Setelah kejadian yang menimpanya, Sandra selalu was-was dan selalu menghindari kamar 505 yang membuatnya trauma. Walaupun sudah dua bulan berlalu dan penghuninya kamar sudah berganti-ganti namun Sandra tatap menolak untuk membersikan kamar tersebut. Semua orang tak tau apa yang terjadi pada Sandra dan kamar nomor 505 hanya Weni satu-satunya yang mengetahui dan ikut merahasiakannya.
"San." Panggil sakti, manager hotel Bintang yang selalu berusaha mendekati Sandra.
"Eemmm. Ada apa pak?" tanya Sandra saat Sakti mendekat.
"Apa kamar VVIP sudah siap? Hari ini pemilik Hotel Akan datang berkunjung untuk melihat kondisi hotelnya dan akan memakai kamar tersebut," tanya Sakti.
"Sudah pak, semuanya sudah beres. "
"Baguslah kalau begitu, Eh kamu kenapa San? wajahmu pucat sekali apa kamu kecapean pasti. Kamu istirahat saja dulu nanti di lanjut." tegur Sakti saat memperhatikan Wajah Sandra yang tampak pucat. Sandra pun mengiyakan, karena memang ia begitu lelah setelah menyelesaikan banyak pekerjaan.
Sesuai jadwal yang di tentukan, semua karyawan hotel di minta untuk menyambut kedatangan Big Boss mereka, begitu juga para petugas housekeeping agar semuanya bisa melihat secara langsung Big Boss pemilik hotel Bintang yang terbesar di kota.
"San, dengar-dengar big boss kita ini orangnya sangat tampan dan sangat gagah. Dari yang aku ketahui bos belum pernah datang ke hotel ini dah baru kali ini dia akan datang. Boss hanya mengawasi dari belakang saja " Bisik Weni dan Sandra hanya mendengarkan saja, ia tak perduli, seberapapun tampannya bosnya pasti sudah ada yang punya pikir Sandra.
Tak lama mobil mewah pun berhenti di halaman dan semua karyawan pun bersiap untuk menyambutnya. Saat Big Boss keluar dari dalam mobil, semua orang yang melihat terpukau melihat ketampanan Big Boss, tapi tidak dengan Sandra. Saat melihatnya Sandra wajahnya langsung pucat dan segera bersembunyi di balik Weni.
"Apa-apaan di kamu San, nanti dimarahi bos, kembali ke posisi." titah Weni pelan sambil menariknya kembali ke posisi. Sandra pun kembali dan kini dia memilih untuk menundukkan wajahnya agar tidak dilihatnya.
'Kenapa pria itu kembali lagi. Aku kira aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Dan kini dia datang sebagai bos besar. Apa yang harus aku lakukan sekarang? haruskah aku menghindar atau aku minta pertanggung jawabannya karena sudah melecehkan aku malam itu. Tunggu dulu. Tadi kata Weni bos besar belum pernah datang kemari lalu siapa laki-laki malam itu?" tanya Sandra pada dirinya sendiri sampai tak melihat jika dirinya di perhatikan.
Setelah bos besar di antar ke kamar VIP yang sudah di siapkan untuk istirahat sebelum menghadiri rapat yang akan di langsungkan sore harinya.
Sambil menyelesaikan pekerjaannya, Sandra begitu gelisah dan selalu was-was, takut bertemu dengan bos besarnya.
"San." panggil kepala housekeeper dengan wajah merah padam setelah mendapat teguran dari big Boss dan kini akan melampiaskannya kepada Sandra yang mendapatkan tugas membersihkan kamar VVIP.
"Iya mbak." Sandra bergegas menghampiri.
"Kamu becus kerja gak sih. Sudah aku bilang bersihkan kamar VVIP kita dengan benar, bahkan kalau bisa berulang kali di bersihkan, tapi kamu malah mengacaukan semuanya. Apa kamu tau gara-gara pekerjaanmu yang gak benar itu aku habis di tegur bos dan sekarang dia marah dan memintamu untuk membersikan ulang kamar tersebut. Cepat kesana dan bersihkan jangan pulang kalau bos belum bilang sudah bersih." Perintah Maura tak memberi kesempatan Sandra untuk membantah.
Sandra pun mengangguk dan segera pergi untuk mengambil peralatan dan segera menuju kamar VVIP. Sandra pikir jika Bos-nya pergi, Makanya dia diperintahkan untuk membersihkan dulu sebelum Bos-nya kembali.
Sandra mengetuk pintu tiga kali sebagai syarat.
"Petugas housekeeping." ucap Sandra agar cctv melihat pekerjaannya dengan benar.
Namun tiba-tiba seseorang membuka kamar tersebut dan langsung menarik Sandra masuk. Sandra yang terkejut dan tak siap langsung jatuh ke dalam pelukan pria yang menariknya.
"Maaf pak, maafkan saya." Sandra menyatukan kedua telapak tangannya memohon atas ketidaksengajaan saya."
"Apa kabar sayang?" Tanyanya dan seketika Sandra mendongak dan menatap wajah yang sama dengan laki-laki yang sudah menodainya dulu juga laki-laki yang sama yang ia sambut siang tadi.
Sandra tergagap tak bisa mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya, namun tiba-tiba Brian laki-laki itu langsung mencium bibir Sandra tiba-tiba. Sandra pun langsung membulatkan matanya saat mendapatkan serangan tiba-tiba.
Dengan sekali dorong Sandra berhasil menjauhkan bibirnya diri serangan bosnya.
"Apa yang bapak lakukan. Bapak jangan macam-macam atau saya akan teriak." ancam Sandra yang ketakutan, takut pria didepannya melakukannya lagi.
Brian hanya tersenyum lalu berjalan menuju ke sofa, sedangkan Sandra masih saja mematung.
"Apa uang yang aku berikan sudah habis?" tanya Brian sambil menyesap kopi yang ada di atas meja.
"Uang?!"
"Iya, selama dua bulan ini aku mentransfer uang bulanan untukmu, apa sudah habis kamu gunakan?"
"Jadi uang itu bapak yang transfer?! Tidak, aku tidak menggunakannya. Aku bukan wanita murahan yang menghargai tubuhku yang sudah bapak nikmat dengan uang, aku tidak mau dan akan segera aku kembalikan. sekarang biarkan aku pergi. Aku tidak mau berurusan dengan bapak."
"Selangkah kamu meninggalkan tempat ini maka kamu akan aku pecat dan tidak akan ada perusahaan manapun yang akan menerimamu bekerja." Ancam Brian tanpa memperhatikan ekspresi Sandra.
"Apa kamu sudah hamil?" tanya Brian lagi.
"Maksud bapak. Bapak jangan aneh-aneh ya. mana mau aku hamil anak pria yang tidak pernah aku kenal sebelumnya, ada-ada saja." Saut Sandra kesal, namun tidak membuat Brian marah.
"Kalau begitu kita akan periksakan. Aku yakin saat ini kamu sedang hamil hanya saja kamu belum menyadarinya." ucap Brian membuat Sandra tiba-tiba mengelus perutnya sendiri.
"Dan satu hal lagi. Jika kamu benar-benar hamil, anak itu bukan anak haram dia punya ayah yang akan bertanggung jawab dan jangan pernah kamu berusaha untuk menggugurkannya, karena ada kakaknya menunggu kehadirannya juga" perjelas Brian membuat Sandra semakin bingung tak paham dengan semua perkataan dan juga Permainannya. Ia pun tak bisa berbuat apa-apa jika ancamannya benar itu akan membuat dirinya mati kelaparan.
"Sabrina, apa kamu tidak ingat tentang Yolanda? Dia menunggu selama delapan bulan lamanya dan dia selalu memanggil namamu setiap saat."
"Tunggu pak. Bapak salah orang. Aku Sandra bukan Sabrina dan saya juga belum pernah punya anak jadi bapak jangan mengada-ada."
'Aku tau kamu bukan Sabrina. Tapi kamu akan menjadi Sabrina. Matamu, dan hatimu itu milik Sabrina dan kamu akan menggantikannya menjadi mama untuk Yolan." gumam Brian.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Azka Amirul
Masih blm ngerti cerita nya,,apa sabrina punya penyakit dan meninggal?terus organ tubuhnya di donorin ke sandra buat jadi ibu sambung yolanda?ahhh entahlah...aku lanjut baca aja
2022-11-13
0
Santysannjaya
brian ni kanebo pa manusia kulkas ....
g da manis2nya ...gaya2 devil🤭🙈
2022-09-25
0