Kemarahan Jino

Saat sedang dalam perjalanan menuju kantor nya, Jino teringat berkas pentingnya tertinggal di dalam kamar. Alhasil pria tampan itu menyuruh sang sopir untuk kembali pulang. Sebentar lagi Jino memiliki rapat penting dan dia membutuhkan berkas tersebut.

"Putar balik, Fang!" titah Jino datar membuat sang sopir segera melaksanakan nya.

"Baik, Pak."

***

Tubuh Celine bergetar hebat, wanita cantik itu merasa hancur ketika melihat figura besar terpajang di dinding, tampak Jino memeluk erat sosok wanita yang amat mirip dengannya. Mereka tersenyum bahagia, tak berhenti di situ, Celine melihat patung lilin Melisa.

"Ternyata benar kata orang-orang kantor kalau kamu duda, Mas. Kamu udah pernikah nikah sebelumnya! Tapi, kenapa kamu nggak jujur sama aku. Kamu selalu berkilah kalau aku tanya tentang status mu!" gumam Celine pelan dengan rasa sakit menghantam Jiwanya.

Sekarang dia mengerti, alasan Jino menikahinya hanya karena wajahnya mirip dengan mendiang Melisa. Sakit tentu saja Celine rasakan.

Bahkan guci antik di dalam ruangan tersebut terukir nama Melisa di sana. Celine memegang pot bunga kristal yang terdapat ukiran nama Melisa di bagian bawahnya.

"CELINE!" teriak Jino murka menatap Celine berani masuk ke dalam ruang rahasia nya.

Degg.

Celine terkejut, tanpa sengaja menjatuhkan pot bunga tersebut hingga pecah.

Prang.

"Mas!" lirih Celine terbata-bata karena ketakutan. Tubuh wanita itu bergetar hebat, dia memundurkan langkahnya ketika Jino mendekatinya.

Tatapan pria tampan itu sama persis seperti dua hari yang lalu. Kali ini aura membunuh lebih pekat, pria tampan itu mengepalkan tangannya erat. Dia paling tidak suka melihat orang lain masuk ke dalam ruang rahasia nya.

Parahnya Celine memecahkan pot bunga milik Melisa. Tidak bisa di biarkan, Celine harus di beri pelajaran.

"Mas, a-aku akk!" Celine meringis kesakitan saat rambutnya di tarik dengan paksa oleh suaminya.

"SIAPA YANG MENGIZINKAN KAMU MASUK KE DALAM SINI, HUH?! DAN LAGI KAMU SUDAH BERANI MENGHANCURKAN BARANG KESUKAAN MELISA?!"

Jino berteriak dengan suara menggelegar, sontak saja mbuat Celine semakin ketakutan. Wanita itu hanya mampu menangis karena ketakutan juga merasa sedih sebab sang suami kembali menyakiti dirinya.

"Mas, sakit … hiks …" Melisa berusaha melepaskan tangan Jino dari rambutnya. Wanita cantik itu menatap sang suami dengan tampang memelas berharap Jino luluh.

Namun, Jino yang sedang gelap mata tak memperdulikan rengekan dan kesakitan Celine. Saat ini dia sangat ingin meluapkan kemarahannya.

"Kamu harus di beri hukuman, Celine. Agar kamu tidak lancang menyentuh barang yang bukan milikmu!" Jino menekankan perkataan nya membuktikan bahwa dirinya benar-benar sedang dalam keadaan marah besar.

Celine menggelengkan kepalanya, di sangat takut mendapatkan hukuman dari Jino. Terakhir kalinya dia sampai pingsan karena ciuman kasar Jino.

"Mas … aku minta maaf! Aku salah … hiks … jangan hukum aku!" Celine merengek minta ampun berharap belas kasih sang suami.

Namun, Jino tidak memperdulikan nya. Pria itu menyeret Celine keluar kamar menuju gudang di belakang rumah mewahnya.

"Kamu harus di hukum agar tahu tata krama bahwa tak boleh lancang menyentuh barang yang bukan hak mu!"

"Ck …untung wajahmu mirip dengan Melisa, kalau tidak mana mau aku menikahimu. Sudah miskin, minim tata Krama pula!" umpat Jino tanpa sadar menyakiti hati Celine.

Degg.

Celine yang tadinya memberontak langsung kehimgan tenaganya mendengar kata-kata menyakitkan keluar dari mulut sang suami.

Celine menatap ke arah Jino, air matanya berlinang membasahi pipi. Dia telah memberikan seluruh hatinya untuk Jino hal itulah yang membuat nya merasa sakit hati.

Tak menyangka pria yang selama ini begitu menghormati nya tak lebih dari serigala berbulu domba.

"Kenapa rasanya sangat sakit ya, Allah? Di hina oleh suami sendiri, padahal selama ini sudah sering aku mendengar segala macam cacian dan makian, tapi aku tidak pernah sesakit ini?"

Celine menangis dalam hati, dia merasa menyesal karena telah jatuh cinta pada pria yang salah. Begitu gampangnya menerima Jino hanya bermodalkan janji manis.

Saat tiba di depan gudang, Celine di dinding dengan kasar hingga terjerembab ke lantai dingin. Di liriknya ruangan tersebut amatlah gelap membuat Celine ketakutan.

"Renungi kesalahan kamu di dalam sini, aku akan membebaskanmu nanti setelah aku pulang kerja!" tegas Jino membuat Celine segera bangkit memeluk erat tubuh sang suami.

"Aku mohon jangan tinggalin aku di sini, Mas. Huwaa … aku salah … hiks! Aku salah, aku salah! Sadar, Mas. Aku ini istri kamu!" Celine menangis sesegukan bak anak kecil yang ketakutan di tinggal oleh ibunya.

Jino yang sedang marah tak menghiraukan tangisan Celine. Segera dia mendorong sang istri dengan kasar lalu keluar dari gudang.

Celine berlari menggedor pintu gudang berharap sang suami mau mengeluarkan dari sana.

Tok tok tok.

"Mas, akkk … aku takut, Mas. Hiks, ampun! Ampun, Mas. Aku salah … akkk jangan tinggalin aku di tempat gelap, hiks! Mas?!" jerit Celine kencang tak membuat Jino berbalik membuka pintu.

Pria itu melangkah kakinya segera keluar dari rumah karena harus menghadiri rapat penting.

"Kita ke kantor, Fang!" ujar Jino dingin.

"Baik, Tuan!"

Mobil Jino meninggalkan pekarangan rumah mewahnya. Amarahnya yang meletup-letup berdampak buruk pada sang istri.

Celine menangis sesenggukan, menjerit bahkan menendang pintu berharap ada seseorang yang mendengarnya lalu membawanya keluar.

Celine memiliki phobia gelap, dia trauma karena sewaktu SMP pernah terkunci di dalam gudang sekolah di kerjai oleh teman-temannya. Hingga besoknya dia di temukan oleh tukang bersih-bersih dalam keadaan sekarat.

"Mas, aku mohon, hiks!" jerit Celine lagi memukul dan menendang pintu, tak peduli kaki juga tangannya terluka.

Nafas Celine tercekat, dia mengalami gangguan kecemasan yang amat berat. Atau di kenal dalam dunia medis anxiety, ketakutan yang besar membuat pengidapnya bisa di ambang kematian.

"Celine, bernafas yang benar!" Wanita itu mencoba mengontrol dirinya, dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan.

Prang.

Benda di dalam ruangan tersebut terjatuh karena tikus. Membuat Celine yang tadinya hampir baikan kembali panik.

Tubuh Celine luruh ke lantai, dia terus mensugesti dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Tenang, Celine. Mas Jino sebentar lagi akan pulang dan membawa mu keluar!"

"Tenang … kamu nggak boleh panik!"

Celine bergumam pelan, hingga pandangan nya buram lalu ambruk tak sadarkan diri.

Gelap.

Sunyi.

Sepi.

Hening.

Itulah yang Celine rasakan saat ini. Dia berharap Jino segera pulang lalu membawanya keluar dari tempat yang gelap.

*

*

Tenang, cerita ini aman dari pelakor ya, Bun. Walaupun ada ya itu hanya bumbu nya aja, karena masalah yang sebenarnya itu ada pada Jino sendiri.

BTW novel ini author ikutkan lomba Kekasih ideal, jadi please mohon bantuannya, Bun.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰

Salem aneuk Nanggroe Aceh

Terpopuler

Comments

RossyNara

RossyNara

kasih pebinor ajah thor klo pelakor udah bosan....

2025-01-05

0

fitriani

fitriani

😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-02-06

1

Sagiz_vana

Sagiz_vana

waduh bikin senam jantung thor bacanya,, sii jenong kejem banget lagi,, brtahan celine

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!