Setelah Yolan tertidur, Sandra mencari Brian yang ternyata sedang santai di teras rumah.
"Pak..." panggil Sandra, " Apa saya boleh duduk disisi?" Brian pun mengangguk dan Sandra pun duduk di samping Brian.
"Belum tidur kamu? Yolanda apa sudah tidur?"
"Yolanda sudah tidur. Pak aku sudah menepati janji ku untuk bertemu Yolanda, sekarang izinkan aku kembali aku tak ingin membohongi Yolan terlalu jauh, aku bukan ibunya." ucap Sandra, yang merasa bersalah.
"Kamu ngomong apa sih, lihat Yolan sendiri mengakui kamu ibunya, kenapa kamu gak mengakui nya sebagai anakmu, Lihatlah kalian berdua sangat mirip."
"Dia bukan anakku, dan aku Sandra bukan Sabrina. Mungkin wajah kami mirip tapi aku bukan dia, tolong bapak mengerti."
"Apa kamu gak kasihan melihat Yolan merindukan mu, aku berbohong padanya, setiap dia menanyakan mu aku selalu bilang bahwa kamu sedang bekerja, bukan pergi meninggalkannya. Lihatlah saat kamu kembali betapa bahagianya dia, Sabrina tetaplah tinggal disini, bersama Yolan, jika semua pemberian ku padamu kurang katakan, akan aku berikan semuanya tapi please tetap lah tinggal disini." Brian memohon demi Yolan.
"Maaf pak aku tidak bisa, hidup bersama bapak, aku akan merawat anak yang aku kandung dengan baik di sana, jika Yolan rindu padaku bapak bisa mengajaknya main ke rumah, aku belum siap jika hari-hariku ku habiskan bersama bapak. Karena aku bukan istri bapak, dan satu hal lagi jika anak ini lahir bapak boleh menjenguk nya,aku takkan melarang." tutur Sandra.
"Sabrina, segitu bencinya kah kamu padaku, hingga kamu tak mau bersamaku lagi?"
Sandra pun tak bisa menjawab, Sandra tak mau terlalu jauh memasuki kehidupan Brian, jika suatu hari istrinya kembali, apa yang akan terjadi pada dirinya. Itulah yang di takuti Sandra di kemudian hari.
"Itu sudah keputusan ku pak, jangan larang aku."
"Baiklah, aku akan melepaskan mu, tapi aku minta jaga anak kita dan jangan menolak ku jika aku memberi nafkah untuk mu dan anak kita, aku nggak mau jadi ayah tidak bertanggung jawab nantinya.
"Istirahat bersama Yolan, besok aku akan mengantar mu."
Sandra pun pergi ke kamar menemui Yolan yang tertidur, dan tak ingin berdebat lagi dengan Brian.
"Yolan, maafin Tante ya, Tante gak bisa lama-lama disini, Tante gak mau berbohong, Tante tahu kamu merindukan mamamu, tapi Tante juga gak mau terlalu jauh mengenal mu, walaupun ini pertemuan pertama kita, Tante sudah merasa dekat denganmu." Sandra mengelus rambut Yolan dan mengecupnya.
Sandra diam-diam, mencari-cari sesuatu di kamar Brian. Rasa penasaran tentang Sabrina mendorongnya untuk ingin mengetahui siapa sebenarnya Sabrina dan berharap masih ada sesuatu yang mungkin masih ditinggalkan nya. Sandra membuka laci-laci dan rak buka, tanpa sengaja Sandra menemukan sebuah buku diary yang tersembunyi diantar banyak buku.
Sandra kemudian membuka buku itu dan yang dia lihat pertama adalah foto pernikahan mereka, namun ada yang aneh dari foto tersebut, wajah Sabrina terlihat tak bahagia, seperti pengantin lainnya."
"Sabrina, sebenarnya apa yang terjadi padamu, apa kau tak bahagia dengan Pernikahan mu, walaupun aku bukan saudaramu dan hanya ada kemiripan wajah kita tapi aku bisa merasakan kesedihan mu," Sandra mengusap foto Sabrina dan menutup nya kembali dan menyimpan nya.
Sandra kembali memandang Yolan dan memilih untuk ikut tidur di sampingnya.
******
Keesokan harinya, Sandra sudah bersiap untuk pergi.
"Apa kamu tak pamit pada Yolan, aku takut dia akan mencari mu?" tanya Brian.
"Aku takut pak, aku takut jika harus melihat tangisnya karena kepergian ku."
"Kalau begitu ayo kita berangkat?" ajak Brian dan mengira Yolan masih tidur.
Saat mereka hendak Masuk ke mobil, terdengar tangis Yolan dan berlari kearah mereka.
"Mama." Panggil Yolan sambil menangis dan mengejar Sandra.
"Yolan..." Panggil Sandra.
"Mama jangan tinggalin Yolan, mama Yolan gak mau kehilangan mama lagi." ucap Yolan disertai tangisnya Sandra pun ikut menangis dan menciumi wajah Yolan.
"Yolan, maafin mama, mama harus pergi. Mama gak bisa lama disini, jika Yolan rindu mama, Yolan bisa datang bersama papa menemui mama. Mama akan selalu merindukan Yolan, mama harus pergi. Jadilah anak penurut dan pintar." Sandra mengecup kening yolan dan meminta pengasuh membawa Yolan masuk. Yolan pun terus menangis tak rela Sandra pergi.
Kesedihan Sandra tak dapat ditutupi, iya bisa merasakan betapa sedihnya harus kehilangan orang tuanya saat masih kecil. Air mata Sandra tak dapat dibendung.
"Maafkan aku Yolan." Sandra pun masuk kedalam mobil bersama Brian.
"Bapak jahat banget, kenapa bapak membawa saya dalam adegan seperti ini, ini sungguh menyakitkan." Sandra tak dapat menutupi kesedihannya dan menghapus air matanya yang terus menetes dengan tissue.
"Itu adalah pilihanmu, jika kamu mau tinggal bersamaku lagi, kejadian ini gak akan pernah terjadi."
"Tekat ku sudah bulat, aku ingin pergi." Sandra terus menghapus air matanya mencoba kuat, walaupun baru pertama kali melihat Yolan, Sandra Marasa sudah sangat dekat dengan Yolan.
Akhirnya Brian pun mengantar Sandra kembali ke kontrakannya.
"Terimakasih pak, sudah mengantar saya kembali, sampaikan salam saya buat Yolan."
"Iya, jaga dirimu baik-baik, dan anak kita jika ada apa-apa cepat kabari aku. Setiap dua Minggu sekali aku akan datang menjenguk mu, dan memeriksa kan kandunganmu."
"Baiklah, jika aku rindu Yolan apakah aku bisa menghubungi nya?"
"Tentu saja boleh, dia juga anakmu. Aku harus pergi sekarang, ingat jangan bekerja terlalu berat dan jangan pulang terlalu malam, jika mau kamu bisa tinggal di hotel di kamarku"
Brian pun pergi meninggalkan Sandra, dan kembali tempat tinggalnya. sedangkan Sandra lebih memilih untuk istirahat terlebih dahulu karena Sandra sebelum menjalani hari yang panjang.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
hkasian yolan
2022-09-25
0
Umine LulubagirAwi
wah, hti dan matanya sabrina ddonorkn ke sandra gtu ya?
trs d nikhi brian pas koma?🤔
2022-09-24
0
Aseh Aseh
dibab k2 nie saya dah fhm dgn apa yg trjadi pd sabrina or Sandra ❤️ you thor
2022-09-24
1