Keesokan hari seperti biasa Mas Arsad pergi keluar untuk kerja, bukan seperti orang kantoran yang berdasi bahkan bekerja dalam ruangan. Mas Arsad memiliki usaha jual beli mobil, tetapi hanya usaha rumahan bukan seperti showroom-showroom besar, ketika ada barang bagus yang dia beli dan lalu dijual kembali lewat aplikasi oelex, marketpless atau hanya sekedar pasang di status aplikasi chat berwarna hijau. Bahkan lebih sering memasarkan dari mulut ke mulut antar pedagang saja, unit-unit yang ada dengan cepatnya terjual. Jadi waktu yang dia punya seharusnya fleksibel kan, tanpa harus keluar rumah pun bisa. Ya begitu lah sedikit banyak tentang bocoran pekerjaan Mas Arsad, untuk para reader yang bertanya-tanya. hehehe
Tidak ada yang aneh dalam sikapnya, sampai ketika siang hari Kamal datang bertamu untuk mengambil tas berisi keperluan Mas Arsad selama seminggu, yang katanya mau ke semarang.
"assalamualaikum mba, saya disuruh bang Arsad untuk ambil baju untuk seminggu ke semarang" ucap Kamal
"waalaikumsalam, kenapa mendadak sekali om berangkatnya dan Mas Arsad tidak ada bilang apa-apa sama saya tadi pagi, sebentar saya telvon Mas Arsad dulu" jawabku sambil berlalu meninggalkan Kamal yang mengangguk menpersilahkan. Gegas aku menelvob Mas Arsad untuk memastikan.
"Mas, ini ada Kamal datang mau ambil baju untuk seminggu ke semarang apa benar?" tanyaku
"iya benar, tolong siapkan ya karna aku gak sempat lagi pulang kerumah. aku harus selesaikan kerjaan disini dulu supaya aku bisa antar mobilnya ke semarang. biar Kamal yang antar kesini" jelas Mas Arsad
"tapi kenapa mendadak sekali, kamu juga belum pamit pada Dipta. tidak seperti biasanya kamu mas begini" keluhku
"sudahlah nanti aku bisa telvon Dipta dan menjelaskannya, sekarang tolong kamu siapkan keperluanku untuk 1 minggu, kasihan Kamal menunggu" ucap Mas Dipta sekaligus menutup telvon secara sepihak
Tak lama aku menyiapkan segala keperluan Mas Arsad, dari baju, jaket, obat-obatan, kaus kaki, handuk, parfum dan lainnya. Ku pesankan Kamal untuk berhati-hati membawa mobilnya, dan tak lupa untuk selalu mengingatkan Mas Arsad untuk menghubungi Dipta. 2 hari sudah Mas Arsad pergi, datang lagi orang berbeda kerumah mencari Mas Arsad dan ketika orang itu pulang aku langsung memberikan kabar tersebut kepada Mas Arsad.
{Mas tadi ada yang datang mencarimu, namanya Pak Eli. apa kamu kenal?} isi pesanku
{iya dia minta uangnya 45juta itu} balas Mas Arsad
aku membaca pesan Mas Arsad hanya diam terkejut, belum sempat aku balas tapi ada masuk kembali pesan dari Mas Arsad
{aku kirim uang untuk kamu pindahan ya, cari rumah yang murah saja asal nyaman, tolong dicukup-cukup kan karna kondisi keuangan aku sekarang sedang drop, pulang dari semarang aku langsung kerumah baru} lanjut chat dari Mas Arsad
Ya Allah, dia pergi hanya untuk mengamankan diri nya sendiri, sedangkan aku dan Dipta dibebani dengan kedatangan orang-orang yang mencari nya, juga aku harus segera mencari rumah bahkan pindah dalam waktu 5 hari. Tak banyak bicara dan berfikir, aku segera pergi keliling cari rumah yang sesuai budget, semua ini aku lakukan demi melindungi Mas Arsad dan semoga saja ketika dia merasa aman maka dia bisa berfikir jernih untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Seminggu sudah Mas Arsad pergi, akhirnya Mas Arsad mengabari aku kalau sudah dalam perjalanan pulang, ya pulang kerumah kontrakan baru. Ketika sampai Mas Arsad menurunkan semua barang bawaannya, Dipta dengan semangat membuka semua barang itu tapi tidak ada satupun oleh-oleh untuknya, hanya ada pakaian didalam tas laundry hotel dan sandal hotel. Aneh pikirku, karna setiap kali Mas Arsad pergi keluar kota pasti selalu membawa oleh-oleh khas daerah walau hanya 1 kantong. Akh tapi mungkin sedang tak ada uang, makanya tidak membelikan kami oleh-oleh.
Seminggu berlalu, tepat hari ini aku berulang tahun dan Dipta meminta Mas Arsad untuk makan diluar, Mas Arsad menyanggupi dan menyuruh kami bersiap. Walau hanya dirumah makan sederhana bukan direstoran mahal, tapi kami bahagia menikmati momen seperti ini. Ketika sedang makan handphone Mas Arsad berbunyi, tanda masuknya panggilan telvon lekas diangkatnya dan menjauh dari kami. Tak lama kemudian Mas Arsad kembali ke meja dan menyuruh kami untuk lekas pulang karna ada pekerjaan mendadak. Ku fikir ini awal yang baik setelah seminggu merasa buntu dengan masalahnya, jadi ku biarkan Mas Arsad pergi malam itu dan berharap semua kembali baik.
Mas Arsad tidak pulang lagi, siangnya dia mengabariku kalau kartu atm milikku yang dipegangnya terblokir dan memintaku untuk segera mengurus ke cabang terdekat karna ada dana yang mau digunakan. Lekas aku dan Dipta pergi ke bank untuk mengurus kartu baru agar dana yang ada dapat digunakan. Setelah semua proses selesai dan aku mengirim uang yang ada kepada Mas Arsad, malamnya Mas Arsad pulang dan bercerita kalau mobil yang dia beli diambil paksa oleh orang lain karna mobil itu bermasalah. Entahlah kenapa masalah datang bertubi-tubi kepada Mas Arsad, aku hanya bisa berdoa tanpa bisa melakukan apapun karna aku tidak mengerti sama sekali. Semoga Allah memberikan jalan keluar dalam setiap kesulitan ini. Aamiin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments