Tok..tok..tok..
“Son!” Panggil Mommy Celine, Mommy nya Zico dari balik pintu kamar Zico.
“Iya Mom masuk saja.” Jawab Zico.
Zico seketika bangun dan duduk di pinggir ranjangnya.
“Ada apa Mom?” tanya Zico .
“Mommy tadi lihat kamu masuk kok lesu sekali nak? Kenapa? Kamu ada masalah di sekolah?.” Tanya Celine yang mencemaskan putra semata wayangnya itu. Celine cemas karena biasanya setelah masuk rumah, Zico selalu memanggil Mommy nya dulu sebelum masuk naik ke atas, tapi kali ini Zico langsung naik dan masuk ke kamarnya.
“Gak apa-apa kok Mom, Zico Cuma lagi cape aja.” Jawab Zico tersenyum lembut dan memeluk Celine, Zico hanya bisa bersikap manis kepada Mommy nya. Bahkan kepada Austin Papi nya pun Zico bersikap dingin sama seperti ke teman-teman di sekolahnya.
“Oh begitu, ya sudah kamu turun dulu ke bawah nak, Lunch dulu baru kamu istirahat, okay?” Ajak Celine.
“Zico belum lapar Mom, Zico langsung istirahat aja ya Mom? Zico mau tidur.” Zico sangat lelah dengan jantungnya yang berdebar terus ketika membayangkan Gita.
“Baiklah Sayang, nanti kalau sudah lapar kamu makan ya.” Pinta Celine.
“Okay Mom.” Sahut Zico tersenyum.
Celine langsung menutup pintu kamar Zico dan meninggalkan kamar Zico.
Keesokan harinya Gita datang ke sekolah seperti biasa, pukul 7 pagi ia sudah sampai digerbang sekolah, padahal masuk sekolah adalah pukul 7.30, tapi Gita memang selalu tiba lebih awal, ia adalah murid yang cerdas dan juga disiplin.
Saat tiba digerbang sekolah tiba-tiba ada sosok yang ikut berjalan disampingnya.
Gita menengok kesampingnya, “Ka.. Kamu?.” Gita terkejut karena ternyata yang berjalan disampingnya adalah Zico.
“Kamu selalu naik bus ke sekolah?.” Tanya Zico sambil berjalan dengan tangan dimasukkan ke kantung celananya, melihat ke arah depan tanpa menengok ke arah Gita.
“hmm..i.. iya..” Jawab Gita singkat dan gugup, ia tidak mengerti kenapa ia selalu gugup saat berhadapan dengan Zico.
“Kalau pulang naik bus juga?.” Tanya Zico lagi.
“Iya.” Gita menjawab singkat. Begitu pula dengan Zico hanya menjawab singkat.
“Oh!”
Lalu mereka berjalan berdua menuju kelas mereka masing-masing. Gita lebih dulu masuk ke kelasnya, Karena kelas mereka bersebelahan. Saat hendak masuk ke kelasnya Gita hanya melirik ke Zico, tetapi Zico hanya menatap lurus ke depan. Gita pun masuk ke kelas tanpa berkata apapun pada Zico.
Gita duduk di kursinya mengeluarkan buku dari tasnya, 5 menit kemudian Yolla pun tiba dikelas, ia duduk disamping Gita.
Yolla bingung melihat Gita yang diam saja, padahal biasanya ia menyambutnya.
“Git! Lo kenapa sih diem aja?” Gerutu Yolla, karena kesal didiamkan oleh Gita.
“Mmm.. tidaaak, gue baik-baik aja kok, emang gue kenapa?.” Bukannya menjawab ia malah bertanya balik.
“Ck..Ck.. ini anak, ditanyain malah nanya balik.” Yolla menepuk keningnya pelan dan lanjut bertanya.
“Itu lho, lo itu kenapa dari tadi diem aja tuh kenapa? Apa lo sakit? Muka lo merah gitu.” Tanya Yolla sambil menyentuh kening Gita dengan punggung tangannya, karena khawatir pada sahabatnya itu.
Mendengar perkataan Yolla, Gita pun menyentuh kedua pipinya dengan telapak tangannya.
Bukannya menjawab ia malah melamun.
‘Apa benar muka aku merah? Ini pasti karena aku ketemu Zico tadi, kenapa ya aku selalu merasa gugup kalo ketemu Zico, jantung aku berdetak gak karuan rasanya setiap ketemu dia, apa benar kata Yolla ya, kalau aku suka sama dia???’ Batin Gita.
Sepertinya Gita sudah mulai jatuh cinta pada Zico, hanya saja ia tidak tahu seperti apa rasanya jatuh cinta, karena dirinya belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta.
“Hei! Lo itu bukannya jawab kok malah bengong? Kenapa sih?.” Yolla benar-benar kesal pada Gita yang tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan nya.
Gita tersenyum melihat sahabatnya itu marah-marah dan mengerucutkan bibirnya. “Gue baik-baik aja Lala nya Teletubbies.” Jawab Gita sambil mencubit kedua pipi Yolla yang chubby dengan gemas.
Yolla mempunyai badan yang ideal hanya pipinya saja yang chubby karena bentuk wajahnya yang bulat. Berbeda dengan Gita, Gita mempunyai wajah tirus bak aktris-aktris korea, sangat cantik, wajar saja banyak yang mengaguminya, karena ia tidak hanya Jenius tetapi juga sangat cantik.
“Sakiiiit tau!.” Ketus Yolla.
“Unchh.. unch.. unch.. sayangku ngambek, maaf maaf ya.” Gita benar-benar tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Yolla, ia malah menggoda Yolla.
Bel jam masuk pun berbunyi.
Mereka pun belajar dengan serius, walaupun Yolla dan Gita sering bercanda , tetapi di saat jam pelajaran mereka selalu fokus memperhatikan guru yang sedang mengajar.
Triiriiiing.. Triiriiiing..
Bel istirahat pun tiba.
Setelah guru mereka keluar kelas, Yolla segera mengajak Gita untuk ke kantin.
“Ayo kita ke kantin! Gue lapar banget Git.” Ajak Yolla yang sedang kelaparan.
“Tunggu sebentar.” Jawab Gita sambil merapikan buku-bukunya yang ada di atas meja.
Vino menghampiri mereka.
“Gita, Yolla, ayo kita ke kantin.” Ajak Vino tersenyum ramah.
Vino tidak pernah berhenti mendekati Gita, walaupun ditolak berkali-kali tapi Vino selalu bersikap baik dan lembut pada Gita. Itulah yang membuat Gita tidak bisa ketus padanya walaupun ia kadang merasa risih karena Vino selalu mendekatinya.
“Ayo!” Jawab Yolla, sedangkan Gita hanya tersenyum.
Saat mereka keluar dari kelas, tanpa disadari, ternyata Zico dan teman-temannya berjalan dibelakang mereka, Zico menatap punggung Vino dengan tajam, ekpresi diwajahnya seperti binatang buas yang ingin menerkam mangsanya.
Sean yang sedang merangkul Zico menyadari siapa yang ada didepannya, ia melihat Gita berjalan di depannya dengan di sisi kanan ada Vino dan di sisi kirinya ada Yolla.
Saat menatap ke sampingnya ia tersenyum melihat ekpresi Zico yang seperti itu. Lagi-lagi ia menggodanya.
“Tuh kan! panas kan lo liat Gita jalan sama si mata empat?” Bisik Sean ke telinga Zico sambil cengengesan.
Zico kesal Sean menggodanya terus, Zico menghempaskan tangan Sean dari bahunya dengan kasar.
“Ayolah Zico, dekati saja Gita, nanti beneran nyesel baru tau Lo!” Bisik Sean lagi, tidak ada puas-puasnya ia menggoda Zico.
Sean sangat senang kalau Zico memiliki perasaan spesial terhadap wanita, karena selama ini banyak sekali wanita yang mendekati Zico tetapi tidak ada satupun yang membuat Zico tertarik, baru kali ini Sean melihat sahabatnya itu tertarik pada wanita.
Zico hanya membalas Sean dengan tatapan tajam, Sean seketika diam melihat ekpresi Zico yang seperti akan meledak.
Mereka pun berjalan tanpa bicara lagi.
Sedangkan Gita, Yolla dan Vino tidak ada satupun yang menyadari kalau dibelakang mereka ada Zico dan Sean.
Setibanya dikantin, mereka bertiga duduk bersama dan mulai menyantap makanannya. Yolla duduk dihadapan Gita, dan Vino duduk di samping Gita.
Saat mereka bertiga sedang menyantap makanannya masing-masing, tiba-tiba ada sosok tinggi muncul dihadapan Gita, lalu mereka mendongak ke atas melihat siapa yang menghampiri mereka.
“Boleh kan aku duduk disini?” Zico bertanya pada Gita dengan nada yang datar dan ekspresi yang dingin.
Sean yang melihat itu pun bergumam dalam batinnya, ‘Akhirnya PDKT dimulai!’
Ia tersenyum senang melihat sahabatnya itu sudah mulai mendekati Gita, ia pun segera menghampiri Alex dan Kenzo, mereka memantau Zico yang sedang melakukan pendekatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Diah Anggraini
ayo zic.. peper terus Gita sebelum ke cantik sama vino
2023-11-08
0