Mas Arsad kembali tidak pulang, aku dan Dipta sudah terbiasa tanpa dirinya. Hari ini aku hendak berkunjung kerumah orangtuaku, aku mengajak Dipta untuk bersiap-siap karena kami pergi berdua jadi harus memesan ojek online terlebih dahulu untuk ke stasiun lalu menyambung naik kereta. Perjalanan kerumah orangtuaku memakan waktu 30 menit dengan kereta, ya transportasi murah dan bebas macet ini ku pilih agar cepat sampai.
Tujuan utamaku kerumah orangtua adalah untuk menitipkan Dipta, karena aku akan pergi menuju tempat dimana Mas Arsad singgah. Dari mana aku tau? Aku tau dari bill yang tidak sengaja aku temukan dimobil ketika mengantar Dipta les.
flashback on
"ayok Dipta siap-siap, hari ini papa antar dan temani Dipta les. kerjaan papa sedang tidak banyak jadi ada waktu sehari ini untun bermain" ucap Mas Arsad
"beneran kan pah? gak bohongin Dipta lagi?" dan Mas Arsad mengangguk
"hore akhirnya bisa makan diluar dan jalan-jalan sm papa" seru Dipta
Jangan tanya perasaanku, aku bahagia sekali melihat kehangatan didepanku saat ini. Aku berdoa semoga keadaan seterusnya kembali seperti ini tapi perasaan senangku hanya sesaat karena dimobil aku menemukan bill pembayaran senilai 3juta rupiah berikut tulisan BO MARSYA 300.
"Ceroboh sekali kamu Mas, meninggalkan jejak ditempat sampah dalam mobil" gumamku dalam hati
"akan aku cari tau bagaimana rupa pelac*r itu, dan tidak akan aku biarkan hak aku dan Dipta habis begitu saja" lanjutku dalam hati
flashback off
Sehabis magrib aku langsung mendekati Dipta, karena ini saat yang pas untuk aku pergi.
"Dipta disini dulu ya sama kakek dan nenek, kalau main sama Zea dan Zio saja, kalau mau jajan diantar sama om atau tante, jangan nakal karena mama pergi cuma sebentar" ucapku dan Dipta hanya mengangguk tanda paham.
Aku lekas memesan ojek online dengan tujuan Kota Indah, dalam perjalanan hati ku sangat was-was tak siap jika aku melihat pemandangan buruk nanti, tapi aku harus melihat dengan mata kepalaku sendiri.
"Ya Allah bantu dalam keadaan apapun, aku yakin aku mampu karena ada Engkau dihidupku" doaku dalam hati.
Sampai sudah aku didepan tempat itu, ternyata bukan hanya satu tetapi banyak sekali tempat seperti itu didalam satu lokasi. Aku akan masuk ke tempat dimana tertera nama pada bill yang kutemukan, sebelumnya aku mencari mobil Mas Arsad supaya aku lebih yakin untuk masuk kedalam, dan Alhamdulillah aku tak sia-sia datang mencarinya saat aku menemukan mobil Mas Arsad terparkir dipojok bangunan. Lekas aku masuk dan berpura-pura ingin minum, ku gerakkan badan sesuai hentakan musik sambil melihat dimana Mas Arsad berada. Seketika mataku menangkap apa yang kucari, kupercepat langkah untuk sampai di table nya.
"wow keren sekali mas, duduk minum wine dengan ditemani 3 perempuan" teriakku agar Mas Arsad mendengar karena suaraku pasti kalah dengan musiknya.
Mas Arsad hanya tersenyum dan menepuk sofa disampingnya menyuruhku untuk duduk bersamanya. Cuih, tak sudi aku duduk bersama dengan pelac*r. Ku lipat kedua tangan didadaku sambil tetap melihat perempuan-perempuan itu dan seketika mereka hendak bubar tapi ku tahan salah satu yang berhadapan tepat didepanku.
"diam ditempat tidak usah pergi, aku takan merusak acara kalian" ucapku
"aku hanya bekerja" ucapnya
"ya aku tau itu, silahkan kembali bekerja" kataku lagi, dan aku dengan sigap mengambil dompet Mas Arsad yang ada dimeja, segera aku keluar dan pergi ke ATM disamping tempat itu untuk menguras semua isinya. Selesai aku melakukan transaksi, tidak ada tanda-tanda Mas Arsad menyusulku keluar. Tangis yang dari tadi ku tahan didalam akhirnya turun juga, aku pergi dan langsung menjemput Dipta dirumah orangtuaku.
Tiba dirumah aku dan Dipta langsung bersih-bersih badan untuk bisa istirahat dengan nyaman. Sekejap Dipta tertidur mungkin lelah bermain seharian dirumah kakek dan nenek nya. Ku tinggal Dipta dikamar untuk sholat isya, saat sholat handphone ku terus saja berbunyi entah siapa yang menghubungiku malam begini, tidak biasanya karena aku memang tidak berkomunikasi dengan oranglain semenjak menikah kecuali keluarga dan sahabat. Segera ku tengok handphone selesai sholat, ternyata Mas Arsad menelpon berulang juga chat banyak sekali.
Mas Arsad
{kamu dimana, gila kamu ya uangku di atm kamu kuras semua, mau bayar pakai apa aku ini}
{berani kamu sekarang sama aku, aku ditahan nih gak bisa pulang karena belum bayar}
{cepat kamu sekarang kesini, bawa uangnya}
Belum selesai aku membaca tapi Mas Arsad sudah meneleponku. Kuhempaskan nafas kasar sebelum mengangkat telvonnya.
"hallo" kataku
"kamu dimana sih, gara-gara kamu nih aku gak bisa bayar. sekarang cepat kesini dan bayarkan tagihannya" cerocos Mas Arsad tanpa jeda
"aku dirumah, daritadi kamu kemana saja mas? baru hubungi aku jam segini, sudah selesaikah makanya baru tau kalau semua uangmu ku ambil?" jawabku
"pulang saja kan disana bisa bill gantung, mereka semua kan sudah kenal kamu karena kamu sudah sering kesana, jadi kamu tidak akan kabur hanya karena tagihan tak seberapa itu, bahkan bisa membuat kamu kembali lagi dengan alasan bayar bill. aku tau itu" lanjutku ketika tidak ada jawaban dari Mas Arsad. Ku tutup telvon nya lalu aku beranjak ke kamar sambil berusaha untuk bisa tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments