Bab 2

Kiana sempat berpikir, setelah mendapat semua kekayaan sang Ayah, Ningsih sudah hidup bahagia menikmati semua harta yang sudah dia curi.Tapi yang namanya wanita licik tidak akan puas dengan harta yang hanya begitu saja.

Semua berawal dari keadaan perusahaan yang memburuk, membuat Ningsih sangat panik, dia takut jatuh miskin. Hingga seorang kakek tua menawarkan sebuah kerja sama dengan Ningsih. Kakek tua pengoleksi wanita itu membantu perusahaan, dengan syarat imbalan Kiana harus menjadi istrinya.

Kiana yang mendengar tentu saja tidak mau. Ia memilih kabur dan melarikan diri, bahkan Kiana memilih mati dari pada harus menjadi istri muda si kakek tua itu. Dan berakhirlah dia di jalan ini. Terus melangkahkan kakinya dengan sekuat tenaga, agar terlepas dari kejaran orang suruhan Ningsih yang merupakan Ibu tirinya.

"Berhenti kau sialan!"

Kiana berhenti sejenak karena sangat begitu lelah. Entah sudah berapa jauh ia berlari. Tulang kaki sudah berasa ngilu, di tambah tenggorokannya sangat kering dan minta di basahkan dengan air.

"Sial banget sih hidup gue." lirih Kiana, dia kembali menatap ke arah dua pria suruhan Ningsih.

Kiana menggigit bibir bawahnya, ada perasaan takut menyelimuti hati. Air mata kembali meluruh tanpa bisa di tahan. Hidupnya sudah sangat berantakan. Kedua orang tuanya telah kembali ke pangkuan Tuhan, meninggalkan Kiana seorang diri dengan kejamnya dunia ini. Sungguh takdir macam apa yang menimpa dirinya saat ini.

"Ayah, Ibu, Kia takut. Kia masih muda dan nggak mau nikah." jerit tangis Kiana terdengar pilu. Tangannya terangkat untuk menyeka air mata yang membasahi pipi dengan kasar. "Devan, kamu di mana sih? Aku butuh bantuan mu sekarang." lanjut Kiana, berharap jika sang kekasih datang dan menolongnya sekarang.

"Nah! Mau lari kemana lagi kau!"

Kiana kaget mendengar suara itu, ia menoleh dan mendapati jika dua pria itu sudah mengepung dirinya. Jantungnya semakin berdegup kencang diikuti air mata yang mengalir begitu deras.

"Sekarang ikut kami dan menikahlah sesuai keinginan Nyonya."

Kiana menggeleng kuat. Gadis itu menoleh ke belakang yang menampilkan jalan raya yang tampak lenggang. Dari jauh terlihat truk tengah mengendara dan mungkin akan melintas sebentar lagi.

Di saat seperti ini, mengapa keadaan jalanan sangat begitu sunyi? Tidak ada orang lewat atau kendaraan yang melintasi jalan kecuali truk besar itu.

"Jangan mendekat! Gue mohon lepasin gue. Gue nggak mau nikah." mohon Kiana, kedua pria itu seakan tuli dan tidak memperdulikan permohonan Kiana.

Mereka perlahan melangkah maju, membuat Kiana spontan melangkah mundur. Hingga perlahan kakinya menapak aspal. Suara klakson truk berbunyi nyaring memekikkan telinga, kedua pria itu semakin mendekat ke arah Kiana.

Tin tin tin!!

Kiana semakin terkejut, pikiran gadis itu semakin kacau. Hingga sebuah kalimat melintas di benaknya.

Lebih baik mati.

Bagai bisikan setan, Kiana mengambil jalan salah itu. Truk semakin mendekati tubuh Kiana. Terlihat sang supir terus membunyikan klakson dan berusaha mengerem, namun semuanya sudah terlambat.

Kiana mengambil jalan lain, gadis itu membiarkan tubuhnya di hantam kap depan truk hingga terpental jauh. Darah membanjiri tubuhnya. Dia memilih mati dari pada harus menikah dengan seorang kakek tua yang sudah bau tanah itu.

Karena Kiana begitu yakin, jika dia masih hidup, Ningsih akan terus mencarinya dan melakukan segala cara agar keinginannya terpenuhi.

Kepala terasa berdenyut kencang, rasanya seperti ingin meledak. Pandangannya perlahan mulai buram, yang sempat dilihat adalah supir truk yang berlari mendekati tubuh lemahnya. Sedangkan dua pria yang mengejarnya tadi sudah menghilang entah kemana.

Kesadaran Kiana perlahan mulai menipis. Ia terbatuk dan mengeluarkan darah segar.

Walaupun harus mati, seenggaknya gue nggak jadi nikah sama kakek cabul itu. batin Kiana sebelum matanya perlahan tertutup dengan darah yang terus keluar dari bagian pelipis, hidung, mulut dan bagian tubuhnya yang lain.

🌸🌸🌸🌸

Di tempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang dihias sedemikian rupa. Sangat indah dan bisa di tebak jika itu adalah kamar pengantin. Di lihat dari kelopak mawar yang bertaburan di ranjang bersprei putih.

Keadaan kamar tampak sunyi, sebelum suara bantingan pintu yang keras membuat keadaan kamar menjadi mencekam.

Terlihat seorang laki-laki memakai kemeja putih dengan menarik kasar seorang gadis yang tubuhnya terbalut kebaya pengantin.

Azam Alfarizi Nugraha adalah nama laki-laki itu. Ia menghempaskan kasar tubuh seorang gadis, sebelum kembali menutup pintu dengan keras.

"Lo nggak pantas hidup Angel!" geram Azam. Mencengkeram leher gadis cantik bernama Angelina Kiana Putri. Gadis yang baru saja menjadi istri sahnya beberapa menit yang lalu.

Angel sedikit sudah bernapas karena Cengkeraman di lehernya begitu kuat. Azam bukan sekedar mencengkeram tapi lebih mencekiknya.

"Ini udah takdir kita, Zam. Sekarang lo udah jadi suami gue." ucap Angel sedikit kesusahan.

Azam nampak semakin murka mendengar ucapan Angel. Rahangnya mengeras dengan mata yang menyorot tajam.

"Sialan lo Angel! Gue bukan Azka sahabat tercinta lo itu! Gue Azam, orang yang sangat benci sama makhluk kayak Lo!" sentak Azam sembari menarik tubuh Angel ke arah cermin.

"Lihat wajah lo aja gue udah enek! Mending lo mati aja! Gue nggak sudi banget nikah sama cewek murahan kayak Lo! Kalau bukan karena Mommy, gue udah batalin pernikahan sialan ini! sentak Azam, dengan menekan wajah Angel yang terpoles make up ke cermin.

Angel semakin kesulitan bernapas. Azam sekarang sudah mencengkeram erat tengkuknya dan semakin menekan wajahnya di cermin yang terasa dingin.

"A-zam..." lirih Angel.

Rahang Azam semakin mengeras. Matanya semakin berkilat tajam. Sebelah tangannya yang terlepas mengepal kuat.

"Jangan berani sebut nama gue bangsat! Gue nggak suka, nama gue terucap dari mulut busuk lo itu!"

Trang!

"Akh..."

Bagai seorang psikopat, Azam membenturkan wajah Angel di cermin hingga pecah dan mengeluarkan darah segar di area pelipis dan pipi.

"Mati aja lo bangsat!" ujar Azam melepaskan tangannya dan berlalu pergi begitu saja, meninggalkan tubuh Angel yang sudah jatuh ke lantai dengan darah yang semakin keluar banyak.

Mata gadis itu semakin berat, di tambah kepala yang berdenyut kencang.

Dengan susah payah Angel mengangkat tangannya dan menyentuh luka di pelipis. Darah terus saja mengalir tanpa bisa di cegah.

"G-gue gak kuat." lirih Angel dengan napas tersengal-sengal. Pandangan mata semakin buram dan gelap, sebelum mata tertutup rapat, Angel melihat siluet beberapa orang yang terkejut dengan keadaannya.

"Ya Tuhan Angel!"

Itu kalimat terakhir yang terdengar di telinga. Sebelum memejamkan kedua matanya.

Siapa yang mau ganti posisi sama gue? Menikmati rasa sakit yang hanya bisa di pendam, dan menutup diri dengan topeng keangkuhan? Gue berharap, ada orang yang mau gantiin gue, dan balas semua rasa sakit yang gue terima selama ini. batin Angel sebelum kesadarannya hilang.

*****

Di sebuah ruangan bercat putih dengan bau obat-obatan yang menyeruak, terdapat seorang gadis yang terbaring lemah di atas brangkar. Dengan pelipis di perban, juga beberapa luka di area rahang yang sudah terobati.

Tangannya terpasang selang infus serta hidung mungilnya yang terpasang oksigen.

Keadaan ruangan sangat begitu sunyi. Hanya terdengar gorden jendela yang tersapu angin juga deru napas gadis yang masih terbaring lemah itu.

Kelopak mata yang tadinya masih tertutup rapat, perlahan bergerak dan mulai terbuka, menampilkan iris hitam legam yang terlihat begitu sayu. Gadis itu mengerjap pelan, berusaha menormalkan penglihatannya.

Tangannya terangkat pelan, menyentuh kepala yang kembali berdenyut nyeri. Ia memijit kepala dengan pelan, tapi tidak kunjung membuat rasa sakit itu mereda.

Dengan menghela napas pelan, gadis itu mulai mengamati keadaan sekitar dengan kening berkerut samar. Sangat jelas jika ia sedang berada di rumah sakit.

"Gue belum mati?" gumam Kiana sedikit heran. Kemudian dia sedikit mengangkat kepala untuk mengamati bagian tubuhnya.

"Loh, kok gak ada bekas luka di tangan? Perasaan tubuh gue tergores aspal deh, dan gak mungkin gak lecet."

Kiana mengamati lengan yang sekarang terlihat putih dan sedikit berisi. "Aneh. Sebenarnya apa yang terjadi padaku sih?" banyak pertanyaan yang bersarang di benak gadis itu. Apalagi saat melihat perubahan dari bentuk tubuhnya sekarang.

Kiana menggigit bibir bawahnya, sebelum mengalihkan pandangan saat mendengar suara pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita kepala tiga yang masih terlihat cantik, juga pria tampan memakai jas putih.

"Angel, kamu sudah sadar sayang." wanita itu langsung menghampiri gadis yang tampak kebingungan di ranjang.

"Ada yang sakit? Gimana kepala kamu? Masih nyeri atau gimana? Ck! ini semua salah Azam." Zara mendengus kasar saat mengingat tingkah tidak manusiawi putranya. "Kamu tenang saja sayang, nanti Mommy kasih pelajaran sama Azam biar dia kapok. Baru menikah udah KDRT." cerocos Zara, mengundang kerutan di wajah Kiana.

"Angel? Azam? Siapa mereka?" tanya Kiana heran, ia tidak mengenal nama yang baru saja di sebutkan tadi. Hal itu membuat Zara melotot kaget.

"Loh sayang. Kok nanya gitu sih? Angel kan nama kamu dan Azam nama suami kamu." jelas Zara, sedikit heran dengan tingkah menantunya.

"Ha?" Kiana terperangah. "Maaf, kayaknya Tante salah orang deh. Nama saya Kiana bukan Angel, Tan. Dan lagi, saya gak kenal sama yang namanya Azam, Azam itu."

Karena memang dia tidak mengetahui atau mengenal nama yang di sebutkan tadi. Dan juga, wanita itu bilang suami? Hello! Kiana belum menikah, hanya hampir saja.

Zara mengernyit heran sebelum menatap ke arah Dokter muda yang berada di hadapannya sekilas. Setelahnya Zara terkekeh kecil dan mengusap rambut hitam gadis itu dengan begitu lembut.

****

Terpopuler

Comments

Raine

Raine

kasian om supirnya pasti masuk penjara

2022-12-05

0

Dita SN

Dita SN

kalo gak mau nikah ya jangan di paksakan, ini pasti orang tua yang maksa nikahin? Angel juga udah tau si Azam gak suka sama kamu masih aja niat buat sama dia, akhirnya kamu sendiri yang kena imbas pukulan mentah2 dia

2022-11-11

0

T᭄ay Ang

T᭄ay Ang

orang yang gak puas harta, akan selalu merasa gak puas dan merasa kurang terus. bahkan perasaan anak tiri pun gak di perdulikan demi dapat uang

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!