"Hmmm..? i.. iya, silahkan. “ Jawab Gita gugup.
Melihat Zico, Yolla pun bergeser, dan posisi Yolla kini ada dihadapan Vino.
Zico pun duduk dihadapan Gita lalu merogok saku celananya dan mengulurkan tangannya memberikan Gita 1 botol strawberry Milk.
“Haah?” Gita mengerutkan alisnya, dia kebingungan dengan sikap Zico yang tiba-tiba. Dengan penuh perasaan malu dan gugup Gita tengok kanan kiri untuk melihat sekelilingnya, dan benar saja, semua orang dikantin memandang ke arahnya, terutama para wanita yang selama ini mengagumi Zico, tak terkecuali princess disekolahnya Priscilla, lalu Priscilla pun menghampiri mereka dan tiba-tiba duduk disebelah Zico.
“Untukku mana Zi?” Goda Priscilla kepada Zico.
“Cuma satu.” Jawab Zico dengan acuh sambil memakan makanannya, tak melirik Priscilla sedikitpun.
“hhhfffft.” Yolla menahan tawanya.
Priscilla kesal dengan jawaban Zico, seketika ia berdiri dan menghentakkan kakinya lalu menatap Gita dan Yolla dengan tatapan kebencian, dan hendak meninggalkan kantin dengan 2 sahabatnya yakni Viola dan Catherine. Karena malu.
Baru beberapa langkah, Zico memanggilnya, “Hei Tunggu!”
Lantas Priscilla pun menghentikan langkah kakinya dan berbalik ke arah Zico, ia tersenyum senang karena merasa Zico akan meminta maaf padanya karena membuatnya malu.
Tapi ternyata,
“Siapa nama lo?” Tanya Zico.
“Nama aku Priscilla, masa kamu gak tahu sih Zico.” Priscilla tersenyum bahagia karena ditanya namanya oleh laki-laki pujaannya itu.
“Ini bawa makanan lo!”
Perintah Zico dengan nada ketus sambil menunjuk dengan sendoknya ke makanan Priscilla yang ada disampingnya.
Priscilla sangat marah, ia lekas mengambil makanannya dengan kesal dan pergi secepatnya, karena sudah tidak tahan dipermalukan oleh Zico.
Setelah mereka selesai makan Zico mencuri-curi pandang pada Gita, Gita yang menyadarinya pun menjadi semakin gugup dan ia memberanikan bertanya pada Zico.
“A.. Ada apa? Kenapa kamu menatap aku kaya gitu? Apa ada sesuatu dimulut aku?,”
Gita bertanya sambil menyentuh kedua pipinya dan menyeka bibirnya menggunakan tisu.
“Enggaaaak!” Zico tersenyum.
Mereka bertiga terkejut melihat Zico tersenyum seperti itu, karena mereka baru kali ini melihat Zico tersenyum seperti itu.
Gita hanya diam saja menunduk malu, pipinya sangat merah seperti tomat matang. Mereka pun kembali ke kelas masing-masing.
Setelah Bel pulang sekolah berbunyi Zico bergegas keluar kelas meninggalkan Sean, ia menunggu Gita didepan kelas Gita, Sean yang melihat itu pun tersenyum, ia sangat senang melihat sahabatnya yang anti pati pada wanita itu akhirnya jatuh cinta.
“Good Luck Zi!” Sean mengatakannya sambil menepuk bahu Zico saat melewati Zico yang sedang bersandar di dinding depan kelas Gita sambil memasukkan tangannya ke kantung celananya.
Zico tidak menjawab hanya menaikkan alisnya.
Gita dan Yolla keluar dari kelas, Gita terkejut melihat Zico didepan kelasnya, sedangkan Yolla tersenyum senang melihat Zico, ia sangat yakin kalau prince disekolahnya itu tertarik pada sahabatnya.
Gita hanya melirik Zico dan tersenyum dengan gugupnya. Dan Yolla tiba-tiba mengulum bibirnya dan tersenyum licik.
“Eh ada Zico! Hai Zico!” Sapa Yolla melambaikan tangannya.
Zico hanya membalas tersenyum.
“Git gue duluan ya, gue baru ingat gue ada les Bahasa prancis.” Yolla membohongi Gita agar Gita bisa berduaan dengan Zico.
Gita yang tahu kalau Yolla berbohong menarik tas Yolla,
“Hei! Sejak kapan lo les bahasa prancis hah?” Tanya Gita menatap tajam mata Yolla.
“Hehe.. Sejak hari ini!” sahut Yolla sambil melepaskan tangan Gita dari tas nya dan bergegas berlari meninggalkan Gita dan Zico sambil melambaikan tangannya pada mereka.
“Bye Gita, Bye Zico!” Teriak Yolla.
“Bye Yolla!” Zico kali ini menjawab, ia melambaikan tangannya dan tersenyum senang mengisyaratkan rasa terima kasihnya karena Yolla sangat peka dengan meninggalkan mereka berdua.
Gita melirik wajah Zico yang tersenyum seperti itu membuat hatinya meleleh dan jantungnya terasa seperti mau meledak. Ia yakin kalau sekarang pipinya pasti merah, ia malu kalau Zico melihatnya seperti itu. Ia menutup kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya dan hendak pergi meninggalkan Zico.
Zico yang melihat itu pun tertawa, saat Gita baru beberapa langkah tiba-tiba tas nya ditarik oleh Zico, “Kamu mau ke mana Git?”
“A… Aku mau pulang lah! masa mau menginap di sini!” ia kesal tasnya ditarik oleh Zico.
Zico yang melihat Gita mengomel seperti itu merasa sangat gemas.
“Kamu marah hah?” Tanya Zico sambil mencubit pelan pipi Gita.
Bukannya menjawab Gita yang merasakan sentuhan tangan Zico malah bertambah gugupnya, pipinya pun sudah sangat merah seperti kepiting rebus. Ia hanya diam saja menundukkkan kepalanya.
Zico yang melihat itu pun bertambah gemasnya, ia memegang dagu Gita menaikkan dagunya.
“Pipi kamu merah sekali, kamu sakit?” Tanya Zico sambil menyentuh kening Gita. Ternyata Gita tidak demam, ia pun menyadari kalau saat ini Gita sedang gugup, ia tertawa.
“Hahahaha… Kamu lucu sekali Gita.” Zico menertawakan Gita, baru kali ini ia tertawa lepas seperti itu, bahkan saat sedang bersama-sama sahabatnya pun ia tidak tertawa selepas itu.
“iih Kamu! Nyebelin banget!” Gita berjalan cepat meninggalkan Zico sambil mengerucutkan bibirnya.
Zico segera berlari mengejar Gita dan berjalan disamping Gita. Ia menyadari kalau Gita benar-benar kesal padanya.
“Gita aku minta maaf ya, abisnya kamu gemesin banget sih.” Zico meminta maaf pada Gita.
Gita tidak menggubrisnya hanya diam saja tetap berjalan sambil mengerucutkan bibirnya.
“Gita kita pulang bareng yuk, aku antar kamu sampai rumah.” Ajak Zico.
“Enggak! Terima kasih!” Ketus Gita.
“Kamu beneran marah ya? Aku kan udah minta maaf, maafin aku ya? Please?.” Zico menarik pelan pergelangan tangan Gita dan memohon maaf darinya.
Gita menghentikan langkahnya dan menjawab, “Hmmm…” Gita menatap mata Zico dan melanjutkan perkataannya, “Tapi maaf Zico aku pulang sendiri aja.” Gita berkata dengan serius membuat Zico terdiam dan bertanya.
“Kenapa kamu gak mau aku antar? Kamu masih marah ya?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments