Kenangan | 002

Waktu bergulir, dan tiap malam aku menyebut nama kamazaki dalam derita rindu yang menghukum, menyergap, dan sungguh menyiksa.

"Ran, kau harus percaya kata-kataku. Kelak, setelah aku menjadi pemain sepak bola profesional, aku akan kembali ke Tokyo dan bermain di Liga Jepang. Saat itulah, kita akan kembali bersama. Kau jangan sedih, Ran. Aku tidak pergi ke mana-mana, aku-hanya ingin mewujudkan cita-citaku menjadi pemain sepak bola profesional. Percayalah padaku, Ran. Aku pasti kembali untukmu. Percayalah!"

kamazaki mengatakan hal itu sembari memegang pipiku dengan kedua telapak tangannya. Air mataku membanjir membasahi pipi, menjadi saksi betapa perpisahan itu sangat menyakitkan.

kamzaki mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku semakin sulit bernapas, dadaku seperti tersekat-sekat. Aku sungguh tidak ingin berpisah dengan kamazaki.

Tepat ketika kamazaki mengusap pipiku dengan ibu jari, kemudian ia mencecap ibu jarinya itu, kurasakan aliran darahku berdesir hebat, seperti air terjun. Aku tahu, aku percaya, dan aku sangat yakin kamazaki tulus mencintaiku. Aku sama sekali tidak ragu dengan kata cinta yang dibisikkan oleh kamazaki ke telingaku, aku percaya. selalu

Sekarang tanggal 14 Februari.

Aku sangat berharap kamzaki datang pada hari kasih sayang sedunia ini, hari valentine. Biarlah Desember kemarin menjadi bulan kelabu sepanjang hidupku, aku tidak akan mempersoalkannya lagi. Kuanggap

kamazaki setiap hari sibuk menjalani sesi latihan. Atau sibuk berkompetisi di liga level bawah Liga Inggris. Aku tidak ingin berprasangka buruk, mmenganggap kamazaki telah melupakanku misalnya. Aku ingin berpikir positif tentang dia, sebagaimana yang dia ajarkan kepadaku.

Sekarang tanggal 14 Februari. Di hari Valentine ini, kamazaki masih membiarkan aku menangis dalam kerinduan. Kenapa, Tuhan?

Dia pergi begitu saja, kamazaki menghilang sesuka hatinya. Semau-maunya. Dan sejak kepergiannya ke manchester, dia tidak pernah sekalipun memberi kabar padaku. Aku telah berusaha melacak keberadaan kamazaki ke mana-mana. Melalui sahabat, keluarga, para tetangga, sampai mmantan-mantan kamazaki sebelum dia menjadi pacarku. Aku bertanya kepada mereka tentang tempat tinggal kamazaki di manchester, aku bertanya tentang sekolah sepak bola yang dia ikuti, tentang sekolah formal kamazaki di sana, tentang kakak-kakak kamazaki, tentang adik-adiknya, juga tentang teman-teman kamzaki di sana. Namun semua percuma, tidak ada yang mengerti perasaan ini, termasuk juga kamazaki.

Aku yakin dirinya di sana tidak mengingatku lagi. Bagai air di daun talas, perasaanku pun terombang-ambing tak keruan. Sebentar aku merasa kamzaki bisa dipercaya, sebentar aku merasa kamazaki sengaja mengkhianatiku dengan perubahan sikapnya yang begitu drastis.

Kamazaki yang hingga kini tanpa sekata kabar pun, sempat membuatku frustrasi sampai aku membuat keputusan paling kontroversial dalam hidupku, yakni melupakan segala tentang kamazaki. Termasuk cinta dan janji-janjinya.

Yah, dibilang berat memanglah berat. Melupakan orang, Yang disayang dengan segala kenangan yang pernah terajut, tidaklah semudah melepehkan makanan dari dalam mulut. Melupakan seseorang seperti menelan makanan yang paling tidak disukai, asam pahitnya makanan sangat terasa di lidah.

Aku tidak bohong, meski sudah kucoba mmelupakan kamazaki berkali-kali, masih sulit rasanya melupakannya. Bayang-bayang kamazaki, janji di bawah hujan salju, serta sebuket bunga darinya, sekali lagi kubilang, telah mem buatku berpendirian seperti air di atas daun talas. Sebentar sebentar aku ingin melupakan kamazaki, sebentar kemudian aku ingin tetap kokoh untuk mempertahankan hubungan kami, apa pun yang terjadi.

Kadang aku sangat yakin, suatu saat kamazaki pasti akan kembali ke tokyo. Kurasakan cinta ini begitu kuat untuknya, bahkan semakin hari aku semakin mencintai kamazaki. Kuingat lagi semua tentang janji manis di masa-masa itu. Ketika kami bermain salju berdua, dan ia memberiku bunga. Ketika kami berangkat sekolah bersama. Ketika aku jatuh, kamazaki segera mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

Kuingat-ingat saat kami mengunjungi Festival Salju Sapporo yang digelar setahun sekali di tokyo.

__________________________________

Bersambung~

Terpopuler

Comments

yg pergi tak kan kembali 😭

2022-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!