HAI HAI HAI
Update bab kedua hari ini.
Jangan lupa ditunggu secangkir kopinya
########
Radit ingin membalas chat tersebut namun nomornya sudah diblokir oleh Aurel. ’Oh my God, segitu marah nya dia saat permintaannya tak aku turuti,’ sesal Radit dalam hatinya, dia segera menuju ruang senat.
Hari ini memang dia tidak ada kegiatan berkaitan dengan kuliahnya, dia hanya akan memberi pengarahan pada pengurus senat yang baru, karena sejak pertengahan semester lalu dia bukan lagi ketua senat.
‘Gila, gue enggak bisa focus,’ Radit kembali mengeluh dalam hatinya. Sehabis selesai kegiatannya dia segera memacu motornya ke fakultas Aurel. Namun tak di temui sosok peri kecilnya. Beberapa teman seangkatannya mengatakan Aurel sudah pulang sejak tadi.
‘Dam!’ keluh Radit, dia mengumpat dalam hatinya. Menyesalkan kelakuannya tadi yang tidak mengindahkan permintaan Aurel. Dia mencoba mencari Aurel ke kantin. Namun tak di temui juga sosok perempuan pujaannya itu. Akhirnya dia melajukan motornya ke rumah Aurel. Sayang di sana dilihatnya pagar masih tergembok, artinya belum ada penghuni rumah yang pulang.
***
AUREL POV
Aku tak ingin punya banyak musuh saat aku baru aja mulai kuliah. Aku bergegas pulang, dan sesampai rumah pagar kupasang gembok agar orang mengira belum ada yang pulang, sehingga tak akan ada yang bisa pencet bell, karena bell rumahku memang di pasang di tembok dekat pintu depan bukan di pagar.
Aku sengaja tidur dulu sebelum kembali mengerjakan 2 tart kecil pesanan tetanggaku.
Kudengar alarm ku berbunyi, tanda kue ku sudah matang, kumatikan kompor dan aku biarkan kue mendingin di oven, nanti malam baru akan aku hias. Aneka krim dan hiasan sudah aku siapkan tadi saat aku selesai membuat adonan. Sekarang aku bersiap memasak untuk makan malam saat kudengar Bagas melaporkan ada temanku yang datang mencari ku.
Ku cuci tanganku yang sudah bau amis karena memegang udang. Aku cek lagi apa kompor masih menyala, karena aku takut lupa meninggalkan kompor menyala lalu terima tamu. Sering aku lupa ngobrol dan masakanku gosong.
Kulihat kak Radit duduk di ruang tamu, rupanya Bagas sudah mempersilakannya masuk. Aku duduk kursi seberangnya, dan aku malas membuatkannya minum.
AUREL END POV
Aurel menunggu Radit bicara, dia malas memulai percakapan lebih dulu. “Rel,” sapa Radit.
Lama tak ada jawaban. “Rel aku mau minta maaf,” tegas Radit. Namun Aurel tetap diam. “Please Rel, jangan marah gitu, aku serius ngaku salah dan minta maaf,” pinta Radit.
“Kakak enggak peduli sama saya, buat apa minta maaf? Kakak punya banyak pemuja jadi enggak perlu Kakak susah payah seperti ini. Dan seperti chat saya tadi. Saya minta Kakak enggak perlu temui saya lagi kan? Kenapa Kakak masih kesini?” jawab Aurel ketus.
“Aku enggak ngerti maksudmu, pemuja apa? Dan kenapa kamu sebegitu marahnya aku antar sampai ke depan fakultasmu, apa kamu takut pacarmu marah?” desak Radit tak sabaran.
“Kakak jangan pura-pura bodoh begitu Kak. Kakak ‘kan sadar Kakak tuh bintang pujaan di kampus, lalu kakak seenaknya ngantar saya sampai depan fakultas. Kakak enggak tau penderitaan yang harus saya terima karena mereka menatap saya penuh kebencian. Kakak bikin saya dibenci banyak perempuan dan Kakak enggak peduli. Malah bilang saya takut di marahin pacar,” sesal Aurel.
“Astaga Rel, aku enggak berpikir sejauh itu dampak yang kamu terima, aku enggak pengen bikin kamu menderita,” jawab Radit.
“Maafkan aku salah, enggak mikir sampai sana….Maaf,” sesal Radit.
Radit terdiam sejenak lalu lanjut berkata “Tapi sampai kapan kamu akan seperti itu sedang aku akan tiap hari menjemput dan mengantar mu?”
“Buat apa Kakak tiap hari menjemput dan mengantar saya?” tanya Aurel bingung.
“Aku pengen dekat dengan kamu Rel, apa kamu enggak sadar?” tanya Radit lirih.
“Saya tidak mau jadi orang ketiga antara kak Radit dan kak Mirna,” jawab Aurel pasti.
“Jadi selama ini kamu ngindarin aku karena mengira Mirna itu pacarku?” cecar Radit sambil tersenyum. Aurel hanya menjawab dengan anggukan.
“Mirna itu kakak sepupuku yang paling dekat, dia tinggal satu rumah denganku karena orang tuanya tugas di Bontang. Mamanya kakak kandung ayahku. Namun aku menganggapnya adik, karena aku lebih tua 5 bulan darinya. Itu sebabnya kami sering jalan bareng,” jelas Radit dengan rinci.
‘Pantas aku sering melihat kak Radit memeluk dan mengusap puncak kepala kak Mirna di mana pun tanpa malu, rupanya mereka kakak adik sepupu ,’ batin Aurel malu karena telah salah duga.
“Buka blokir nomor ku ya, dan aku janji akan selalu mendengar dan menuruti permintaanmu,” bujuk Radit.
“Aku bikin teh dulu ya Kak,” pamit Aurel. Dia langsung merubah kata saya menjadi aku.
“Enggak usah, aku pamit aja, karena aku tau kamu masih akan mengerjakan pesanan kue kan?” jawab Radit sambil berdiri untuk pamit.
“Yang penting begitu aku keluar dari rumahmu kamu langsung buka blokiran nomorku ya.”
***
Hari ini Aurel sedang berkutat di dapur toko kue Mirasa, ibunya Radit meminta ia membuatkan tart untuk pasien istimewanya. Sementara ibu Radit tak bisa datang cepat karena ada pasien yang perlu penanganan intensive dan kasusnya terjadi saat dia baru akan meninggalkan rumah sakit.
Saat kue baru saja selesai ibu Radit masuk, dan dia sangat takjub akan kreasi calon menantunya itu. Kenapa dia bilang calon mantu?
Karena Radit putra tunggalnya sudah bilang dia ingin orang tua nya mulai berkenalan dengan ayahnya Aurel. Dan Radit ingin dirinya dan Aurel bertunangan dulu sebelum dia lulus, Radit takut banyak pemuda mendekati Aurel setelah dia lulus nanti.
FLASH BACK ON
Radit dan Aurel baru saja memasuki toko kue “Mirasa” toko kue milik ibunya Radit. “Ngapain sih Kak kita kesini?” tanya Aurel bingung.“Aku pengen kenalin kamu ke ibu,” jawab Radit sambil menggandeng Aurel menuju ruang dalam toko kue tersebut.
“Bu,” sapa Radit pada perempuan manis berhijab yang sedang bercakap-cakap dengan dua orang pegawainya.
“Mana salamnya Bang?” tanya perempuan itu.
“Assalamu’alaykum Bu,” sapa Radit sambil mencium tangan ibunya.
“Wa alaykum salam Abang ganteng,” sapa perempuan itu lembut.
“Bu, kenalin teman Abang,” Radit menarik Aurel mendekat ibunya.
“Assalamu’alaykum Tante,” sapa Aurel sambil mencium tangan ibunya Radit dengan takjim.
“Wa alaykum salam, siapa namamu anak cantik?” tanya perempuan itu ramah.
“Aurel Tante,” jawab Aurel sopan.
“Aurel suka bikin kue juga Bu, dan dia sering terima pesanan juga,” lapor Radit.
“Wah hebat kamu sayang, kamu lebih fokus kemana? Pastry, cake, kuker atau apa?” tanya ibunya Radit antusias. Dia tak menyangka ketemu dengan gadis yang mirip dirinya, yang sejak SMA sudah berani terima orderan kue.
=====================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
*Y**ANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya*
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments