Hari pun terus berganti dan hari ini Yuna harus mengantarkan kue ke perusahaan WM GRUP pagi-pagi sekali di temani Fano.
Untung saja kuenya sudah jadi tepat waktu karena saat pembuatan kuenya sempat rusak dan di haruskan untuk mengganti dengan yang baru.
"Silla, Syifa tolong nanti toko di buka ya kakak harus cepet-cepet ke perusahaan WM GRUP buat anter kue," ucap Yuna sambil memakaikan helm ke Fano.
"Siap kak hati-hati," ucap Silla dan Syifa sambil hormat.
Yuna pun langsung buru-buru memakai helm dan menjalankan motornya. Untung saja pagi ini kendaraan belum terlalu ramai dan tidak macet, jika macet bisa gawat Yuna.
Selang beberapa menit Yuna pun sudah sampai di perusahaan WM GRUP. Di depan perusahaan sudah sangat banyak karangan bunga yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada WM GRUP.
"Permisi mba ini saya mau anter kue atas nama Deny," ucap Yuna ke resepsionis.
"Tunggu sebentar ya." ucap resepsionis itu dan Yuna pun hanya mengangguk.
Yuna terus menatap ke sekeliling perusahaan yang sangat luas itu. Dengar-dengar perusahaan ini sangat terkenal di bidangnya, banyak produk yang sudah di hasilkan dari perusahaan ini contohnya adalah kosmetik.
"Mba bisa langsung ke ruangan direktur letaknya di lantai 10." ucap resepsionis itu dan Yuna pun mengangguk.
"Makasih mba," ucap Yuna.
"Ayo sayang kita harus cepet-cepet," ucap Yuna sambil menggadeng Fano.
Mereka berdua pun langsung menaiki lift, beberapa menit akhirnya mereka sudah sampai di lantai 10 dan di sana ternyata ada Deny Tuan yang kemarin memesan kue.
Deny yang melihat Yuna langsung menghampirinya.
"Mba ini kue yang saya pesen kan?"
"Iya tuan ini kuenya." ucap Yuna sambil menyerahkan kue itu.
"Oke terima kasih ya, uangnya sudah saya transfer." ucap Deny.
"Iya tuan terima kasih."
"Yaudah kalo gitu saya pergi duluan ya," ucap Deny lalu langsung pergi meninggalkan Yuna dan Fano.
"Ma di sini kok dingin banget ya," ucap Fano yang ke dinginan.
"Kamu kedinginan sayang? Sini Mama gendong biar anget," ucap Yuna sambil menggendong Fano.
Saat Yuna dan Fano sedang menunggu lift terbuka tanpa sengaja Fano melihat di sebuah lorong sebelah kanan ada seorang anak kecil seperti sedang menangis.
"Ma ada anak kecil yang nangis di situ tuh," ucap Fano sambil menepuk-nepuk punggung Yuna.
"Mana?" tanya Yuna.
"Itu ma itu!" ucap Fano menunjuk ke arah anak kecil yang sedang berjongkok.
"Loh iya, yaudah yuk kita samperin siapa tau dia lagi kesasar," ucap Yuna.
Mereka berdua pun menghampiri anak kecil itu dan benar saja anak kecil itu sedang menangis. Yuna pun menurunkan Fano dan langsung berjongkok mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu.
"Halo adik manis kamu kenapa nangis di sini?" ucap Yuna sambil mengelus-elus ramput anak kecil itu.
Anak kecil itu langsung mendongakan kepalanya melihat siapa itu, tanpa menjawab ucapan Yuna anak itu langsung memeluk Yuna dan mengucapkan "Mama."
"Kamu lagi cari mama kamu?" tanya Yuna namun anak kecil itu tidak menjawab.
"Mama," ucap anak kecil itu lagi sambil memeluk erat Yuna membuat Yuna terkejut.
Yuna kebingungan, sepertinya anak ini sedang mencari Mamanya namun tidak ketemu-ketemu. Yuna pun langsung menggendong anak itu sambil mengelus-elus rambut anak kecil itu.
"Cantik coba kasih tau ke tante nama kamu siapa?" tanya Yuna.
"Flisca," jawab anak kecil itu.
"Oh Frisca ya, terus Frisca kesini sama siapa?"
"Papa,"
"Sama Papa doang?" tanya Yuna dan Frisca pun mengangguk mengiyakan.
"Ma, Ma kasih ini aja biar ngga nangis lagi," Fano sambil menyerahkan sebuah permen dan Yuna pun langsung menerimanya.
"Nih Frisca di kasih permen sama kak Fano, ayo bilang apa ke Kak Fano?"
"Makacih," ucap Frisca sambil menatap ke arah Fano sambil tersenyum.
"Kalo di perhatiin kok aku sama dia kaya mirip ya? Terus muka mama sama Frisca kok mirip sih? Aku harus cari tau." batin Fano.
"Nah karena Frisca udah ngga nangis sekarang Ferisca kasih tau ya papa kamu di mana," ucap Yuna dan Frisca langsung memeluk Yuna dengan kencang.
"Ngga mau temu Papa, Papa galak!" ujar Frisca dengan lantangnya.
"Terus kalo ngga mau ke Papa mau kemana?"
"Mama," ucap Frisca.
"Frisca tau mama dimana?" tanya Yuna dan Frisca pun mengangguk lalu menunjuk Yuna.
Yuna yang di tunjuk menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tak gatal, "Aduh sayang tante itu bukan mama kamu," Frisca yang mendengarkan ucapan Yuna langsung menatap Yuna dengan pandangan sedih.
"Mama lupain Flisca?" Yuna yang melihat Frisca ingin menangis langsung kelimpungan, "Eh engga gitu sayang, oke-oke iya ini mama, udah ya jangan nangis lagi," kata Yuna sambil mengecup kening Frisca.
"Ma gimana kalo kasih tau ke yang depan itu ma yang tadi kita sebelum masuk itu," ucap Fano.
"Bener juga kamu, yaudah yuk kita ke bawah sakarang." ucap Yuna sambil menggandenga Fano untuk berjalan.
Mereka berdua pun berjalan ke arah lift dan masuk ke dalam lift ketika sudah terbuka. Setelah sampai di lantai bawah lift pun terbuka dan saat sudah keluar Yuna langsung kaget karena di depannya ini ada Pria yang 6 tahun yang lalu.
"Pa-papa," gumam Frisca yang mampu di dengar oleh Yuna.
Yuna yang mendengarkan gumam Frisca langsung memandang ke arah Frisca dan pria itu bergantian.
"Jadi Frisca anaknya cowok yang pernah ngelakuin hal itu ke Yuna? Berarti dia udah nikah dong?" batin Yuna.
"Frisca turun." Perintah pria itu dengan tegas membuat Frisca langsung memeluk leher Yuna.
"Frisca denger ucapan papa kan?" ucap pria itu lagi namun, Frisca tetap tidak ingin menurut dan malah semakin menyembunyikan wajahnya.
Tanpa aba-aba pria itu langsung menarik Frisca dari gendongan Yuna membuat Frisca langsung menangis kencang.
"Huaaa mama, mama!" Yuna yang melihat Frisca menangis langsung mengambilnya dari gendongan Pria itu lagi.
"Maaf ya pak tapi apa harus sekasar ini ya?" ucap Yuna sambil menenangi Frisca yang terus menangis.
"Om jahat! Jangan mentang-mentang om jahat papanya Frisca tapi kasar kaya gitu dong, mama bilang laki-laki itu ngga boleh kasar sama perempuan," ucap Fano dengan wajah galaknya.
"Kenapa dia sangat mirip sepertiku saat kecil?" batin pria itu.
"Permisi pak direktur acara akan segera di mulai." ucap sekretaris pria itu dan pria itu pun hanya mengangguk, lalu menatap ke arah Yuna.
"Antar mereka ke ruangan saya," perintah pria itu dan sekretaris itu pun mengangguk.
Pria itu pun langsung pergi meninggalkan mereka di depan lift lalu sekretarisnya mempersilakan Yuna untuk berjalan mengikutinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments