03. Penyembuhan

Selama lima hari ini Xiao Li tinggal kediaman ibunya.

Setiap kediaman rumah Jendral Xiao Jin ini memiliki nama yang unik. Namanya pun bermacam macam sesuai dengan kehendak hati jendral.

Kalian tau kediaman Permaisuri Suzi.... yah nama dari kediaman itu Permaisurin sendiri yang memberi nama.

Namanya adalah Paviliun Mawar. Nama dari Paviliun tersebut memiliki sebuah cerita.

Dari yang ku ingat sih katanya dulu saat Jendral Xiao Jin melamar Permaisuri Suzi, Jendral melamarnya dengan memberikan seratus tangkai bunga mawar untuk Permaisuri Suzi.

Hingga sampai saat ini Permaisuri Suzi sangat menyukai bunga mawar, bahkan di taman paviliunnya dipenuhi dengan berbagai jenis mawar yang indah.

Saat itu Permaisuri Suzi terlihat bahagia tapi kebahagiaan itu mulai luntur karena kehadiran selir ular yang menjauhkan Jenral Xiao Jin dari Permaisuri dengan trik trik busuknya.

Ulang tahun kaisar akan di laksanakan tiga hari lagi, selama tiga hari itu apa yang bisa ku lakukan untuk membalaskan dendam pemilik tubuh ini?

Xiao Li yang sedari tadi sibuk memikirkan cara agar wanita ular itu merasakan malu dan cemoohan yang tidak pernah berakhir seperti yang di rasakan pemilik tubuh ini.

"Aaargh.... banyak rencana yang sudah kufikirkan secara matang tapi semua tidak ada yang sesuai dengan hasil akhir" teriak Xiao Li frustasi.

"Mengapa nona tidak mengubah penampilan nona terlebih dahulu" kata seorang yang entah ada di mana.

"Siapa itu?" Tanya Xiao Li panik karena tidak ada seorang pun disana.

"Hamba disini nona...."

"Dimana tunjukan diri mu" teriak Xiao Li semakin panik.

Xiao Li sedang berada di kebun persik lebih tepatnya bersantai di atas pohon persik sambil menikmati buah persik yang manis.

Hapir tidak akan pernah ada yang akan kemari kecuali saat pohon persik tersebut berbunga lebat.

Tapi sekarang ada yang sedang berbicara dengannya tapi tak ada wujudnya.

Ohh apakah akan ada penampakan hantu di siang bolong?

"Nona hamba ada di dalam kalung yang sedang anda pakai" kata orang tersebut.

"Ha bagaimana bisa... keluarlah"

"Tidak bisa nona karena nona belum membuka kunci dan memberikan ijin bagi saya untuk keluar masuk sesuka hati"

"Lalu?"

"Tutuplah mata anda dan fokuskan fikiran anda pada kalung yang ada di leher anda dan rapalkan sebuah mantra"

"Aku bahkan tidak tau mantra apa yang harus ku rapalkan"

"Mantra itu buatan anda sendiri nona"

Tanpa basa basi lagi Xiao Li memejamkan matanya dan bergumam

"OPEN"

Atmosfer yang dirasakan Xiao Li saat ini sangat berbeda. Tadinya dia berada di atas pohon persik dengan menikmati buah persik.

Kini dia berdiri di pinggir danau yang sangat jernih dan indah bahkan airnya dapat digunakan untuk berkaca.

Tapi wajah Xiao Li tidaklah cantik dengan bekas luka yang ada tepat di dagunya, luka yang ia dapatkan karena perlakuan keji selir ular dan anaknya.

Tubuh Xiao Yi juga terlihat sangat buruk penuh dengan luka dan bekas luka yang di timbulkan oleh luka yang sudah sembuh.

Tubuh Xiao Li juga sangat lemah padahal ia baru berjalan sekitar kurang lebih lima meter dari kediaman ibunya tapi sudah merasa sangat lelah. Bukankah itu aneh?

Aish aku rindu tubuh dan wajahku di era modern huhuhu😥

"Tuan" panggil seorang dari belakang

Dia adalah laki laki cantik yang pertama kali kulihat karena di era modern laki laki cantik hanyalah mereka yang berdandan seperti perempuan.

Tapi dia... ahh di satu sisi terlihat cantik tapi sisi lain juga terlihat keren.

Aku menatap secara intens pemandangan indah didepanku ini manik mata yang indah berwarna keemasan bibir tipis berwarna merah dan raut wajah datar yang mengagumkan.

Perawakannya tinggi sekitar 170cm kurang lebih, kulitnya putih agak pucat dengan pakaian kuno yang di pakainya.

Sungguh membuatku terpana untuk sesaat.

"Siapa kau? Dan sekarang di mana aku?"

"Hamba adalah penjaga hutan selatan yang ditugaskan oleh dewa untuk menjaga anda"

"Lalu?" Mengernyitkan dahi

"Ini adalah ruang dimensi angkasa yang diberikan dari pemilik tubuh sebelumnya atas kehendak dewa"

"Jelaskan lebih rinci. Tapi sebelumnya siapa namamu?"

"Hamba tidak memiliki nama tuan"

"Ahhh stop memanggilku tuan.... panggil aku Li'er atau Xiao Li" kesalku.

"Bagaimana kalau akau memberimu nama.... hmm Igon. Karena saat aku melihatmu membuatku mengingat tentang naga" jelasku

"Oke jelaskan lebih rinci tentang ruangan ini?"

"Ini adalah ruangan penyimpanan tanpa batas anda bisa menyimpan berbagai benda yang anda inginkan disini juga banyak benda benda asing yang entah saya baru pertama kali melihatnya, mungkin anda tau fungsinya"

Dia menjelaskan sambil berjalan kearah sebuah gubuk kecil di pinggir danau.

Dia membuka gubuk tersebut dan sangat terkejutnya aku gubuk itu penuh dengan den berbagai jenis senjata api.

Mataku berbinar melihat betapa cantiknya semua senjata itu.

"Apakah semua itu untuk ku?" Tanyaku pada igon masih dengan tatapan berbinar binar.

"Benar Li'er semua ini untuk mu, maksudku semua yang ada di ruang penyimpanan ini milik mu"

Aku mengernyitkan dahiku dan menatap igon untuk meyakinkan bahwa yang kudengar tidaklah salah.

"Semua?" Tanyaku memastikan.

"Tentu"

"Termasuk dirimu?" Tanyku lagi.

"Iya Li'er semua tanpa terkecuali"

Aku sangat terkejut mendengar jawabannya tapi segera ku sembunyikan ekspresi terkejutku menjadi datar.

"Li'er lebih baik untuk langkah awal rencana balas dendamu sembuhkanlah tubuhmu dan keluarkan semua racun yang telah menumpuk didalam tubuhmu"

"Lantas bagaimana caranya?" Tanyaku dengan ekspresi bingung.

"Berendamlah di dalam danau itu maka semua racun di dalam tubuhmu akan dimurnikan"

Aku diam sejenak lalu berjalan menuju danau perlahan sambil kulepaskan baju bagian luar yang membungkus tubuhku hingga menyisakan dalaman seprti gaun tipis berwarna putih.

Kulangkahkan kakiku menyentuh air "aww" pekiku karena saat kulitku menyentuh air tersebut rasa panas terbakar serasa menjalar di seluruh tubuhku.

Ku tarik nafasku dan melangkahkan kaki ku kedepan dengan mantap. Perlahan terasa sangat sakit, panas, dan perih.

Saat seluruh tubuhku sempurna di telan oleh air danau rasa sakit itu semakin menjadi kulitku serata terkelupas dari tempatnya.

Perlahan lahan keluar cairan berlendir berwarna hitam pekat dan bau busuk yang menyengat dari tubuhku.

Perlahan lahan cairan itu menggumpal menjadi satu pil yang berwarna hitam pekat berukuran kecil.

Entah aku merasa terkejut atau kagum tanpa sadar aku membuka mulutku dan pil tersebut masuk kedalam tubuhku lagi.

Rasa sakit menjalar didalam nadiku tulang tulangku serasa dihancurkan dan digantikan dengan yang baru jantungku memanas serasa terbakar yang amat sangat menyakitkan.

Pandanganku mulai kabur sudah tak tahan dengan rasa sakit yang makin menjadi jadi.

Gelap... mungkin sekarang aku mengalami kematian kedua ku karena tenggelam di dalam danau.

Ahh bisakah tragedi kematianku dibuat sedikit keren.

Bukan dengan mati konyol seperti saat ini dan sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Raina Yuni Apriani

Raina Yuni Apriani

bagussss

2020-06-19

1

Rabaniyasa

Rabaniyasa

menarik

2020-06-16

2

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"

2020-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!