Zara mengernyit heran sebelum menatap ke arah Dokter muda yang berada di hadapannya sekilas. Setelahnya Zara terkekeh kecil dan mengusap rambut hitam gadis itu
"Kiana? Kamu sekarang mau di panggil Kiana ya? Gak papa sih, kan nama kamu Angelina Kiana Putri, jadi gak heran kalau di panggil gitu. Namanya cantik juga." ujar Zara.
Kiana semakin tidak mengerti. Dia adalah Kiana Indah Putri, mengapa sekarang menjadi Angelina Kiana Putri?
Sejak kapan gue ganti nama? batin Kiana bingung. Ia tidak mengerti dengan keadaan saat ini. Hingga tiba-tiba kepalanya berdenyut nyeri dan suara ringisan lolos begitu saja dari bibirnya.
"Akh..."
Kiana meringis sembari mencengkeram kepala yang berdenyut sakit. Sebuah kilas ingatan berputar seperti sebuah roller coaster di benaknya, membuat ringisan kecil terus lolos dari bibir yang masih pucat itu.
Zara yang melihatnya lantas menjadi mulai panik. Ia langsung menyuruh Dokter untuk memeriksa keadaan menantunya.
Lain dengan Zara yang terlihat semakin panik, kini Kiana tengah berperang dengan rasa sakit yang kian bertambah di kepalanya, diikuti sebuah ingatan yang membuat Kiana sekarang paham akan satu hal. Jika ini bukan tubuhnya.
Sebuah ingatan yang muncul tadi adalah ingatan dari si pemilik tubuh Angelina Kiana Putri, gadis yang terkenal dengan attitude buruk di SMA Garuda. Gadis cantik yang suka menindas orang lain yang terlihat lemah di matanya.
"Cermin mana cermin!" Kiana histeris. Membuat Zara menatapnya bingung.
"Untuk apa sayang?"
"Kasih aja. Kalau nggak ada cermin, kamera Handphone aja deh." ucap Kiana sembari berusaha merubah posisinya menjadi duduk di bantu oleh Dokter.
Zara langsung mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kamera, sebelum memberikan pada Kiana dan langsung di ambil gadis itu.
Mata Kiana membulat sempurna setelah melihat pantulan wajah di layar Handphone.
"Gue beneran pindah tubuh?" gumam Kiana, ia memperhatikan wajah cantik Angel yang kini telah menjadi wajah barunya.
"Angel sayang, kamu baik-baik saja kan?" Zara bertanya khawatir pada Kiana.
Kiana memejamkan mata sejenak sebelum membuka dan balik menatap wajah wanita cantik yang menurut ingatan pemilik tubuh adalah Zara atau yang lebih kerap di sapa Mommy Zara.
"Nggak papa." jawab Kiana pelan sebelum memijat pelipisnya lagi.
Sangat sulit dipercaya. Antara percaya dan tidak percaya Kiana mengalami Transmigrasi.
Zara merasa belum puas dengan jawaban Kiana, lantas menyuruh Dokter untuk memeriksa keadaan gadis itu.
*****
Kiana menghela napas kasar sambil memukul-mukul kasur karena geram. Sekarang hanya ia yang ada di dalam ruangan luas ini. Zara tengah keluar untuk membeli makanan, sedangkan Dokter telah kembali bertugas di ruangan pasien lain.
"Asem banget dah!" Kiana masih terus memukul-mukul ranjang untuk melampiaskan emosi.
"Kenapa nggak mati aja sih? Kenapa harus hidup lagi di tubuh cewek ini?" Kiana sangat kesal dengan takdirnya sekarang.
"Kenapa nggak transmigrasi ke tubuh Nancy Stevani aja sih? Kalau gitu gue bisa hidup enak berlimpah kekayaan." ucap Kiana lagi.
Semua ingatan milik Angel telah Kiana ketahui. Termasuk informasi mengenai Azam dan bagaimana bisa Angel berakhir di rumah sakit seperti ini.
"Ini lagi yang paling membagongkan. Nikah sama iblis. Gila, baru nikah aja langsung KDRT. Nggak punya hati banget itu cowok." Kesal Kiana saat mengingat kembali ingatan Angel saat Azam membenturkan wajahnya di cermin. Menyebabkan bagian pelipis harus mendapat sepuluh jahitan dan juga luka gores di bagian pipi.
"Gini amat nasib gue. Udah bela-belain bunuh diri biar gak nikah. Eh, malah hidup lagi dan parahnya langsung jadi istri orang. Mana suaminya kejam. Hiks.. Mau nangis aja deh."
Kiana menutup wajahnya dengan tangan dan mulai sesenggukan. Menangisi kemalangan hidupnya yang tak pernah berakhir. Lepas dari cengkraman buto ijo malah nyungsep di sarang genderuwo. Lengkap sudah...
Brak!
Suara pintu terbuka dengan begitu kasarnya.
"OH MY GOD! Gimana keadaan lo. Wajah lo gimana? Apa perlu operasi plastik aja? Kalau iya, gue bakal urus semua..."
"Lo bisa diam gak sih?" potong Kiana kesal dan langsung menatap tajam ke arah gadis cantik yang tengah nyengir di depan pintu.
Tidak ada ketenangan di hidup Kiana.
"Hehehe, sorry Beb." Gadis itu nyengir, menampilkan gigi putihnya.
Kiana menghela napas dan menatap gadis yang menurut ingatan pemilik tubuh adalah sahabat Angel satu-satunya. Alira Arisanti adalah nama gadis itu.
"Angel, kok diam sih?" Alira kembali menatap Kiana yang balik menatapnya malas.
"Mulai sekarang panggil gue Kiana oke?"
Alira mengerutkan kening. "Loh, tumben banget mau di panggil Kiana? Dulu aja gue panggil gitu, Lo udah ngamuk." ucap Alira yang ikut duduk di ranjang tepatnya di depan Kiana.
Kiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berusaha mencari jawaban yang tepat dan tidak menimbulkan kecurigaan Alira. Dan untuk saat ini, Kiana masih akan tetap berusaha merahasiakan mengenai perpindahan jiwa ke tubuh Angel. Entah sampai kapan dirinya tidak tau.
"Ya panggil Kiana aja. Gue--gue sekarang lebih suka di panggil gitu, heheheh." Kiana nyengir setelah mengatakan itu.
Alira mengangguk mengerti. Ia mengamati wajah Kiana yang terlihat pucat. Alira tiba-tiba menggenggam tangan Kiana membuat yang punya tangan terkejut.
"Angel, gue dulu emang setuju-setuju aja sama semua yang lo lakuin. Ngejar Azam sampe mampus pun, gue setuju aja. Tapi sekarang gue nggak tahan lagi, Azam udah keterlaluan banget. Ini wajah lo aja sampe lecet kayak gini. Gue khawatir banget, gimana kalau nggak ada yang nemuin lo saat itu? Gue nggak bisa ngebayangin." Alira berdecak kesal dengan mata yang perlahan berkaca-kaca. Ia sekarang merasa sangat kesal dengan Azam. Alira sangat menyayangi sahabatnya, dan bisa-bisanya Azam melakukan hal ini.
Kiana tersenyum tipis. "Udah lupain aja. Udah takdir juga dan nggak bisa di ubah lagi. Makasih ya udah khawatir sama gue." ucap Kiana. Ia tersenyum hangat, karena dapat merasakan rasa sayang Alira terhadap Angelina.
Alira menubruk tubuh Kiana. Ia memeluk erat sahabatnya itu. "Maafin gue karena nggak dateng di acara lo, maafin gue, Na. Kalau aja gue dateng, gue bisa jagain lo." ucap Alira merasa bersalah.
Memang saat pernikahan Azam dan Angelina, hanya di hadiri keluarga saja. Alira sendiri tidak bisa datang, karena ada hambatan.
"Udah nggak papa. Nanti kalau gue nikah lagi, baru lo datang." jawab Kiana membuat Alira melepas pelukan dan menatap Kiana aneh.
"Lo mau nikah lagi?" tanya Alira penasaran.
Kiana terkekeh. "Canda, udah ah, nggak usah nangis cengeng banget sih lo." ucap Kiana, menyeka air mata di pipi Alira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dita SN
bersyukurlah Kiana akhirnya bisa merasakan punya temen, Alira semoga bisa membantu hari-hari Kiana dengan mereka
2022-11-11
0
T᭄ay Ang
semoga Alira bisa bantuin jaga Kiana kalo² si Azam kumat lagi stres nya
2022-11-11
0
Y⁰LªⁿDª
tuhan punya rencana lain Kiana, jalani hidup yang baru jangan sampe pilih mati lagi hanya karena mau mau menghindari takdir kehidupan
2022-11-11
0