Kami melalui malam ini dengan menumpahkan semua rindu dalam pergulatan penuh sensasi memabukkan, setelah lelah memadu kasih kami tertidur dengan saling memeluk, rasanya begitu nyaman berada dalam dekapan lelaki yang kita cintai.
Suara adzan subuh membangunkan ku dari kenyamanan pelukan suami, kutarik selimut dan beranjak ke kamar mandi. Lelaki ku masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya.
'Lebih baik aku bangunkan kang Aswin untuk sholat berjamaah, aku rindu mendengar lantunan ayat suci dari bibirnya.'
Dengan lembut aku membangunkan suamiku yang masih terlihat sangat kelelahan karena sensasi panas yang semalam kami lakukan.
"Sayang bangun, sudah adzan shubuh, yuk kita solat bareng."
Nampak kang Aswin mengerjap lalu tersenyum ke arah ku dengan penuh cinta. "iya, bunda mandi duluan gih nanti ayah nyusul." Jawabnya lembut.
Aku pun tersenyum dan beranjak, namun tiba tiba kang Aswin menarik ku dalam pelukannya,kami saling bertatapan, kang Aswin tersenyum dan mencium pipi ini lembut. "love u sayang."
Seketika muka ini memanas langsung bersemu merah, meski sudah empat tahun menikah, di perlakukan romantis begini selalu membuat aku malu dan salah tingkah.
"Love u to sayang, sudah ya mandi dulu nanti subuh nya telat." akupun buru buru beranjak dan pergi ke kamar mandi sambil senyum senyum, hati ini sangat bahagia dengan perlakuan yang diberikan lelaki halal ku, meskipun terkadang menyimpan sesak saat mengingat perlakuan kakak madu ku, tapi itu ku anggap sebagai ujian cinta kami.
Setelah menunaikan kewajiban kepada sang pencipta, aku ingin membuat sarapan untuk suami tercinta, karena memang tidak ada pembantu dirumah ini, sering kali menolak saat kang Aswin memintanya untuk mencari pembantu, karena aku pikir masih belum saatnya, toh aku masih bisa melakukan semua sendiri, untuk bisnis usahaku bisa dikerjakan kapan saja saat waktunya sudah senggang dan anak ku sudah tidur, jadi pembantu masih belum di butuhkan di rumah ini.
"Ayah mau dibikinin sarapan apa sama bunda?"
Bermanja dengan suami, bergelayut mesra di lengannya adalah rasa nyaman untukku.
"Apa aja yang bunda hidangkan akan ayah makan, karena apapun masakan bunda pasti enak di lidah ayah." kang Aswin membelai lembut rambutku, dan menatap mesra penuh dengan binar cinta, jangan baper ya.
"Ayah ke kamar jagoan dulu yaa, kangen lama tidak main dengan Yusuf." Pamit kang Aswin.
"Yasudah ayah temeni Yusuf ya, bunda mau ke dapur dulu bikin sarapan buat kita."
Drrrrrt drrrrrrt ponsel kang Aswin berbunyi. "itu ponsel ayah bunyi, bisa minta tolong di ambilin bund." teriaknya dari kamar Yusuf.
"Iyaa sebentar ya bunda ambilin." akupun langsung mengambil gawai kang Aswin yang tergeletak diatas nakas ruang tamu, bunda Sandra nama yang tertulis di atas layar.
"Siapa bund yang nelpon pagi pagi." kang Aswin bertanya ke istrinya dengan masih menggendong jagoan kecilnya.
"Teh Sandra yah." akupun menjawab lembut sambil mengulurkan ponsel ke arah suamiku.
"'Bunda lanjutin masak dulu yaa."
"Iya sayang."
kang Aswin memasukkan ponselnya ke saku celana karena panggilan dari istri pertamanya sudah berhenti berdering, dan beberapa menit kemudian kembali ponselnya berdering dan kang Aswin mengambilnya dari saku celananya, tertera nama bunda Sandra.
"Halo asalamualaikum bund, ada apa?" Sapa kang Aswin dengan tenang.
"Ayah dimana, kok pergi nggak bilang bilang, istri lagi sakit juga." Sandra mencebik kesal, padahal dia sudah tau kalau Aswin sedang ada dirumah adik madunya.
"Ayah di rumah Muthia, semalam waktu ayah cek bunda sudah tidak demam dan tidurnya nyenyak banget, jadi ayah putusin untuk tidak bangunin bunda takut ganggu istirahatnya, gimana? Bunda udah baikan kan?" Jawab Aswin masih dengan sikap tenang dan nada yang lembut.
Sandra kesal karena rencana menahan Aswin untuk tidak pergi kerumah Muthia gagal.
'Yasudah, bunda paham.
Ayah balik kapan?"
Sandra berusaha menahan diri untuk tetap terlihat patuh di mata suaminya.
'Awas saja Muthia, kamu tidak akan mendapatkan hak kamu kembali bulan ini.' batin Sandra kesal.
"Tiga hari ayah disini, bunda baik baik ya disana, titip anak anak."
"Iya ayah, titip salam ya ke Muthia, asalamualaikum..." Meskipun hatinya panas dan penuh cemburu, Sandra tetap berusaha nampak baik baik saja, karena pernikahan Aswin dan Muthia juga terjadi karena restunya, meskipun pada akhirnya penyesalan itu datang dan menoreh luka serta sakit di hatinya.
"Waalaikumsallm..."
Aswin kembali fokus dengan jagoan kecilnya, dia sangat menyayangi Yusuf lebih karena dari Muthia dia mendapatkan anak laki laki yang selama ini di impikannya, bukan berarti Aswin tidak menyayangi kedua putrinya dari hasil pernikahannya dengan Sandra. Aswin juga sangat menyayangi kedua putrinya itu.
"Ayah, sarapan dulu, bunda sudah selesai masaknya, sini biar Yusuf sama bunda dulu." Muthia menghampiri suaminya ke kamar jagoan kecilnya dan mengambil Yusuf dari gendongan Aswin untuk di mandikan.
"Yusuf mandi dulu ya sayang, habis itu sarapan bareng sama ayah dan main lagi yaa."
Setelah sarapan, Aswin berniat mengajak Muthia dan Yusuf jalan jalan, menghabiskan waktu bersama yang jarang sekali dilakukan, Muthia perempuan yang tak banyak menuntut bahkan terbiasa dengan hidup sederhana, meskipun dia lahir dari keluarga yang cukup berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Suherni 123
laa...baru ngerasa San,, kenapa dulu di restuin
2023-10-20
0
neng ade
Sandra pasti pny niat terselubung dibalik restu nya .. semoga Aswin jadi laki2 yg tegas
2023-06-11
1