalah manager di swalayan tempatnya bekerja. Akan tetapi, Boy tidak menyangka jika hubungan mereka akan sejauh dan senista ini. Bahkan, ia terjadi di depan kedua matanya sendiri. Hati pria mana yang tak sakit dan kecewa. Melihat istri yang di cintai nya, bergumul panas dengan pria lain.
"Aku bukanlah istri kamu lagi, Boy miskin! Semenjak aku keluar dari rumah reyot itu! Jadi, semua urusanku, apapun yang aku lakukan, kamu enggak ada urusan lagi, Boy! Gak usah sok ngecap diri aku macem-macem! Seharusnya kamu mikir, kenapa istri kamu ini bisa kabur dan jatuh ke dalam pelukan pria lain!" balas Lilian menuding balik pria yang masih berstatus suaminya itu. Tanpa merasa malu, ketika perbuatan nistanya di ketahui oleh Boy. Pria yang selama lima tahun ini telah memberi kebahagiaan dan hidup yang bisa di bilang lebih dari cukup. Hanya karena keinginannya serta gaya hidup hedonisme lah yang membuat Lilian selalu merasa kurang. Menurutnya, Boy tidak mampu membahagiakan dirinya.
"Oke. Aku melepas mu, Li. Mulai detik ini. Kamu udah bukan istri aku lagi. Aku gak akan berharap apapun lagi dari hubungan kita. Aku pikir, rumah tangga ini masih bisa di perbaiki. Aku pikir kamu masih bisa berubah dan sadar setelah pergi. Ternyata, hanya sebatas ini yang kau bilang cinta dan setia. Mulutmu lebih berbisa dari ular, Li," tegas Boy. Ia berusaha menahan sesak dan beberapa kali mengerjap agar tak ada air mata yang keluar. Jangan sampai ia menangis di depan Lilian dan juga pria yang sejak dulu memusuhinya ini.
Jack, menyeringai. Ia merasa malam ini adalah hari keberuntungannya. Sebab, tanpa berbuat apapun Boy datang dengan sendirinya. Jack, sungguh merasa puas dapat melihat luka di wajah mantan sahabat jaman kuliahnya itu. Dengan enteng, ia meraih bahu Lilian dan membawanya mendekat hingga keduanya menempel erat. " Sebaiknya, kita lanjutkan adegan tadi di kamar saja. Aku sudah tidak tahan," ucap Jack di samping telinga Lilian yang tentu saja suaranya sengaja ia kencangkan agar Boy juga dapat mendengarnya.
"Ok, honey. As you wish," sahut Lilian dengan desah suara menggoda, seraya mengelus rahang tegas milik Jack. Ia juga sengaja melakukan itu untuk menambah sakit di hati Boy. Sungguh istri yang pantas diceburkan ke dalam kawah Merapi di saat siaga satu.
Boy, dengan bodohnya masih mematung berdiri tak bergeming. Melihat bagaimana, Jack merangkul pinggang ramping istrinya sambil sesekali mengelus bokong Lilian. Tak tahan dengan emosi yang mendidih dalam dada, Boy maju dan menarik belakang pakaian Jack, hingga pria itu berbalik dan menerima bogem mentah darinya.
BUGH!
"Boy!" Lilian memekik lantaran raga Jack yang tinggi tegap itu terjengkang, di sebabkan pukulan dari Boy yang penuh napsu dan bertubi-tubi. Jack yang tak terima pun membalas serangan Boy. Hingga, kini keduanya berguling di lantai marmer sambil adu jotos.
"Kalian berdua! Hentikan!" Lilian kembali berteriak dengan gusar serta raut wajah yang ketakutan. Akan tetapi dia juga tidak tau bagaimana cara menghentikan perkelahian tersebut. Hingga pada akhirnya, Boy berada di atas raga Jack lagi. Lilian segera menghampiri lalu mendorong tubuh Boy dari atas Jack, kekasihnya.
"Keterlaluan kau, Boy! Kami akan melaporkan mu ke polisi dengan tuduhan penganiayaan!" teriak Lilian, seraya membantu raga gagah itu bangun dan mengusap beberapa lebam pada pipi.
"Silahkan. Laporkan saja! Jika kalian memang ingin laporan itu berbalik!" tukas Boy tak takut. Amarah telah menguasainya, ia tak lagi berpikir apa akibat dari tindakannya saat ini.
"Apa maksud mu? Bagaimana bisa berbalik?" cecar Lilian menandakan betapa dangkal otaknya.
"Menurutmu. Istri yang berzina dengan pria lain akan lolos dari jerat hukum! Kalian berdua lah yang akan mendekam dalam penjara!" teriak Boy penuh emosi. Untung saja letak kontrakan Lilian cukup jauh pemukiman lainnya.
Sialan kau, Boy. Benar juga. Jika, aku melapor maka kami bedualah yang akan di gelanggang ke kantor polisi. batin Lilian urung kembali lada niat dan ancamannya barusan.
Boy sialan! Sejak dulu kenapa aku selalu kalah berkelahi. Lihat saja, aku akan menghancurkan hidupmu hingga yang tersisa hanyalah serpihan. Saat ini, aku sudah berada di atas dirimu. Wanita pujaan mu. Sekarang bertekuk lutut di bawah kakiku, Boy. Menyenangkan juga melihat wajah tidak berdaya mu itu. Sekarang kau tau bagaimana rasanya ketika milikmu di ambil orang, bukan. batin Jack Potter tentu saja berikut dengan seringai iblis nya. Saat ini, pria itu merasa di atas angin karena telah menghancurkan hidup mantan sahabatnya sendiri. Ia merasa jika dendamnya barulah di mulai. Jack, tidak akan berhenti dengan mengambil Lilian lalu membuat Boy kehilangan rumah juga pekerjaannya. Jack, tersenyum miring masih dengan rencana busuk yang tersimpan dalam hati dengki nya.
Boy, berjalan tegap keluar dari kontrakan Lilian. Meskipun tungkainya terasa lemas, ia mencoba bertahan agar terlihat kuat di depan kedua orang yang juga berbalik naik ke kamar atas. Boy, membawa motor David melaju dengan kencang. Sampai sebuah notif terdengar nyaring di ponselnya. Membuat, Boy menepikan motornya sebentar.
[ Misi anda selesai. Anda tidak menangis dan mengemis cinta. Itu hebat! Anda juga tidak membunuh pria menyebalkan itu. Anda mampu mengontrol emosi. Itu bagus! Maka, nikmatilah hadiah dari sistem. Sebuah motor impian akan menjadi milik anda! ]
Begitulah isi pesan yang membaut Boy melongo seketika. Bagaimana bisa sistem ini tau apa yang baru saja terjadi padanya. Ataukah, semua hal ini memang di sengaja? Ah, Boy menggelengkan kepalanya cepat. Mana ada orang luar yang tau masalahnya. Apalagi, jika ini sebuah sistem. Entahlah, Boy bahkan tidak memikirkan hadiah yang di janjikan oleh sistem. Selama beberapa menit, Boy memikirkan segala kemungkinan. Sebab, yang terjadi sejak ia bangun dari pingsan semua di luar nalar.
"Sebenernya, ini sistem apa? Kenapa, hadiahnya besar dan misi yang diperintahkan nya seolah berkutat dengan masalah pribadi gua. Terlihat sekali jika Sistem ini memang ingin membantu.Tapi kenapa? Siapa dia? Atau apa? Arrggh! Menambah pusing saja!" Boy pun memasukkan ponselnya dan berusaha abai akan janji dari sistem perihal motor impian.
Hingga, pagi harinya ketika ia terbangun. Boy dikagetkan oleh suara melengking dari David. " Buset, dah Renk. Bacot lu kayak emak-emak. Perasaan gua baru aja merem," protes Boy sambil mengucek mata dan menggaruk perutnya. Hingga, bentukan kotak delapan itu sukses membuat mata David membola.
"Aje gile! Bro! Sejak kapan elu nge-gym, anjirr otor perut lu. Idaman kamu Adam dan juga Hawa!" decak, David penuh kekaguman seraya menaikkan kaus dalam yang di kenakan oleh Boy.
"Gak sopan lu! Pelecehan njirr, pake pegang-pegang segala!" tepis Boy pada tangan David yang meraba perut kotak delapan nya. Semalam, dirinya sudah lebih dulu kaget ketika mandi. Sebab, sebelumnya Boy tidak memiliki apa yang terbentuk pada tubuhnya saat ini. Tadinya hanya one-pack. Sekarang menjadi eight-pack.
"Ngapain si, lu bangunin gua. Patah hati itu butuh tidur tau gak!"kesal Boy. Namun bukan jawaban yang ia dapat melainkan sebuah tarikan lada lengannya. David menariknya hingga ke teras.
"Bocah gilak! Gua cuma pake beginian lu ajakin keluar anjiir!" Seruan protes dari mulut Boy seketika berhenti ketika sebuah mobil kontainer besar ada jalan raya depan rumah David.
"Tuan, Boy Kutzhel. Ini adalah motor keluaran terbatas. Di pesan atas nama anda. Silakan di tanda tangani," ucap pria berpakaian rapi dengan jas dan celana bahan serta dasi. Sepertinya, orang dari dealer brand kendaraan roda dua terkemuka.
"Ta–tapi. Sa–saya--"
PLAK!
Sebuah tepukan cukup keras mendarat di bahu Boy. " Ambil aja, itu semua udah jelas atas nama lu," bisik David. Benar saja, bahkan semua data kependudukan pun memang asli datanya. Mau tak mau, Boy pun menerima motor seharga hampir setengah milyar itu.
"Ini surat-surat serta kunci motornya. Kami juga memberikan bonus helm full face, jaket, sarung tangan dan juga oli untuk satu bulan ke depan. Semua ada di dalam dus besar itu," ucap pria yang berpakaian rapi tersebut.
TEEETT!
Sebuah notif mengagetkan berasal dari ponsel yang di genggamnya. Membuat dirinya terlonjak seketika.
"Katanya lu mau libur anjirr!"
Tanpa menghiraukan protes dari David. Boy berlari menghindarinya karena ingin membuka ponsel.
[ Misi selanjutnya akan berhadiah uang tunai 250 juta. Selesaikan dengan bijak dan smart. Maka saldo anda akan gendut seketika. Ambil paket lalu antarkan ke alamat yang sudah tertera. ]
"Gilak! Ini di luar nalar! Tapi alamatnya, i–ini rumah orang tuanya Lilian ..." Boy, meremas ponselnya. Kedua matanya terpejam, menguatkan hati untuk dapat menjalankan misi. Ia butuh uangnya. Untuk menebus kembali rumahnya dari rentenir sialan itu.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
LENY
SETUJU SAMA AUTHOR COCOKNYA LILIAN DILEMPAR KE KAWAH PANAS NERAKA 😅😡
2024-12-05
0
Edy Sulaiman
kurang bagus thor kata "Raga"..
2024-03-18
2
Firman Firman
😱😱😱
2024-02-28
1