Awal mula perkenalan Zico dan Gita dimulai ketika mereka mengikuti study tour yang diadakan disekolah mereka.
“Tolooong! Ada yang pingsan!” teriak Yolla dengan penuh kekhawatiran pada sahabatnya yang tiba tiba tidak sadarkan diri itu.
Zico kebetulan ada didekat Gita saat itu, ia segera menghampiri Gita lalu menggendongnya bak pangeran yang sedang menolong Tuan Putri.
Yolla terkejut dengan mulut terbuka, ‘ya ampun mimpi apa Gita bisa digendong sama Zico, aku jadi pengen pingsan juga.’ Kata Yolla dalam batinnya lalu cengar-cengir seperti kuda.
Zico segera membawa Gita ke klinik yang ada disekitar museum itu diikuti oleh Yolla dan Pak Herman wali kelas Gita dan Yolla.
“Tolong sus, dia tiba-tiba saja pingsan.” Pak Herman berkata pada suster yang ada diklinik itu dengan paniknya.
Lalu suster tersebut membawa mereka ke salah satu ruangan yang ada diklinik itu, “Baiklah, Silahkan baringkan diruangan ini, saya akan segera memanggil dokter.”
Dokter pun tiba diruangan itu dan segera memeriksa Gita, setelah selesai memeriksa, dokter itu pun keluar dan menjelaskan kepada mereka yang menunggu didepan pintu, “Bagaimana keadaan teman saya dok? “ tanya Yolla.
“Jangan khawatir, dia hanya kelelahan saja, dan sepertinya perutnya kosong, setelah dia bangun tolong beri tahu dia untuk segera mengisi perutnya ya.”
Mendengar itu Zico segera keluar dan mencari resto yang ada disekitar Klinik itu, hendak membeli makanan untuk Gita.
Sedangkan Pak Herman sedang mengurus administrasinya dibagian kasir.
Sementara di klinik, Gita sudah terbangun.
“La, ini dimana? Kok gue ada disini? Kan kita tadi sedang di museum.” Tanya Gita pada Yolla.
“Tadi Lo itu pingsan Gita! Terus Lo tahu gak yang menggendong Lo sampai ke klinik ini siapa?”
“Siapa memangnya?” Tanya Gita penasaran, ia menyatukan alisnya.
“Zico!” teriak Yolla tanpa sadar bahwa dirinya sedang di klinik.
“Hah? Zico? Maksud Lo Zico yang cool seperti es batu itu?” Tanya Gita terkejut.
“Iya Gita! Zico yang itu, memang di sekolah kita ada lagi yang namanya Zico?” Jawab Yolla.
“Hmmm… ternyata masih punya rasa kemanusiaan juga ya tuh orang, padahal kan kelihatannya cuek banget.” Gumam Gita.
Dan Zico pun tiba dengan membawa beberapa makanan untuk Gita.
Melihat kedatangan Zico, Gita segera bangkit dan duduk.
“Makasih ya telah menolongku, maaf sudah merepotkan.” Ucap Gita kepada Zico menundukkan pandangannya dengan perasaan canggung.
“hmmm… ini, makanlah!” Zico memberikan makanan itu dengan ekpresi dingin seperti biasanya.
“Oh enggak, enggak perlu repot-repot.” Tolak Gita.
“Sudah cepat dimakan! Lo mau pingsan lagi?.” Zico memaksa Gita dengan meletakkan makanan itu di hadapannya.
“Baiklah, sekali lagi makasih banyak ya.” Jawab Gita.
“hmmm...” Jawab Zico dengan dingin dan langsung pergi kembali ke museum untuk mencari teman-temannya.
Dingin dan datar? Ya, memang Zico terkenal disekolah akan ketampanannya dan dikenal dengan sosok yang dingin dan tidak banyak bicara, oleh karena itu tidak banyak yang berani menegurnya apalagi mendekatinya.
Hanya sahabat-sahabat lamanya saja yang berteman dengan Zico, yaitu Sean, Alex dan Kenzo.
“Lo mimpi apa sih Git bisa digendong sama pangeran seperti Zico, Gue iri banget sama Lo, Gue sampai melamun sampai mau ngiler tau gak?!.hahahaha...” Yolla tertawa geli.
“Kok bisa ya La dia tiba-tiba menggendong Gue? Kita kan gak pernah saling sapa sekalipun, padahal sikapnya kan dingin dan datar seperti gak pernah perduli sama keadaan disekitarnya.” Tanya Gita pada Yolla dengan perasaan penasaran.
“Jangan-jangan selama ini dia mengagumi lo Git, tadi gue liat wajahnya sepertinya khawatir banget sama lo tau! Waaaaah, kalo beneran dia suka sama lo, beruntung banget lo Git sumpah, hehehe.” Goda Yolla kegirangan sambil mencolek dagu Gita.
“Ah, lo ini La, mana mungkin prince sekolah kaya dia suka sama gue? dia kan anak sultan, mana mungkin dia mau sama cewek macam gue? mungkin dia itu nolong gue cuma karna dia masih punya hati nurani aja, dan kebetulan dia ada disana pas gue pingsan.” Gita berkata sambil tersenyum. Ia sudah merasa baikan setelah diinfus 2 kantung.
“Lo mau taruhan Git? Gue yakin dugaan gue itu bener.” Kata Yolla menggoda Gita lagi.
Tiba-tiba Pak Herman datang.
“Sudah merumpinya, sekarang ayo kita ke bus sekolah, study tour nya telah selesai, teman-teman kalian sedang menunggu kalian di bus, untuk tugasnya nanti kalian bisa bertanya pada teman-teman kalian.” Seru Pak Hendro.
“Baik Pak!” Jawab Gita dan Yolla serentak.
Mereka segera berjalan menuju bus.
Sementara bus sedang menunggu Pak Herman, Gita dan Yolla tiba.
Zico sudah duduk didalam bus didekat jendela, ia memandang keluar ke arah Gita yang sedang berjalan pelan.
Sean salah satu sahabat Zico yang duduk dikursi sebelah Zico menyadari tatapannya.
“Dipandangin terus, suka Lo sama dia?” Goda Sean kepada Zico sambil menyikut tangannya.
Sean melihat ada yang berbeda dari cara Zico memandang Gita karena selama ini Zico tidak pernah peduli pada satu pun wanita, tetapi tadi Zico sangat perduli kepada Gita sampai menggendongnya bak pangeran menolong sang putri.
“Apa sih lo!” jawab Zico gugup.
“Kalau suka dideketin lah, nanti keduluan orang tau rasa lo!” Goda Sean lagi.
Zico diam saja tidak menjawab.
Alex dan Kenzo yang ada dibelakang mereka ikut berbicara.
“Kalau suka jangan diem aja lo, Gita tuh banyak yang deketin lho, cuma emang dia nya aja yang gak mau pacaran.” Goda Alex tersenyum usil.
“Ya itu lo pada tahu kalo dia gak mau pacaran, terus lo pada ngapain nyuru Zico deketin Gita?” Jawab Kenzo. Kenzo memang mempunyai karakter yang hampir mirip dengan Zico yang dingin dan cuek. Tidak seperti Sean dan Alex yang memang berkarakter usil dan mudah bergaul.
“Gita itu gadis jenius disekolah kita, dia yang selalu mewakili sekolah kita untuk ikut berbagai olimpiade, gue denger-denger dari anak-anak lain sih dia itu gak minat sama sekali pacaran, dia ingin jadi dokter katanya, mau fokus sekolah.” Sean menjelaskan panjang lebar kepada Zico, tapi Zico hanya diam memejamkan matanya dan merebahkan kepalanya di sandaran kursi.
Gita, Yolla dan Pak Herman sudah tiba, mereka segera naik ke dalam bus mereka.
Vino segera menghampiri Gita ia baru tahu kalau Gita pingsan. Vino adalah teman sekelas Gita yang sejak kelas 1 SMA sudah mengagumi Gita, tetapi Gita hanya menganggap teman biasa.
“Kamu baik-baik aja Git? Maaf ya aku baru tahu kalau kamu pingsan.” Tanya Vino cemas.
“Aku baik-baik saja kok.” Gita menjawab tersenyum, bukan karena ia menyukai Vino, hanya saja karena sikap Vino yang selalu peduli padanya membuat Gita tidak enak hati untuk mengabaikannya.
Letak bus Gita dan Zico yang berdampingan membuat Zico melihat jelas bagaimana interaksi antara Vino dan Gita.
Ia tiba-tiba merasa panas melihat interaksi mereka berdua.
Zico jadi kepikiran tentang omongan Sean yang bilang nanti keduluan orang.
Zico segera meminum Air putihnya untuk meredakan hawa panas ditubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Mbak Latif
cukup menarik ceritanya ,baru mampir Thor mudah"an ceritanya sampai and menarik sukses ya thor
2023-11-15
0