Setelah mengisi formulir yang harus dilakukan olehku hanya mencari penginapan untuk bermalam, di sela-sela pencarianku aku tanpa sengaja melihat seorang gadis sedang duduk di trotoar jalan, ia memiliki rambut hitam sebahu dengan jepit rambut bunga serta gaun one-peace yang menutupi tubuh kurusnya, ia tipeku karena memiliki dada besar hanya saja sepertinya akan merepotkan jika harus bertanya.
Aku pura-pura tidak memperhatikannya namun tanpa terduga dia meraih kakiku lalu menangis di sana.
"Uwaah... jangan tinggalkan aku, aku perlu bantuan."
"Tidak, tidak, aku tidak bisa membantumu aku tidak ingin terlibat sesuatu yang aneh dan ingusmu menempel di celanaku."
Gadis itu memiliki mata hitam serta tahi lalat di bawah bibirnya yang tipis, tidak berlebih ini pertama kalinya aku bertemu dengan seorang yang cantik seperti ini.
Si cantik terus memegangi kakiku menahan diriku sebisa yang ia lakukan, ada senjata aneh di sampingnya yang membuatku berfikir mungkin dia seorang pembunuh atau sebagainya.
"Aku kehilangan uangku dan sekarang aku tidak tahu harus kemana, padahal itu hasil mencuri beberapa Minggu yang lalu."
"Maaf?"
Dia mengabaikan perkataanku lalu melanjutkan.
"Aku datang kemari untuk mengikuti seleksi akademi tapi malah terjadi seperti ini."
"Yah bukannya itu hukum karma, kau mencuri uang dan sekarang uangmu hilang tentu dari awal itu bukan uangmu."
Gadis yang sejak tadi duduk menodongkan senjatanya padaku.
"Aku butuh uang cepat berikan."
Orang ini sudah gila walaupun dia cantik dan bahenol aku sama sekali tidak senang.
"Sebenarnya aku ini orang miskin, aku tidak punya uang banyak seperti yang kau kira jadi aku jelas tidak bisa membantumu."
"Sungguh disayangkan sekali, mungkin aku harus menjual tubuhku kudengar pria sangat senang memeras dada besar."
Wajahku memucat saat dia akan berjalan pergi, aku menghentikannya.
"Aku tahu, mari ikut denganku kita bisa berbagi kamar atau sebagainya, lagipula aku juga mendaftar sebagai siswa akademi juga."
"Yeay... namaku Hoshimiya Kanae, kau?"
"Weis Either."
"Weis Either nama yang bagus."
Dia merangkul lenganku dan aku bisa merasakan sesuatu yang lembut menekankan, mereka sangat besar.
Aku akan bersalah jika dia menjual tubuhnya untuk dapat uang karena itu tidak ada jalan lagi selain membantunya, yah meskipun aku ragu dia akan melakukannya.
Aku memastikan.
"Apa kau bukan wanita jahat yang mencoba menjerat pria, setelah itu kau mencuri barang berharganya lalu meninggalkannya begitu saja di penginapan dengan tubuh terikat atau memfitnahku karena melakukan sesuatu dan akhirnya aku diusir dari kerajaan."
Hoshimiya tertawa kecil.
"Aku tidak sejahat itu, aku hanya suka uang dan mencuri beberapa uang dari orang jahat, tak masalah bukan jika mencuri dari mereka."
Itu kepribadian yang aneh tapi semua orang memiliki kondisinya sendiri, seperti aku yang pergi jauh-jauh dari desa untuk masuk ke akademi ternama tak sedikit orang mencemoohku karenanya.
Pendaftar yang memiliki kasta tinggi juga tidak ragu memandangku rendah jika pun tidak ada yang melakukannya mungkin gadis di sampingku ini yang tidak berniat menjauh dariku.
Kami tiba di penginapan, resepsionis tampak terkejut dengan kami berdua tapi bisa kupastikan kami tidak datang untuk melakukan hal tidak bermoral.
"Aku tahu di usia muda tidak bisa menahan diri, usahakan tidak terlalu keras hingga kamar sebelah tidak terganggu."
Orang ini.
Penjelasanku tidak berguna.
Hoshimiya meletakan senjatanya di dekat pintu sebelum melompat ke atas ranjang yang empuk.
Aku mengikuti dan berbaring di sebelahnya.
Dia berkata selagi memosisikan dirinya menyamping.
"Jadi Weis, kenapa kau mendaftar jadi siswa akademi? Kulihat kau tidak memiliki semi otomatis di tubuhmu."
"Aku hanya ingin bertambah kuat dan suatu hari bisa menjadi seorang raja penyihir."
"Itu impian yang besar."
Hoshimiya terlihat kagum dan aku melanjutkan.
"Ngomong-ngomong semi otomatis apa?"
Aku jelas baru mendengarnya.
Yang kupunya hanya pedang biasa di pinggangku.
Hoshimiya menjelaskan sedikit.
"Semi otomatis adalah peralatan yang bisa menembakan sihir tanpa perlu menggunakan sihir secara langsung, itu tidak membutuhkan mana penggunanya."
"Dengan kata lain meski kau tidak memiliki mana kau bisa dianggap sebagai penyihir juga."
"Eh? Kau baru tahu."
"Ini pertama kalinya, kalau senjatamu."
"Itu bukan semi otomatis, itu senjata milikku yang kubuat khusus tanpa sihir tapi sebagai gantinya aku menggunakan peluru yang dibuat dari bubuk mesiu."
"Aku tidak tahu ternyata banyak hal di dunia ini."
Hoshimiya mengangguk mengiyakan.
"Kau pasti orang udik."
"Ugh."
Aku tidak bisa menyangkalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Eka Nurmila
wkwkwk
2022-12-01
0