Bab 3

"Jam berapa aku harus datang mengisi seminar?". Tanya Reynald pada asisten nya, Renata.

"Jadwal seminar jam 2 siang. Jadi, setidaknya 30 menit sebelum di mulai kau sudah harus berada di sana". Jawab Renata.

"Kau ikut dengan ku".

"Pergi saja dengan Andre, aku sibuk! Aku harus mengatur ulang jadwal mu untuk 2 pekan ke depan karena ulah mu yang selalu meninggalkan pekerjaan begitu saja untuk mencari wanita itu". Tolak Renata.

Tentu saja sebagai asisten pribadi, Renata di buat kewalahan oleh Reynald karena sikap nya yang semena-mena meninggalkan berbagai pertemuan begitu saja yang sudah di buat jauh-jauh hari hanya untuk mencari seorang wanita.

Renata sangat kesal dengan Clara. Wanita itu sudah membuat sepupu nya seperti orang gila! Padahal Reynald bisa saja mencari wanita lain dengan mudah, namun selalu saja Clara.. Clara.. dan Clara yang ada di otak pria itu!

"Wanita itu.. wanita itu.. Kau selalu menyebutnya seperti itu seolah dia tidak punya nama". Gerutu Reynald.

"Clara, Renata. C-L-A-R-A. Clara! Kau harus selalu ingat nama itu". Lanjut Reynald seraya menatap ke arah jendela melalui ruang kantornya yang lapang dan mewah.

Renata mendecih. "Sudah lah aku malas mendengarkan mu jika itu tentang dia. Aku selalu berdoa pada Tuhan agar kau jatuh cinta lagi pada wanita lain dan semoga Tuhan mendengar doaku!". Ucap Renata lalu berjalan meninggalkan Reynald yang termenung.

"Mana bisa aku jatuh cinta lagi.. Aku dan Clara sudah melalui banyak hal bersama...." Reynald bergumam seraya menatap kosong ke arah pemandangan ibu kota melalui jendela kantor nya.

Dua Jam Kemudian

Reynald mengamati sekitar dari dalam mobil nya ketika Ia telah sampai di sebuah Universitas swasta bergengsi di Jakarta.

Hari ini Ia harus mengisi seminar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sebagai CEO yang terkenal, Ia di undang untuk berbagi ilmu dan tips bagi banyak mahasiswa di Universitas tersebut.

Reynald mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompet dan memberikan nya pada supir pribadi nya, Pak Yudi.

"Pak, pergi lah makan siang. Jangan menunggu saya di parkiran.Nanti jemput saya kembali ke sini setelah 2 jam". Ucap Reynald seraya memberikan uang yang telah di ambil dari dompetnya.

"Wah Pak Rey, gak perlu ini. Bahkan uang ini 10 kali lipat dari uang makan saya. Saya terbiasa makan di warteg Pak hehe". Pak Yudi terkekeh.

"Ambil saja. Jangan lupa jemput saya kembali setelah 2 jam". Reynald tidak suka mendapatkan penolakan lalu Ia pun segera melangkahkan kaki keluar mobil.

Reynald berjalan masuk ke dalam gedung universitas. Di dalam Ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru mencari sebuah ruangan yaitu ruang rektor.

Baru beberapa langkah, ada 3 orang dari arah yang berlawanan terlihat jalan tergopoh-gopoh menghampiri dirinya.

"Maaf Pak Rey, kami telat menyambut anda". Ujar salah seorang di antaranya.

Reynald mengangguk tipis. "Tidak masalah. Saya juga baru sampai".

"Di mana asisten anda? Saya di hubungi oleh Bu Renata bahwa anda akan di temani oleh asisten anda yang lain".

"Saya sedang ingin pergi sendiri saja hari ini". Ucap Reynald.

"Baik lah. Mari saya antar anda ke ruang rektor kalau begitu Pak Reynald".

Reynald pun mengikuti langkah 3 orang yang menemaninya. Di setiap derap langkah tegapnya tak lepas dari pandangan setiap mahasiswa dan mahasiswi di Universitas tersebut. Reynald benar-benar mencuri perhatian banyak orang.

Setelah berbasa basi dengan sang rektor dan beberapa perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, Reynald di giring menuju sebuah Auditorium tempat di mana seminar akan di laksanakan.

Auditorium tersebut terletak di Gedung B lantai 10, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Reynald mendengar sayup-sayup suara MC dari ruang Auditorium. Tentu saja harus di lakukan acara pembuka sebelum ke acara inti yaitu di isi oleh dirinya sendiri.

Sekitar 10 menit Reynald menunggu, lalu terdengar nama nya di panggil oleh MC. Pihak penyelenggara yang menemani nya pun mempersilakan Reynald masuk.

Reynald melangkah dengan percaya diri dan berkharisma. Membuat para mahasiswi menatap kagum pada CEO muda itu.

Reynald berdiri di sebuah podium dengan mic kecil yang tersemat di atas mejanya. Ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru Auditorium. Menatap padat nya mahasiswa yang menghadiri seminar nya.

Ahh.. tentu saja selalu seperti ini.. Aku Reynald, ini kesempatan langka untuk mereka semua berada satu ruangan denganku dan melihat diriku secara langsung...

Reynald membatin percaya diri saat melihat ada sekitar 200 mahasiswa yang memenuhi Auditorium.

"Selamat siang semuanya....." Reynald mulai membuka acara inti seminar.

Satu jam penuh Reynald mengisi seminar dengan segala materi berbobot. Ia pun mengadakan sesi tanya jawab di akhir. Para mahasiswa dan mahasiswi sangat puas dengan datang nya Reynald ke Universitas mereka. Tentu saja tidak mudah mengundang nya. Pihak Universitas bahkan harus menunggu hingga 5 bulan lamanya.

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan rektor, Reynald pun segera keluar menuju tempat parkir. Di persimpangan gedung, Ia melihat seorang mahasiswi yang sedang menangis tersedu-sedu di pojokan dekat dengan sebuah mesin minuman otomatis.

Reynald pun acuh dan mulai melangkah kan kakinya kembali. Namun baru beberapa langkah, Ia menggelengkan kepalanya dan memutar tubuhnya menghampiri mahasiswi tersebut.

"Sial.. Aku selalu saja tidak tega melihat seseorang menangis sendirian. Itu terlihat menyedihkan..." Gumam Reynald.

"Hey! Kau!".Ucap Reynald saat jaraknya kini hanya sekitar 2 meter dari mahasiswi tersebut.

Mahasiswi itu mendongakkan kepala seraya mengusap air mata di wajahnya.

"Ada apa? Kenapa kau menangis sendirian di pojokan seperti ini?". Tanya Reynald.

"Pak Rey.. nald.." Ucap mahasiswi itu pelan.

"Ya.. Aku Reynald. Kau mengenalku?".

Mahasiswi itu pun mengangguk. "Tadi saya menghadiri seminar bapak".

Reynald manggut-manggut paham.

"Kenapa kau malah menangis setelah menghadiri seminarku di saat teman-teman mu yang lain bersuka cita?".

Mahasiswi itu menunduk diam tak menjawab.

"Ah sudahlah.. Aku menghampirimu karena kau terlihat menyedihkan". Reynald berbalik badan melangkah pergi meninggalkan mahasiswi itu.

"Pak Reynald!". Panggil mahasiswi tersebut saat Reynald sudah melangkah membelakanginya.

Reynald membalikkan badan dan mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?".

Mahasiswi itu menautkan jari jemarinya satu sama lain menandakan Ia di landa gugup yang hebat.

"Saya boleh minta pertolongan anda?".

Reynald terdiam sesaat. Hal seperti ini sudah biasa Ia terima. Ia bisa menebak selanjutnya.

"Kau butuh uang berapa?". Tembak Reynald langsung.

Mahasiswi itu menggelengkan kepala. "Saya tidak perlu bantuan uang dari anda".

Reynald mengerutkan kening. Tidak butuh uangku, lalu apa? Reynald membatin seraya menatap mahasiswi di hadapan nya.

"Lalu kalau bukan uangku, kau membutuhkan pertolongan semacam apa dariku?".

•••••••••••♡♡♡♡♡♡♡♡♡••••••••••••

Masih sepi😁Tapi gakpapa. aku akan terus update.

Setelah baca, jangan lupa dukungannya ya! Like dan komentar..Tambahkan ke favorit juga ya😘

Terpopuler

Comments

@maydina777

@maydina777

ag mmpir kk

2023-04-08

1

Arikaa Ubaidiah

Arikaa Ubaidiah

Thor aku baca ulang lagi nih belum puas

2022-12-20

1

DeKasiblings

DeKasiblings

menarik 😍 semangat thor

2022-10-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!