02. Kehidupan baru

6 tahun kemudian.

Seorang wanita cantik sedang sibuk membuka toko kuenya yang baru saja berjalan selama seminggu bersama dengan putra kecilnya itu.

"Mama aku abis liat situs dagangan kue mama di laptop dan banyak banget yang mau pesen sampe hm ... ada 20 pembeli," ucap anak laki-laki yang berumur sekitar 5 tahun.

"Wah banyak juga ya sayang, oke deh kalo gitu mama mau buat semua pesenannya dulu ya kamu jangan kemana-mana," ucap Yuna sambil mengelus rambut putra kesayangannya itu.

"Fano mau bantu mama aja boleh?"

"Oke deh yuk!"

Setelah kejadian dimana dirinya hamil dan melahirkan anaknya, Yuna beserta putranya langsung pindah dari kota J ke luar negeri dengan di bantu oleh sahabat sejatinya itu bernama Lutfi.

Di luar negeri Yuna terus belajar memasak dan membuat kue secara sendiri, dengan kemampuannya Yuna pun tidak membutuhkan waktu lama untuk belajar. Satu fakta yang harus di ketahui, selain Yuna belajar masak dan membuat kue. Yuna di sana juga menjadi pencuri yang sangat handal, dengan kemampuannya bersenjata tajam dan otaknya yang selalu licik Yuna selalu lolos dan selalu berhasil mencuri.

Bunyi lonceng pintu masuk berbunyi membuat Yuna yang sedang mengaduk adonan langsung berhenti.

"Sayang mama tinggal sebentar ya ada pembeli," ucap Yuna sambil melepas sarung tangan plastiknya itu.

Fano mengangguk, "Oke Ma," Yuna pun langsung menghampiri pelanggan itu sambil tersenyum.

"Selamat datang mau pesan kue yang mana pak?" tanya Yuna dengan ramah.

"Saya ingin memesan kue untuk ulang tahun perusahaan bos saya," ucap pria itu.

"Di toko kami ada berbagai macam bentuknya ini contohnya, kue yang dua tingkat dengan di sisinya di hias secantik mungkin apa bapak berminat?"

"Oke saya pesan kue yang ini," ucap pria itu dan Yuna pun langsung tersenyum dan mengangguk.

"Baik pak saya akan menulis pesanan bapak, tolong di isi nama nomer dan alamatnya ya pak untuk saya mengirim ke sana." ucap Yuna sambil menyerahkan kertas ke pria itu.

"Saya mau 3 hari sudah selesai dan pagi-pagi sekali sudah di antar ke kantor."

"Baik pak terima kasih atas pesanannya." ucap Yuna dan pria itu pun mengangguk lalu pergi.

"3 hari udah harus jadi sedangkan pesenan masih ada 20, duh ini gimana cara nyelesaiinnya coba?" ucap Yuna sambil mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan pulpen.

"Ma kenapa?" tanya Fano yang melihat Mamanya yang seperti sedang kepusingan.

"Ini loh sayang mama bingung pesenan orang tadi 3 hari harus udah selesai sedangkan kita juga masih ada 20 pesenan, jadi Mama harus gimana? Kan ngga mungkin dalam sehari langsung selesai." ucap Yuna sambil memijit pelipisnya, pusing memikirkan bagaimana caranya agar semuanya bisa di selesaikan.

"Hm ... gimana kalo kita bikin lowongan pekerjaan aja Ma? Ya 2 orang aja juga cukup kan?" usul Fano membuat senyum cerah terbit di bibir cantik Yuna.

"Wah ide bagus tuh sayang! Uh anak Mama yang satu ini kok pinter banget sih," ucap Yuna sambil memeluk erat Fano.

"Ma Fano ngga bisa napas!" ucap Fano yang terus memberontak namun Yuna masih tetap memeluknya dengan erat.

"Oke kalo gitu Mama mau bikin situs lowongan kerjanya dulu muah," ucap Yuna lalu mengecup pipi gembul putranya itu.

Yuna pun membuka laptopnya dan langsung membuat lowongan pekerjaan, tidak membutuhkan waktu lama akhirnya selesai juga Yuna membuatnya.

"Semoga besok pagi ada yang dateng buat ngelamar ya sayang." ucap Yuna dan Fano pun mengangguk.

"Ngga nyampe besok Ma, pasti nanti siang udah ada yang dateng." ucap Fano.

"Aamiin, yaudah yuk kita lanjut bikin kuenya lagi." ucap Yuna sambil menggendong Fano dan berjalan ke arah dapur.

Hari pun sudah semakin siang dan toko Yuna tadi agak ramai membuat dirinya sangat kelelahan, Yuna pikir jika dirinya saja yang melayani semua akan bisa tetapi ternyata dirinya salah.

"Sayang kamu istirahat dulu aja biar Mama yang ngelanjutin ini," Yuna menyuruh Fano untuk beristirahat karena sedari tadi putranya juga membantu dirinya, walaupun Fano masih sangat kecil namun, Fano sudah bisa membuat kue karena Yuna selalu mengajarinnya.

"Oke Ma!"

Yuna pun terus fokus membuat kuenya hingga tidak sadar jika ada yang datang.

"Ma ada yang mau ngelamar kerja di sini tuh," ucap Fano menarik ujung celana Yuna.

"Oh udah ada? Suruh duduk dulu aja mama mau cuci tangan dulu." ucap Yuna dan Fano pun langsung mengangguk dan mengacungkan jempolnya.

Setelah Yuna membersihkan tangannya, dirinya langsung menghampiri si pelamar dan ternyata ada dua orang.

"Maaf ya nunggu lama saya abis cuci tangan dulu tadi." ucap Yuna sambil duduk depan mereka berdua.

"Iya bu nggapapa." jawab mereka ramah.

"Panggilnya Kak aja ya jangan ibu soalnya kaya tua banget saya," ucap Yuna sambil terkekeh.

"Iya Kak," jawab mereka berdua yang juga ikut terkekeh.

Yuna pun menyuruh mereka berdua untuk memperkenalkan diri, yang melamar ternyata adalah mahasiswi dan mereka berdua ternyata memang sangat membutuhkan pekerjaan.

"Jadwal kuliah kalian hari apa aja? Biar nanti kakak sesuaiin sama jam kuliah kalian untuk berangkat kerja,"

"Kita berdua kuliah cuman sabtu sama minggu kak," ucap gadis yang memiliki rambut lurus panjang — Silla.

"Oh kalian satu fakultas?" mereka berdua mengangguk, "Iya kak," jawab gadis berambut panjang bergelombang — Syifa.

"Hm gitu ya. Nama kakak Yuna dan ini anak kakak namanya Fano," ucap Yuna yang juga ikut memperkenalkan dirinya.

"Halo tante," sapa Fano ramah.

"Halo Fano," sapa balik mereka berdua yang gemas dengan Fano.

"Oh iya kalian bisa bikin kue kan? Kalo bisa hari ini juga kakak terima dan biaa mulai bekerja,"

"Bisa Kak bisa," jawab mereka dengan semangat.

"Oke karena kalian bisa kalian udah di terima di toko ini, dan kakak mau jelasin sedikit tentang toko ini."

"Toko ini baru seminggu berdiri, terus toko ini buka dari jam 8 pagi sampe jam 7 malem karena kalian sabtu minggu kuliah kalian boleh libur di hari itu, soal gaji kalian tenang aja ngga akan saya potong kok, gaji sesuai sama yang ada di brosur itu," ucap Yuna dan mereka berdua yang mendengarkan itu langsung gembira.

"Terimakasih ya Kak, Kakak baik banget sama kita," ucap Syifa.

"Kita janji, kita bakalan jujur dan kompeten buat kerja di sini," ucap Silla.

"Haha iya-iya kakak pegang omongan kalian berdua ya, kalo gitu kalian boleh kerja hari ini dan bahasanya di ganti ya jangan terlalu formal santai aja anggep aja kakak ini temen kalian,"

"Siap Kak!"

"Yaudah kalo gitu sekarang kita ke dapur buat kakak kasih tau ke kalian resep-resepnya," ucap Yuna.

"Iya Kak."

Mereka bertiga pun langsung pergi ke dapur dan memulai membuat kue sambil Yuna memberitahu apa-apa saja resep yang dirinya miliki, karena resep Yuna sedikit berbeda dengan pembuatan kue-kue biasanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!