Ternyata Benar

Brian mengunci Sandra di kamar hotel dan meminta menunggunya setelah selesai rapat. Dan selama kurang lebih dua jam Sandra harus menunggu tak ada yang bisa ia lakukan untuk meminta bantuan. Ponsel satu-satunya yang ia miliki di sita. Jika ingin teriak pun akan percuma, tak akan ada orang yang bisa mendengar Karena kamar tersebut kedap suara.

Setelah menunggu akhirnya Brian kembali dengan membawa Paper bag dan juga kotak makanan.

"Pak tolong bebaskan aku. Kenapa bapak mengusik hidupku. Bapak orang terhormat, tidak seharusnya bermain-main dengan saya yang orang biasa." Sandra pun merengek memohon belas kasih untuk kesekian kalinya. Namun sayangnya Brian tak menghiraukan permohonan Sandra dan malah meminta Sandra mengganti seragamnya dengan pakaian yang ia beli yang berbeda di dalam paper bag tersebut.

"Pakai sekarang dan kita akan ke Klinik terdekat. Agar tidak ada yang tau, kita akan keluar lewat jalan belakang. Aku ingin memastikan apa kamu sudah hamil atau belum, sebelum aku kembali."

"Kenapa sih bapak begitu kekeh kalau aku hamil dan kalaupun aku hamil belum tentu itu anak bapak kan." saut Sandra kesal.

"Aku selalu mengawasi mu. Jadi aku tau dengan siapa saja kamu dekat, bahkan jadwal tamu bulanan kamu datang aku pun tau." Kata Brian dengan santainya membuat Sandra terbelalak, bagaimana tidak hal yang paling privasi pun diketahuinya.

"Cepat ganti sana, waktu kita tidak banyak. Atau kamu mau semua orang tau apa yang kamu lakukan disini."Ancam Brian dan Sandra pun bergegas menuruti perintah Brian.

Mereka pun keluar melalui pintu belakang yang sudah di amankan dan tidak akan ada satu orang pun yang akan mengetahuinya, untuk menjaga Sandra dari hal-hal yang tidak di inginkan.

Akhirnya mereka pun sampai di salah satu klinik tersebut. Sandra pun nampak ragu untuk memeriksa diri namun Brian terus memberikan dorongan agar Sandra berani untuk di periksa dan siap dengan hasil yang akan di dapatnya.

"Pak, aku takut."

"Gak papa, ini hanya pemeriksaan biasa, tidak akan menyakitimu, lebih sakit saat aku yang memeriksa tubuhmu."ucap Brian yang tidak menampakkan sama sekali kewibawaan di hadapan Sandra.

Sandra pun dengan terpaksa melakukan pemeriksaan dengan seorang dokter yang bertugas pemeriksaan pun di mulai dengan beberapa pertanyaan sebelum di periksa mengunakan alat USG dan Brian pun menemani Sandra dan menggegam tangannya.

Sebuah layar yang ada di depan Brian memperlihatkan dalam rahim Sandra terdapat embrio yang akan menjadi bayi nantinya.

"Bapak bisa lihat sendiri, saat ini di rahim istri bapak sudah tumbuh embrio yang di perkirakan usianya enam Minggu." Jelas membuat Sandra terkejut dengan hasil pemeriksaan dan semua yang dikatakan Brian benar, jika dirinya tengah hamil namun tidak menyadarinya.

'Apa? aku hamil dan anak yang ada di dalam kandunganku ini anak dari bos ku. Oh tidak, kenapa ini bisa terjadi. Kenapa dia sengaja membuatku hamil. Apa dia sudah merencanakan semuanya sampai tau masa suburku. Astaga, ternyata pria ini benar-benar licik untuk menjeratku.' Gerutu Sandra yang sudah tidak bisa berpikir lagi apa yang harus ia lakukan setelah ini.

"Kamu lihat kan sayang, apa yang aku katakan benar, dan mulai sekarang kamu akan menjaga baik-baik anak kita, yang nantinya akan menjadi penerus ku selanjutnya."

Sandra tak mengatakan sepatah katapun untuk membalas perkataan Brian. Ia benar-benar masih syok dengan apa yang menimpanya. Dia pikir kejadian tersebut tidak akan membuatnya hamil kerena ia melakukannya baru sekali dan ternyata pikirannya salah, jika melakukan hal hubungan disaat dalam masa subur, walaupun hanya dilakukan sekali, besar kemungkinannya akan tetap bisa membuatnya hamil.

"Pak ternyata bapak benar-benar membuat ku hamil dan sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Sandra sambil menatap Brian dengan nanar.

"Kamu cukup menjaganya dan melahirkannya untukku."

"Tapi pak-" Brian menghentikan ucapan Sandra dengan menutup mulutnya dengan jari telunjuk.

Sandra menatap begitu dekat laki-laki yang kini ada di hadapannya dan begitu dekat, yang membuat jantungnya berdetak kencang.' Kenapa tatapannya begitu menyihir, membuat lidahku kelu untuk menolak setiap perkataannya. Ah Sandra kenapa kamu jadi begini. Bukannya kamu sudah berjanji pada diri sendiri laki-laki yang pernah menyentuhmu adalah milikmu.' Gumam Sandra.

Brian pun segera mengantarkan Sandra pulang ke tempat kostnya karena hari sudah malam dan juga sift-nya sudah selesai.

"Terimakasih pak sudah mengantarkan saya pulang."

"Kamu tinggal di sini? Sepertinya setelah ini kamu harus pindah. Aku tidak bisa membiarkan kamu tinggal di tempat sempit seperti ini." Brian mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat kost Sandra yang tidak terlalu besar.

"Terimakasih, tapi saya nyaman dengan tempat ini. Pak aku tau bapak menginginkan bayi yang ada di dalam perut ku. Aku janji akan menjaga kandungan ini. Tapi aku mohon bapak jangan terlalu dekat ataupun memberikan perhatian lebih. Kita memiliki derajat yang berbeda yang tak mungkin bisa bersama dan saya juga tidak ingin menjadi bahan perbincangan orang lain yang membuat mental ku menjadi down, tolong bapak pahami ini." pinta Sandra membaut Brian terdiam.

'Terimakasih Sabrina, kau telah memberikan pengganti wanita yang memiliki sifat seperti yang aku inginkan yang tidak ada dalam dirimu. Aku janji akan menjadikan dirinya ratu dalam hidupku, menggantikan kamu dalam hatiku.' gumam Brian sambil memandangi Sandra yang terus bicara.

"Pak." tegur Sandra saat menyadari perkataannya tidak di dengar.

"Eemmm, iya baiklah. Aku akan pergi dari hotel beberapa jam lagi untuk perjalanan bisnisku yang lain dan akan kembali beberapa Minggu lagi kesini untuk mengunjungimu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan, kamu cukup hubungi aku nanti jika kamu menginginkan sesuatu. Baiklah jaga dirimu baik-baik dan sampai ketemu beberapa Minggu lagi. " pamit Brian begitu saja, membuat Sandra hanya bisa menyernyitkan keningnya dengan sikap Brian yang jauh dari kata-kata yang di perbincangkan karyawan hotel tentang dirinya.

Setelah Brian pergi, Sandra segera masuk kedalam kost, dan tiba-tiba saja perutnya jadi mual. Ia pun bergegas menuju toilet untuk mengeluarkan isi perutnya.

Sandra pun duduk di lantai dengan tubuh yang lemas setelah sisa tenaganya terpakai untuk mengeluarkan isi yang ada dalam ususnya.

'Astaga begini kah rasanya wanita yang tengah hamil muda. Apa hal ini akan terus menyerang ku. Aku tidak ingin ada yang tau tentang kehamilanku ini.' Sandra pun membuka mulutnya ingin berteriak namun tak bisa mengeluarkan suara, ingin melampiaskan semua masalah yang tengah menimpa dirinya.

To be continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

Santysannjaya

Santysannjaya

kemaren pas nikah sandra koma apa g da saksi thor...og sandra ni g tau sma sekali dach d nikah....

2022-09-25

0

Umine LulubagirAwi

Umine LulubagirAwi

kasian sandra, sdh hmil skrg malah dtinggl dlu. 🙈

2022-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!