Kai dan juga Dira mulai mengobrol, Dira yang terlalu antusias terus saja menceritakan kehidupannya setelah kepergian, Kai. Bahkan Dira juga menceritakan bagaimana ia menderita saat Kai tidak lagi berada di sisinya.
"Kai, apakah kamu tau ketika kamu tidak berada di sisiku, aku merasa seperti kehilangan separuh nafasku. Rasanya aku ingin menyusulmu ke Jepang." Ucap Dira membuat Kai terkekeh pelan. Gadis ini, kenapa ucapannya sangat menggelikan sekali.
"Lalu, kenapa kamu tidak menyusulku saja." Sahut Kai terlihat santai menanggapi ucapan gadis yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.
"Mama tidak mengizinkan aku. Makannya aku tidak pergi menyusulmu." Ucap Dira diringi dengan hembusan nafas kasarnya.
Kai mengusap lembut pucuk kepala Dira membuat Dira seketika tersenyum manis dan merasakan kembali detak jantungnya yang berdegup dengan sangat cepat.
"Sekarang aku antar kamu pulang, ya." Ucap Kai mengalihkan pembicaraannya.
"Emm baiklah." Jawab Dira penuh semangat.
"Kamu tunggu di sini, aku mau ganti baju sekalian mandi dulu." Ucap Kai sambil beranjak dari tempat duduknya. Dira hanya menganggukkan kepalanya pelan, lalu setelah itu, Kai pun langsung berjalan melangkahkan kedua kakinya menaiki anak tangga.
Tidak lama setelah kepergian, Kai. Cristy pun datang menghampiri Dira.
"Kai kemana sayang?" Tanya Cristy sambil menjatuhkan bokongnya di samping Dira.
"Dia sedang mandi tante," jawab Dira lembut.
"Oh, yasudah, biar tante temani kamu mengobrol ya." Ucap Cristy yang mendapat anggukkan kepala dari Dira. Keduanya pun mulai mengobrol sambil menikmati cemilan yang ada di atas meja.
"Apa kamu menyukai putra tante?" Tanya Cristy dengan tiba-tiba.
"Tentu saja tante, perempuan mana yang tidak akan menyukai putra tante itu. Dia tampan, baik dan perhatian." Jawab Dira malu-malu.
"Ba... " Ucapan Cristy tercekat di tenggorokkan saat suara putranya terdengar di indera pendengarannya.
"Mah, aku antar Dira dulu ya." Ucap Kai membuat kedua wanita itu menoleh ke arahnya.
"Iya, sayang. Kalian hati-hati ya di jalan. Oh iya Kai, jaga Dira baik-baik." Seru sang mama sambil mengusap pundak Dira lembut.
"Iya, mah. Aku pasti akan menjaganya baik-baik, karena Dira sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri." Jawab Kai dengan tegas membuat Dira nampak sedikit kecewa.
"Yasudah kita pamit dulu, mah." Ucap Kai lagi. Cristy tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.
Dira pun berpamitan pulang kepada Cristy, lalu setelah itu keduanya pun pergi meninggalkan kediaman Sanjaya.
***
Kediaman Hilten.
Dara tengah duduk manis di sebuah gazebo yang berada di belakang rumahnya. Ia menatap bunga mawar merah kesukaannya sambil tersenyum manis. Di tangannya ada sebuah novel romantis yang baru saja ia beli melalui online shop kemarin.
Setelah puas memandang mawar merah itu, Dara pun mulai membuka halaman novelnya, lalu ia mulai membaca setiap lembarnya. Dara nampak fokus, bahkan ia sama sekali tidak menyadari kehadiran seorang pria tampan yang kini sedang berdiri dan menatap dirinya, dengan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan.
Pria tampan itu tersenyum sambil merapikan kemeja putihnya, kemudian ia pun berjalan dua langkah dan berdiri semakin dekat dengan gadis yang masih asik dengan dunia halunya tersebut.
"Ekhmmm... " Pria itu berdehem kencang membuat Dara seketika menoleh ke arahnya. "Sudah lama kita tidak bertemu, Andara." Ucap laki-laki tampan itu sambil menatap lekat wajah cantik Dara yang kini sedang menatapnya terkejut.
"Kai... " Seru Dara tanpa mengubah expresi di wajahnya. Dara benar-benar sangat terkejut dengan kehadiran Kai yang seperti jelangkung itu.
"Kenapa, Andara? Kenapa kamu begitu terkejut saat melihatku?" Tanya Kai sedikit kesal dengan expresi yang di tampilkan oleh Andara saat melihat dirinya.
"Tentu saja aku sangat terkejut, kamu datang tanpa suara, sudah seperti jelangkung saja. Kalau aku punya penyakit jantung, mungkin aku sudah masuk rumah sakit." Seru Dara yang mendapat kekehan pelan dari Kai.
"Itu tidak mungkin, Andara. Sekalipun kamu punya penyakit jantung, aku pasti tidak akan membiarkanmu masuk rumah sakit." Ucap Kai sembari duduk dan berhadapan dengan Dara. "Kenapa kamu tidak menyambutku, pulang?" Tanya Kai tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah cantik yang selama ini selalu di rindukannya.
"Kenapa aku harus menyambutmu pulang?" Dara berbalik nanya, dan pertanyaan itu sangat menyebalkan bagi Kai.
"Bagaimana keadaanmu selama aku tidak ada?" Tanya Kai mengalihkan pembicaraannya.
"Baik." Jawab Dara singkat.
"Kamu tidak menanyakan keadaanku selama aku tinggal di luar negeri?" Tanya Kai sambil meraih tangan Dara membuat Dara terkejut.
"Untuk apa? Bukankah kamu baik-baik saja." Sahut Dara sambil menarik kembali tangannya dari genggaman Kai.
"Kenapa kamu bisa berpikiran kalau aku baik-baik saja?" Tanya Kai menahan rasa kesalnya, karena ternyata sang pujaan hatinya itu sama sekali tidak perduli dengan keadaannya selama ini.
"Ya, karena kamu memang baik-baik saja, bukan? Kalau kamu tidak baik-baik saja, mana mungkin sekarang kamu ada di sini." Jawab Dara acuh tak acuh.
"Kamu tidak merindukanku?" Tanya Kai yang mendapatkan gedikkan bahu dari Dara. Melihat respon yang di berikan oleh Dara, membuat Kai semakin kesal, namun ia masih tetap menampilkan expresi biasa saja di wajahnya.
"Tapi, aku sangat merindukanmu, Andara. Aku ingin memeluk dan menciummu sekarang juga." Ucapnya dalam hati, ia tidak mungkin mengatakannya langsung, atau gadis itu akan menyambitnya dengan buku novel yang lumayan tebal itu.
"Sedang apa kamu?" Tanya Kai dengan nada seperti biasanya.
"Menurutmu?" Jawab Dara sambil mengangkat novel dan memperlihatkannya kepada Kai.
"Baca novel romantis, tapi kelakuanmu seperti gadis yang tidak suka dengan novel itu. Dan aku rasa kamu itu cocoknya baca novel horor atau tidak, tentang pembunuhan." Komentar Kai membuat Dara seketika memutar kedua bola matanya malas.
"Kenapa? Bukankah yang aku ucapkan benar?" Ucap Kai sambil memperlihatkan senyumannya yang manis.
"Ya! Yang kamu ucapkan memang benar." Sahut Dara sambil turun dari Gazebo itu, berniat untuk pergi meninggalkan Kai.
"Mau kemana kamu?" Tanya Kai sambil mencekal pergelangan tangan Dara.
"Lepaskan, tanganku. Aku mau masuk, aku sudah tidak ada mood lagi." Sahut Dara sambil berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Kai.
Kai tersenyum, selain menjaga Dara sewaktu masih kecil, ia juga memang sering membuat Dara kesal, hingga sifat Dara selalu saja dingin dan acuh kepada dirinya.
"Jangan tersenyum, lepaskan tanganku, Kai." Seru Dara sanbil menatap tajam laki-laki tampan yang kini sedang menampilkan senyumannya.
Kai tidak menggubris ucapan Dara, ia justru menarik tangan Dara, hingga membuat Dara langsung terjatuh ke dalam pelukannya membuat Dara terkejut setengah mati.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Sikapnya Kai yg lembut kek gini bikin Dira tambah salah paham..
2023-07-22
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
saat bersama dara KAI benar benar menunjukkan ketertarikan nya pada dara tapi sayang di respon biasa saja☺️☺️ lebih banyak bicara juga
kalau Dira Melihat interaksi mereka pasti dia bakalan cemburu
2022-09-29
3
Che han
q suka karakter dara... semangat up'a KK 🥰
2022-09-24
0