Menantu Terbuang Yang Kaya
Leon baru saja menandatangani perceraian dengan istrinya. Leon dituduh telah melecehkan adik iparnya, padahal Leon baru saja menyelamatkan adik iparnya.
Leon sudah menjelaskan pada istrinya bahwa dia baru saja menyelamatkan adik iparnya yang tenggelam, dan dia pun memberikan nafas buatan pada adik iparnya. Tapi saat Leon mulai menjelaskan, semua orang justru menghina dirinya dan merendahkan dirinya bahwa dirinya adalah seorang sampah.
Bahkan ketika Leon menjelaskan semuanya pada istrinya, yaitu Evelin, wanita tersebut justru tidak mempercayainya sama sekali. Bahkan, Evelin malah mengajaknya bercerai dengannya.
"Leon, aku sudah baik kepada kamu selama ini. Lalu apa yang kamu lakukan? Justru kamu melecehkan adikku," ujar Evelin.
"Evelin, sudah aku jelaskan. Aku tidak melecehkan dia sama sekali. Justru aku menyelamatkannya karena dia tadi tenggelam di kolam, dan aku menyelamatkannya," jawab Leon.
"Leon, aku tidak percaya omongan kamu. Mulai sekarang, kita cerai."
"Evelin, kenapa kamu tidak mempercayaiku sama sekali? Aku sudah menikah denganmu selama kurang lebih satu tahun. Kamu justru mempercayai orang yang baru dikenal. Baiklah, jika kamu ingin kita bercerai, kita cerai sekarang!" tegas Leon. Matanya menatap tajam ke arah Evelin.
"Dan semoga kamu tidak menyesal nanti setelah tahu kebenaran yang sesungguhnya."
Leon dan Evelin pun sudah menandatangani surat perceraian, dan mereka pun sekarang bukan lagi menjadi pasangan suami istri.
Leon pun tidak melihat Evelin sama sekali. Dia justru acuh tak acuh pada Evelin. Kini mereka berdua pun sudah pergi ke arah yang mereka inginkan.
Leon sekarang sedang menunggu taksi. Dia akan pergi ke suatu tempat. Kini Leon pun sudah berada di dalam taksi, dan Leon pun melajukan mobilnya menuju ke Rumah Sakit.
Dalam perjalanan, Leon masih memikirkan mantan istrinya, tapi dia benar-benar marah karena Evelin tidak mau mendengarkan perkataannya.
"Kenapa aku benar-benar bodoh? Kita menikah bukan karena cinta, tapi aku menikah dengannya karena permintaan dari Kakeknya. Dan lagi pula, aku tidak pernah mencintainya sama sekali," gumam Leon.
Cinta hanya akan menumbuhkan rasa sakit. Semakin kuat kamu mencintai seseorang, semakin kuat pula kamu akan kehilangan orang yang kamu cintai.
Itulah yang dirasakan oleh Leon. Dia pernah kehilangan kekasih yang paling dia cintai, dia pergi meninggalkan Leon untuk selamanya. Leon pun benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan wanita satu-satunya yang ada di hatinya, bahkan sampai sekarang pun dia masih belum bisa melupakannya.
Leon menikah dengan Evelin. Dia selalu menyembunyikan wajahnya di balik topengnya, dia tidak pernah menunjukkan identitas yang sebenarnya. Dia selalu bersikap menjadi orang biasa karena tidak ingin melibatkan Evelin dalam hal yang berbahaya.
Jika musuhnya Leon mengetahui bahwa Evelin adalah istrinya, berapa musuh yang akan mengincar Evelin demi menghancurkan dirinya?
Kini Leon dan Evelin telah resmi bercerai, jadi Leon sudah tidak peduli lagi apa yang terjadi pada Evelin.
Kini Leon pun telah sampai di rumah sakit, lalu dia pun menuju ke ruangan tempat seseorang dirawat.
Ternyata ruangan tersebut adalah ruangan adiknya. Walaupun yang dirawat bukanlah adik kandungnya, tapi adik dari kekasihnya dulu, tapi Leon tetap menganggapnya sebagai adik kandungnya sendiri.
Adik dari kekasihnya Leon mengalami depresi ketika mendengar berita bahwa Kakaknya telah meninggal, hanya Leon lah yang bisa menenangkan hati adiknya tersebut.
"Dok, bagaimana keadaan adikku saat ini?" tanya Leon.
"Untuk sekarang dia baik-baik saja, justru dia selalu memanggil namamu. Sebaiknya kamu masuk dan temani dia," ucap dokter tersebut.
"Baik, Dok. Aku akan masuk."
Leon pun masuk ke dalam ruangan adiknya. Dia melihat adiknya tertidur dengan sangat lelap.
"Melihat wajahmu yang tertidur seperti ini, kamu sangat mirip sekali dengan Lizzy."
Leon pun kemudian mendekati Emilia. Dia pun kemudian meneteskan air matanya ketika melihat wajah Emilia sangat mirip sekali dengan Lizzy.
"Lizzy, jika kamu masih hidup, mungkin kamu akan senang melihat wajah adikmu. Dia sangat mirip sekali denganmu, dia sekarang sudah menjadi wanita yang cantik," ucap Leon.
Emilia tiba-tiba membuka matanya, lalu dia pun berkata, "Kak Leon," ucap Emilia.
"Ada apa, Emilia? Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Leon.
Emilia pun menggelengkan kepalanya, lalu dia pun langsung memeluk Leon.
"Kak Leon, jangan tinggalkan Emilia. Aku takut, aku takut akan kehilangan Kak Leon. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayangi lagi," ucap Emilia.
"Kamu kenapa? Kenapa kamu seperti ini? Apa ada sesuatu?" tanya Leon.
"Aku tadi bermimpi, dan mimpi itu seperti sangat nyata. Kamu mati karena melindungiku, dan seorang wanita, Kak Leon. Kamu tidak akan meninggalkan aku kan?" ucap Emilia.
Leon pun langsung mengusap kepala adiknya dengan lembut. "Apa yang kamu bicarakan sudah jelas. Aku akan selalu melindungi kamu, apa pun yang terjadi, dan aku juga tidak akan meninggalkan kamu."
"Makasih, Kak Leon, karena Kakak sudah mau merawat diriku," ucap Emilia.
"Jadi, sekarang kamu sudah memaafkan kakak?" tanya Leon.
"Aku sudah memaafkan kamu dari dulu, Kak, tapi kakak harus berjanji pada Emilia, jangan pernah tinggalkan Emilia," ucapnya.
"Baiklah, aku berjanji tidak akan meninggalkan kamu," ucap Leon.
Kini Leon pun berjanji bahwa dia akan melindungi orang yang dia sayangi, dan dia akan melakukan apapun demi melindunginya.
Sekarang waktunya Leon melakukan balas dendam pada seseorang yang telah membunuh kekasihnya dulu.
Leon pun kemudian menghubungi anak buahnya. Leon menyuruh anak buahnya untuk segera menjemput dirinya.
Emilia sekarang sudah diperbolehkan pulang karena dirinya sudah mulai sehat kembali.
Leon dan Emilia pun sekarang sudah bisa kembali ke rumah.
Leon sedang menunggu anak buahnya, sekaligus asistennya.
Kini sebuah mobil pun telah sampai di depan rumah sakit, dan seorang pemuda pun keluar dari dalam mobil. Dia adalah Max, anak buah dari Leon.
"Maaf, Bos, aku terlambat," ucap Max.
"Kamu tidak terlambat sama sekali," jawab Leon.
Kini Leon pun sudah masuk ke dalam mobil bersama dengan Emilia.
"Max, kita pergi ke Villa sekarang," kata Leon.
"Baik, Bos," ucap Max.
Max pun melajukan mobilnya menuju ke sebuah Villa. Villa tersebut adalah Villa terbaik di kota More, bahkan harganya pun bisa mencapai milyaran rupiah.
Leon sengaja membeli Villa tersebut demi Emilia agar Emilia merasa sangat nyaman, karena Leon sudah berjanji pada Lizzy bahwa dia akan selalu melindungi Emilia.
Kini Leon pun telah sampai di Villa tersebut. Emilia pun langsung kagum dengan pemandangan di villa tersebut.
"Kak Leon, apa ini Villa milik Kakak?" ucap Emilia.
"Ini bukan rumah Kakak, tapi ini adalah Villa milik kamu," jawab Leon.
Emilia pun sangat senang sekali ketika melihat halaman Villa tersebut.
"Bos, baru kali ini aku melihat Nona Emilia begitu senang," ucap Max.
"Aku juga merasakan hal yang sama. Dia sudah mengikhlaskan kepergian Kakaknya. Aku benar-benar merasa sangat bersalah ketika dia menjadi stres karena dia harus kehilangan Kakak perempuan yang dia sayangi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Abd Rahman Rahman
lanjutkan
2023-09-15
2
Abd Rahman Rahman
lanjut
2023-09-15
0
Wirda Lubis
lanjut
2023-08-22
0