POV Daren.
*
Pagi hari dan hari pertama setelah sah menjadi suami dari Ratu kejam ini, Aku tunggu kehadiranmu di meja makan ini untuk makan bersama. Tapi yang ada hanyalah wajah jutek Mu di pagi hari ini.
“ngapain disini? Kamu itu tempatNya di dapur, tidak pantas kamu makan dimeja makan ini”
begitulah perkataan menyambut suaminya yang di pagi hari ini.
Tanpa menyahutnya ku langkahkan kaki untuk pergi tanpa sarapan, memang ini bukan kejutan bagiku Perjanjian Pranikah sudah menjelaskan secara rinci.
“mulai hari ini pengawal akan selalu bersamamu.” Demikian ujarnya.
Sebagai imbalan setelah menikah dengan Cantika, sejumlah fasilitas berupa, mobil mewah lengkap dengan 6 pengawal. Akan terus bersama denganku, walau agak agak risih tapi inilah kenyataan yang harus Aku terima.
“Selamat pagi pak bos.” Demikianlah ujar Para Dokter dan staf medis yang menyambut Ku setelah sampai di pintu masuk rumah sakit.
Mereka memperlakukan Ku sebagai bos besar, dan sambutan mereka semua seperti menyambut Menteri kesehatan yang sedang berkunjung di rumah sakit ini. Bingung harus berbuat apa, yang sebelumnya mereka tidak pernah memperlakukan Aku demikian.
“Pak Bos, sudah dipindahkan ke departemen Center Kanker sesuai dengan keinginan Pak bos dulu, dan Mama serta Adik nya pak bos sudah dipindahkan ke VIP dengan pengawasan yang ketat. Ujar Dokter Hans, Kepala Departemen Center Kanker.
Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih, dulu berkali-kali saya memohon untuk mendapatkan layanan kepada Mama dan Adikku sekarang mereka dengan gampangnya memindahkan ke ruangan VIP. Dulu keinginan Ku berada di departemen Center Kanker dan harus melalui 4 tahap, baru dua tahap Aku selesaikan tapi dengan menikah dengan Cantika langsung pindah begitu saja.
Saat Makan siang, Pengawal tetap mengawasi Ku. Rekan-rekan yang dulu tidak berani mendekatiku lagi mereka semua seolah menghindar dariku, ada sekelompok perawat yang datang hendak makan siang dan mereka tidak mengetahui kalau saya berada di kantin ini. Dengan gampangnya mereka mengatai Ku dengan asas aji mumpung yang memanfaatkan Wajah ketampanan yang menurut mereka bisa memikat hati sang ratu. Setelah melihatku mereka langsung terdiam dengan wajah yang ketakutan. Karena merasa salah tingkah kantin tiba-tiba saja menjadi sepi.
Biarlah Mereka mengatakan demikian, mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Dan mereka berhak untuk bicara walaupun itu hanya dari sudut pandang mereka yang sangat dangkal. Karena merasa tidak enak dengan keadaan Kantin yang sudah kosong, Ku langkahkan kaki ini ke kamar mandi dan para pengawal tetap mengikuti ku.
“gue tahu, Dr. Daren sudah pakai bantuan dukun untuk memikat si ratu kejam itu, dengan ketampanannya bisa dong membuat si ratu klepek-klepek. Ya anggap Dr Daren itu sebagai pemuas nafsu sang ratu.”
Hahahaha........hahaha..... hahaha......hahahaha.....
Tiga orang Dokter dari departemen bedah, menggosip layaknya perempuan. Dan mereka berhenti setelah pintu toilet Ku banting dengan keras dengan buru-buru mereka langsung pergi dengan wajah yang tertunduk.
Satu hari ini sangat banyak hal dan kejadian yang membuat otakku mumet, mereka hanya memandang dari satu sisi saja, yang main dukun, sebagai pemuas nafsu, dan asas manfaat. Ya terserah mereka.
Setelah Pamit kepada Mama dan Nindi Adikku, bersama pengawal aku kembali pulang ke rumah sang ratu. Karena mulai hari ini saya tidak bisa menjaga mereka di malam hari karena Cantika sudah mengarahkan pengawal dan staf medis untuk menjaga Mama dan Nindi.
Sesampainya dirumah, Cantika belum terlihat. Mandi dan berpakaian, kemudian menuju dapur untuk makan. Kemudian kembali lagi ke kamar, di meja belajar dekat ranjang kecilku. Ku buka Memory Card yang dari ibu Pasien. Isinya hanya seseorang yang melakukan sabotase ke mobil seseorang. Video tersebut aku kirim ke bang Arif dan memintak tolong untuk mencari siapa orang tersebut dan mobil yang dipakainya. Setelah selesai ngobrol dengannya langsung Ku transper uang sebanyak 30 Juta sebagai Dana untuk membantunya melakukan pencarian data.
Akhirnya Istriku datang setelah Aku rebahan karena semua beban pikiran yang Aku terima selama satu harian ini, istriku langsung menuju ke kamar mandi dengan membawa baju ganti. Tidak berapa lama, Cantika sudah duduk dimeja riasnya. Dan langsung Ku dekati sambil membawa laptop untuk menunjukkan video kepadanya.
“ingat, kamu tidak boleh menyentuhku tanpa persetujuanku.” Ujarnya tanpa menoleh Ku.
“bu bos, bukan itu maksud Ku, ini adalah video dimana seseorang telah merusak sebuah mobil.”
Cantika tidak memperdulikan apa yang Aku Ucapkan. Dan setelah selesai menonton video tersebut istriku yang berhati batu itu hanya beranjak ke tempat tidurnya.
“bu bos, ini adalah salinan bukti Korupsi yang dilakukan oleh direktur Berlin Bank yang berhasil dikumpulkan oleh Papa.”
sambil menyerahkan bukti dokumen itu, tapi dirinya hanya bengong tanpa ada tanggapan. Mungkin karena serius membaca dokumen itu.
“kamu tidak perlu bertindak, cukup mengumpulkan dokumen saja sisanya adalah urusanku, paham?” Ujarnya dengan senyuman sinis Nya.
Almarhum Papa dulu bekerja di Berlin Bank, kata Mama. Papaku dulu sebagai Kepala Analisa Kredit sebelum tewas dibunuh. Sebenarnya masih bukti dokumen lain yang ku simpan ditempat rahasia.
“Bu bos, orang yang ada dalam video itu adalah orang yang sama yang menabrak mobil yang Bu bos tumpangi saat malam itu.”
“jika Video dan dokumen ini valid, kamu mintak uang berapa?”
Cantika menanyakan berapa yang harus dibayarkan untuk video tersebut dengan angkuhnya.
Habis akal Ku untuk menghadapi Istriku yang berhati batu ini, semua dinilai hanya dengan uang.
“Bu bos, bukan untuk diriku sendiri, Mama dan Adikku sudah ditangani oleh dokter Ahli secara gratis, gaji ku sebagai dokter sudah lebih dari cukup. Tapi saya ingin mintak tolong kepada Bu bos.”
“apa mau mu? “ Pertanyaan dariku dijawab oleh Cantika dengan sinis.
“Video ini, Aku peroleh dari orang tua pasien, dan pasien itu seorang gadis kecil. Saat gadis kecil ingin menjemput Papanya dari kerja. Gadis itu melihat melihat Papanya sedang dikeroyok sekelompok preman hanya demi mempertahankan video ini. video dalam chip dimasukkan dalam plastik keresek di lemparkan oleh bapaknya dan diambil oleh gadis kecil itu, sehingga para preman itu tidak menemukan video ini. Dan menurut ibu dari gadis itu, barang ini adalah milik Almarhum Papaku. Bu bos....Selain Video ini, kunci berangkas ini terdapat di plastik tersebut. “
“apa yang akan kamu lakukan?” Tanggapan Nya begitu dingin terhadapku.
“harus kutemukan siapa yang membunuh Papa, dan kunci ini untuk apa?
Bu bos... Aku seorang dokter yang sering menolong pasien menengah kebawah. Dan Sangat banyak orang yang Aku kenal dan berbakat sebagai detektif.
Bu bos .... Tolong berikan dana untuk membiayai orang untuk mencari bukti-buktinya.”
“apa keuntungan bagiku?” Cantika bertanya, karena tidak ingin dirugikan.
“apa yang kamu inginkan dari aku? Jika kamu menginginkan sesuatu akan kulakukan semampuku.
Cantika langsung beranjak dari kursi dan meraih tasnya, kemudian mengeluarkan cek setelah menuliskan nilai nominal yang fantastis. Kemudian melemparkan cek itu ke tepat di wajahku, dan cek tersebut terjatuh kelantai. Walau terhina cek tersebut aku ambil karena memang butuh dana.
“itu cek nilai 1 milyar, dan itu Ku anggap sebagai hutang. Orang miskin seperti kamu tidak akan sanggup untuk membayar nya, jadi kelak nanti kamu membayar nya dengan cara lain.” Ujarnya dengan begitu sinis dan sangat angkuh.
Hanya bisa mengelus dada akan sikap kasar dari istriku ini, saya tidak bisa berbuat banyak hal karena memang status pernikahan kami hanya sebatas diatas kertas. Semua ini adalah dominasi istriku yang punya segala hal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
sdh cerita ya Thor,, kirain pov si dokter
2024-08-26
0
Andriani
yang sabar pak dokter
2022-09-25
0