Di malam hari aku terlalu tegang untuk bisa tidur bersebelahan dengan gadis seperti ini, karena itu saat dia tertidur lelap aku duduk di kursi untuk membaca beberapa buku sihir.
Sihir adalah sebuah bentuk dari seni dalam pengolahan mana, tergantung orangnya mereka bisa menggunakan elemen yang cocok dengan mereka. Misalnya seperti aku yang hanya bisa menggunakan elemen sihir air aku ingin bisa menggunakan sihir yang lain sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan.
Aku sedikit kecewa bahkan di kehidupan sekarang aku tidak memiliki peningkatan sama sekali, alasan aku bergabung dengan akademi adalah murni untuk menjadi lebih kuat.
Tidak seperti dahulu aku ingin menyelamatkan semua orang, ketika aku memikirkannya suara Hoshimiya terdengar memecah keheningan yang mana membuatku terkejut.
"Yaw... Weis kau nakal, ah jangan menyentuh yang itu.. yamete kudasai."
Ada bahasa yang tidak bisa aku pahami di sana tapi aku lebih terkejut dengan mimpi seperti apa yang dia alami.
Yang jelas orang ini berbahaya.
"Fuah, tidurku sangat nyenyak.. Weis, kenapa kau duduk di pojokan? Apa kau kurang tidur."
Memangnya ini salah siapa?
Dia terus mengeluarkan suara aneh yang tidak baik didengar pria sehat sepertiku, entah bagaimana aku bisa bertahan.
Aku ingin menegaskan hal itu tapi memilih mengabaikannya untuk segera bergegas ke tempat pendaftaran, aku dan Hoshimiya berkumpul dengan siswa lainnya sambil mendengarkan ceramah instruksi staf pendaftaran.
Hoshimiya berbisik padaku.
"Dia mengatakan apa?"
"Aku juga tidak tahu, suaranya tidak terdengar ke belakang... ini salahmu apa kau perlu waktu lama untuk mandi?"
"Jangan pertanyakan waktu mandi seorang gadis Weis, itu tidak sopan."
"Maafkan aku."
"Kalian masih mending bisa melihat aku sama sekali tidak bisa mendengar atau melihat, kau tahu?"
Suara itu berasal dari gadis yang tiba-tiba nongol di depanku.
"Oi kenapa kau di situ."
"Aku dari sini sejak tadi."
Gadis itu berada di sana tingginya hanya sepinggangku dan dia menatap lurus kearah sesuatu yang tidak boleh dilihatnya dan aku buru-buru menyembunyikan dengan tanganku.
"Pelecehan."
"Bukannya aku yang harus berkata itu."
"Uhm... apa kau lolicon Weis."
"Bukan."
"Namaku Cassiopeia, apa kau bisa membantuku untuk melihat ke depan."
Cassiopeia memiliki rambut coklat dengan mantel bertudung, dia memiliki mata yang selaras dengan rambutnya.
"Itu tidak masalah."
Aku menggendongnya di bahuku, ini jelas lebih baik dibanding posisi barusan. Tak lama muncul suara lain yang berbeda yang berasal di sebelahku.
Kini ada gadis berambut pirang juga, dia mengenakan gaun mengembang yang tidak cocok dengan gergaji mesin di punggungnya, matanya biru penuh dengan tekad kuat.
Tekad kuat itu adalah.
"Apakah kita akan mulai saling membunuh satu sama lain? Aku tidak sabar."
Orang ini gila, ya ampun kenapa aku harus bertemu dengan orang aneh. Dia tersenyum ke arahku.
"Namaku Andelona Acapra, aku pikir kita bisa menjadi teman kedepannya."
Apa yang dia katakan aku ogah sekali, dilihat sekilas dia mengerikan dia tipe yang bisa memutilasi temannya sendiri.
Hoshimiya membalas.
"Aku juga merasa begitu, mari bersama mulai sekarang."
Hoshimiya?
Aku memanggilnya mati-matian dalam hatiku dan Cassiopeia menambahkan.
"Sepertinya menarik, mari jadi anggota party, kudengar di akademi kita bisa membuat grup jika lulus tes."
Dia malah mengibarkan bendera kematian untukku. Terserahlah aku harap aku tidak akan mendapatkan masalah karena keberadaan ketiganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments