hari pun sudah mulai sore dan toko Yuna saat ini juga masih sangat ramai pembeli membuat Yuna dan 2 karyawan sangat sibuk sekali.
Di tambah pesanan yang terus ramai membuaf mereka hanya bisa beristirahat sebentar, Yuna bersyukur karena tokonya bisa ramai dan banyak yang menyukai kue buatannya.
"Mama ada telepon dari nomer yang ngga di kenal," Fano menghampiri Yuna yang sedang sibuk melayani.
"Tolong kamu yang angkat ya sayang mama lagi repot," ucap Yuna yang sedang sibuk melayani pelanggan, Fano pun mengangguk dan berjalan ke belakang.
Fano pun mengangkat telepon dan belum juga Fano mengeluarkan suara, tiba-tiba dari telepon sudah terdengar suara tangisan yang sangat Kencang.
"Halo nona Yuna apa bisa datang ke perusahaan lagi?"
"Halo om ini bukan mama, mama lagi sibuk ngelayanin pelanggan, emang kenapa om?
"Oh Fano, halo Fano boleh om ngobrol sama mama kamu?"
"Ngga bisa om, mama lagi sibuk toko lagi rame banget,"
"HUAAA MAMA SAMA KAK FANO KENAPA JAHAT BANGET TINGGALIN FLISCA SENDIRI! HUAAAA!"
Dari sana terdengar suara tangisan Frisca yang semakin kencang dan sepertinya Darren juga kesusahan untuk menenanginya.
Fano tidak tega mendengar Frisca yang seperti itu, entah perasaannya saja tetapi saat Frisca menangis seperti itu Fano rasanya juga ingin menangis.
"Om kalo boleh Fano nanti ke sana sendiri buat ketemu Frisca,"
"Sendiri?"
"Iya om."
"Oke nanti asisten om bakalan jemput kamu."
"Oke om!"
"Yaudah kalo gitu om tutup teleponnya ya,"
"Iya om."
Panggilan pun sudah berakhir, Fano langsung kembali menghampiri Yuna yang sepertinya sudah tidak terlalu sibuk seperti biasanya.
"Mama," panggil Fano.
"Siapa yang telepon sayang?" tanya Yuna sambil mensejajarkan dirinya dengan Fano.
"Papa Frisca ma,"
"Papa Frisca? Ngapain telepon?" tanya Yuna yang bingung.
"Tadi papa Frisca bilang Mama bisa ngga ke perusahaan lagi soalnya Frisca tadi tuh nangis pas liat ngga ada Mama sama Fano,"
"Terus kamu jawab apa?"
"Fano jawab kalo mama sibuk jadinya Fano aja yang ke sana," ucap Fano.
"Sendiri? Ngga-ngga kamu ngga boleh ke sana sendiri, mama temenin ya." ucap Yuna tanpa bantahan, Yuna tidak mau Fano kesana sendirian walaupun Yuna tau Fano sangat cerdas tapi Yuna tetap sajaa khawatir apa lagi Fano baru berumur 5 tahun.
"Ngga sendirian kok ma, nanti ada asisten papa Frisca yang dateng jemput Fano."
"Tetep aja sayang Mama khawatir kalo kamu ke sana sendiri, udah pokoknya mama ikut ke sana." ucap Yuna dengan tegas.
"Kalo mama ikut kesana terus gimana aku mau ngejalanin misi aku buat tes DNA sama Frisca." batin Fano yang bingung.
"Ma aku tuh udah besar umur aku udah 5 tahun sebentar lagi 6 tahun jadi mama ngga perlu khawatir ya," ucap Fano dengan wajah memelasnya.
"Kamu itu masih kecil sayang," jawab Yuna sambil mengelus rambut Fano dengan sayang.
"Aku udah besar ma, buktinya waktu di luar negeri aku sering bantu mama bobol saluran internet sama kata sandiri perusahaan-perusahaan besar," ucap Fano dengan di akhiran suaranya mengecil.
Yuna yang mendengarkan itu langsung menghela napasnya pasrah. Memang benar ucapan Fano, saat di luar negeri Fano membantu dirinya untuk menjalankan misi-misi yang sangat rumit.
"Oke-oke mama kalah, tapi inget jangan kemana-kemana kalo udah sampe di sana kasih tau mama." ucap Yuna dan Fano pun langsung senang dan memeluk Yuna.
"Yey makasih Ma!" Fano senang karena rencananya akan berjalan dengan mulus.
"Sama-sama sayang," ucap Yuna sambil mengelus-elus rambut putra kesayangannya itu.
Bunyi lonceng yang artinya ada yang membuka pintu toko membuad Yuna dan Fano mengalihkan pandangannya.
"Permisi bu Yuna saya mau menjemput tuan muda Fano." ucap Deny dan Yuna yang mendengar suara Deny langsung menghampiri.
"Pak tolong jaga putra saya ya, kadang putra saya kalo ngga di liatin suka hilang," ucap Yuna sambil menggendong Fano.
"Baik bu,"
"Panggil saya Yuna saja pak," ujar Yuna yang tidak enak dirinya di panggil Nyonya oleh Deny.
"Saya tidak seberani itu bu dan bu Yuna bisa panggil saya Deny saja," ucap Deny dengan sopan.
"Yaudah terserah kamu aja," ucap Yuna.
"Sayang inget ucapan mama tadi!" ucap Yuna ke Fano dan Fano pun hanya mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.
Yuna pun menurunkan Fano dari gendongannya dan mengambil tas milik Fano.
"Di sana jangan bandel oke." ucap Yuna sambil mengecup pucuk rambut Fano.
"Siap Ibu negara!" ucap Fano sambil hormat dan Yuna pun hanya terkekeh melihat tingkah anaknya itu.
"Ayo tuan muda." ucap Deny.
"Dadah mama!" ucap Fano sambil melambaikan tangannya.
"Dadah."
"Bu Yuna saya permisi." ucap Deny menyusul Fano yang sudah masuk ke dalam mobil.
mobil pun sudah pergi dari depan toko Yuna dan Yuna langsung kembali menyiapkan kue-kue pesanan.
"Kak tadi siapa?" tanya Syifa yang kepo.
"kepo banget sih kamu Fa," ucap Silla menabok lengan Syifa.
"Emangnya kamu engga?"
"Ya kepo lah masa engga sih hehehe," ucap Silla sambil terkekeh.
"Yeuh sama aja kamu juga."
"Udah-udah jangan berantem, itu tadi asisten direktur WM GRUP." ucap Yuna membuat kedua anak muda itu kaget
"WM GRUP kak?! Wah serius? Kakak ada hubungan sama pak direktur ya," ucap Syifa dengan nada yang menggoda di akhir.
"Engga lah, mana mungkin aku ada hubungan sama Pak direktur."
"Terus itu kok Fano di jemput sama asistennya?" tanya Silla.
"udah mending kalian kerjain lagi pesenan kuenya, kalo mau gosip nanti aja oke." ucap Yuna.
"Siap bu bos! Nanti kita wawancara lagi hehehe," ucap Silla sambil terkekeh lalu langsung menarik lengan Syifa untuk pergi ke dapur.
"Giliran soal gosip aja langsung semangat, dasar anak muda." ucap Yuna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Silla dan Syifa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments