Fyi "Azalea artinya : berhati-hatilah demi aku, semangat yang mudah kendur, kesederhanaan dalam sifat, simbol kewanitaan cina."
Happy Reading All.
***
"Mencintai sendiri, berjuang sendiri, dan harus merasakan sakit sendiri. Besar juga ya konsekuensi dari mencintai dalam diam."
***
"Masih pagi udah ke kantin aja, Zel," sapa Deniz, ia salah satu sahabat Hazel juga, mereka sudah bersahabat semenjak mereka memasuki SMA. Laki-laki dengan tubuh atletisnya walaupun sedikit pendek, ia adalah ketua tim silat di sekolahnya.
"Gak sarapan gue Niz," jawab Hazel sambil berjalan untuk memesan makanannya bersama Fara.
"Fir, ada liat Sarah gak?" tanya Deniz pada Fara, Sarah adalah kekasih Deniz dan juga salah satu sahabat Fara tapi Hazel dengan Sarah hanya berteman mereka tidak terlalu dekat karena mereka hanya satu kelas pada kelas sepuluh saja.
"Masih pagi udah mau mojok aja Niz," seru Hazel sambil menggeleng, melihat tingkah bucin sahabatnya itu.
"Yeee mana gue tau, lo kira Sarah anak gue?" tanya Fara sewot. Begitulah Fara dan Deniz mereka bersahabat namun kerjaan mereka lebih sering berantem daripada akurnya.
"Lo kenapa sih sewot banget sama gue? Punya dendam kan lo sama gue?" Tanya Deniz memicingkan matanya menatap Fara curiga.
"Engga, gue cuma bosen liat muka lo dari kelas tujuh, enek aja gitu rasanya," sarkas Fara yang memang sudah mengenal Deniz dari SMP berbeda dengan mereka yang baru mengenal Hazel saat masuk SMA karena mereka dipertemukan di kelas yang sama.
"Syukurin aja sih, kapan lagi lo bisa punya teman cogan kayak gue?" tanya Deniz dengan percayanya. FIY Deniz itu cowok famous badboy yang suka bikin ulah dan ditakuti adik kelasnya itu, lalu kalian kira siapa yang tidak kenal dengan Deniz?
"Yang modelan kayak lo mah di sungai Ciliwung juga banyak kali." ejek Hazel menimpali sambil tertawa dan Fara juga ikut tertawa mendengar hinaan Hazel sedangkan Deniz yang sudah kesal langsung diam memakan makanannya yang baru saja datang. Akhirnya mereka makan dengan penuh tawa karena lelucon yang dibuat Deniz.
***
Hazel berjalan di Koridor sekolahnya bersama teman sebangkunya yang juga merupakan satu-satunya teman dekatnya di kelas, dia Edel gadis sexy yang cukup famous karena penampilannya dan ia terkenal suka membully orang yang tidak ia suka. Ia merupakan kekasih dari kapten tim futsal, Raka Hendrawan laki-laki manis yang banyak digilai kaum hawa. Kini Hazel dan Edel tengah berjalan menuju ruang guru, karena tadi wali kelas mereka memanggil Hazel.
"Zel, ada Argo tuh," tunjuk Edel dengan dagunya pada laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengan mereka. Hazel sudah tersenyum malu saat melihat Argo, sang ketua OSIS yang menjadi most wantednya SMA Atlantik. Laki-laki ia sukai selama dua tahun ini, namun ia hanya bisa menyukainya dalam diam.
"Mau kemana Zel?" tanya Argo saat mereka sudah berhadapan. Hazel memang mengenal Argo, mereka saling mengenal semanjak mereka terlibat lomba bersama beberapa bulan lalu. Namun untuk mendekati Argo ia masih tak memiliki keberanian atau lebih tepatnya ia merasa malu, juga takut jika Argo malah berpikir yang tidak-tidak terhadapnya dan membuat Argo menjauh darinya.
"Mau ke ruang guru," ucap Hazel sambil tersenyum pada Argo. Hazel sudah dag dig dug saat berada sedekat ini dengan Argo. Laki-laki yang sudah ia sukai sejak awal kelas 11 tepatnya saat pemilihan ketua OSIS. Hanya dengan menatap Argo entah mengapa membuatnya tenang ia mulai menyukai Argo hanya dengan tatapan teduh milik Argo.
"Ya udah gue duluan ya," ucap Argo, setelahnya ia langsung pergi meninggalkan Hazel yang sudah panas dingin.
"Aduh oksigen dong, gila gue deg degan Ed, sumpah dia kenapa bisa ganteng gitu sih?" Hazel sudah tersenyum tidak jelas sambil mengipasi wajahnya yang sudah mulai memanas, sambil tersenyum tidak jelas. Sepertinya urat malu Hazel mulai luntur karena bertingkah seperti itu di koridor yang untungnya sudah tak ramai, dan hanya tersisa beberapa orang saja yang untungnya sudah sibuk dengan kegiatan mereka.
"Iya in udah, ayo cepet nanti keburu masuk," ucap Edel yang segera menyeret Hazel menuju ruang guru. Daripada ia dibuat semakin malu dengan tingkah sahabatnya tersebut jadi lebih baik ia segera membawa Hazel untuk pergi dari sana.
***
"Hazel," panggil salah satu teman kelas Hazel saat gadis itu tengah fokus membaca novelnya. Dengan segera Hazel melihat ke arah gadis yang memanggilnya tersebut dengan mengerutkan keningnya bingung.
"Apa?" tanya Hazel pada Anya teman sekelasnya yang memanggilnya itu. Yang kini masih berdiri di depan pintu kelasnya. Kebetulan meja Hazel memang tak jauh dari pintu hanya berjarak satu meja.
"Di cari sama Talia," ucap Anya. Talia adalah teman yang biasa Hazel tebengi untuk pulang, karena jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh.
Mendengar hal tersebut Hazel dengan segera melangkahkan kakinya keluar kelas untuk menemui Talia. Temannya yang biasa ia tumpangi untuk pulang maupun berangkat sekolah. Setidaknya ia bersyukur ada Talia yang masih mau untuk ia tumpangi.
"Kenapa Ta?" tanya Hazel saat ia sudah berdiri di depan Talia, FIY Talia itu juga termasuk gadis famous karena ia penyanyi band di sekolah mereka, jadi tak heran banyak yang mengenal gadis itu. Apa lagi Talia gadis yang mudah berbaur dengan temannya.
"Nanti gue ada latihan band mungkin sampe sore. Jadi, sorry ya, gue gak bisa pulang bareng lo," ucap Talia tidak enak, Hazel menampilkan senyumannya maklumi Talia. Karena Talia memang anak band jadi tak heran jika gadis tersebut memang sering berlatih.
"Sans aja, nanti gue bisa cari tebengan lain," jawab Hazel santai sambil tersenyum ke arah Talia.
"Serius? atau gue minta Argo nganter lo? kan kalian juga satu arah," ucap Talia menawarkan agar Argo yang mengantar gadis tersebut, Talia juga tahu mengenai Hazel yang menyukai Argo dan kebetulan sahabat Argo adalah kekasih Talia jadi sangat mudah untuk mereka akrab.
"Eh gak usah, nanti gue bisa minta anter sama Deniz," ucap Hazel menolak, namun sebenarnya hanya mulutnya saja yang menolak hatinya sudah menyuarakan 'mau dong' dengan girangnya.
"Emang gak papa? kasian Kali Deniz, rumah dia sama rumah lo beda arah masak iya dia harus muter lagi?" tanya Talia, pasalnya rumah Deniz itu dekat dengan sekolah sedangkan rumahnya lumayan jauh. Namun meskipun begitu Deniz memang sering mengantar Hazel untuk pulang jika tak ada yang bisa Hazel ajak pulang.
"Gak papa kali?" ucap Hazel yang lebih seperti sebuah pertanyaan bukannya memberi pernyataan.
"Hadeh, ya udah tar lo pulang bareng Argo aja. Lumayan lah sekalian pdkt," tawa Talia dan segera pergi meninggalkan Hazel. Meskipun sebenarnya ia ingin berteriak untuk tak perlu merepotkan Argo namun hatinya malah menolak hal tersebut. Kini Hazel malah jadi tidak sabar untuk segera pulang dan dia akan pulang bersama laki-laki yang disukainya itu.
Sebenarnya jika ia mau bisa saja ia nebeng bersama temannya yang lain namun jika sudah ditawari pulang bersama Argo kenapa ia harus menolak? Kesempatan tak datang dua kali bukan? Hazel mengikuti pelajaran dengan tidak fokus, ia terus memikirkan bagaimana nanti saat ia dan Argo akan pulang bersama?. Hanya dengan memikirkannya saja dapat membuat Hazel menjadi dag dig dug.
***
Hi guys aku balik lagi nih dengan cerita baru aku.
Ini pertama kalinya aku nulis cerita dengan gangguan jiwa gini, semoga kalian suka ya.
Btw kisah ini aku ambil dari kisah nyata yang pernah aku temui.
Aku ragu sih sebenernya mau nulis kisah ini tapi semoga kalian akan suka cerita ini ya.
Bahagia terus kalian, sehat terus ya.
Jangan lupa juga buat vote, koment, dan like ya.
Dukungan kalian semangat ku.
Jangan lupa juga buat Follow akun sosial media aku ya guys.
Ig: Hilmiatulhasanah dan Wphilmiath
See you next chapter guys.
Thank for Reading.
Dan ya buat kalian jangan lupa buat baca cerita ku yang lain ya. Yang pasti gak akan kalah seru dari kisah ini. Jadi langsung cek profil aku aja ya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments