"Turun!"
Tyas hanya mengangguk lalu segera turun dari mobil Ganesh. Mereka telah sampai di depan butik terkenal di kota ini. Butik dengan desainer terkenal.
"Kau itu begitu merepotkan, kenapa tidak kau sendiri saja yang datang keisini. Kenapa harus menaruh Mama agar aku menemanimu. Hah?"
Tyas menggeleng pelan "Aku juga tidak tahu kalau hari ini ada fitting baju"
Ganesh hanya mendengus kesal, seharusnya di hari weekend ini dia pergi jalan-jalan bersama Seira. Seperti biasanya. Namun hari ini, dia terpaksa tidak pergi bersama kekasih pujaannya itu. Sebelumnya Ganesh telah menerima pesan jika Seira akan pergi jalan-jalan bersama temannya, Ganesh fikir itu lebih baik agar Seiranya tidak lagi bosan karena hari libur hanya berdiam diri di rumah. Jadi Ganesh mengizinkan nya.
"Kau itu hanya wanita pembawa sial, sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau meninggalkan Seira hanya demi wanita sepertimu! Wanita penggila harta"
Deg..
Bolehkan Tyas menangis saat ini? Tentu tidak akan dia melakukan itu. Hatinya sudah teramat sakit, tapi kisah ini baru saja dimulai. Perjalanan masih panjang, mungkin masih akan banyak kata-kata menyakitkan lagi yang keluar dari mulut calon suaminya ini.
Tapi, Tyas bisa apa? Dia hanya seorang anak yang tidak di anggap yang bahkan hanya untuk menggelengkan kepala saja tidak bisa saat kedua orang tuanya meminta dia untuk menikah demi menyelamatkan perusahaan Ayahnya.
"Maafkan aku karena telah membuatmu menderita dengan perjodohan ini. Tapi, aku juga tidak mengharapkan perjodohan ini"
Suara Tyas terdengar begitu lirih dan sedikit gemetar. Tyas hanya terpaksa terjerumus dengan kisah cinta dalam perbedaan antara Ganesh dan Seira. Dia juga tidak ingin seperti ini. Tapi, apa Tyas bisa menolak?
"Hah. Kau tidak mengharapkan perjodohan ini, terus kenapa kau selalu menuruti keinginan Kakek dan yang lainnya. Tidak pernah sedikit pun kau menolaknya atau menentang perjodohan ini. Apa ini yang di sebut tidak mengharapkan Hah?" bentak Ganesh
Wajah Ganesh terlihat merah padam menahan amarah. Tyas tahu jika pria itu tertekan dengan perjodohan ini, tapi Tyas juga. Dia lebih tertekan dengan keadaan ini.
"Maaf"
Sepertinya hanya itu yang mampu Tyas ucapkan. Hatinya sudah terlanjur sakit, sehingga sudah terbiasa dengan rasa sakit itu.
"Kau masuk saja sendiri, aku tidak mau melihat baju pengantin sialan itu!"
Tyas mengatur hembusan nafasnya untuk menahan air matanya yang siap meluncur kapan saja. Tyas hanya tidak ingin terus menangisi takdirnya.
"Ba-baiklah"
Dengan langkah yang berat, Tyas berjalan masuk ke dalam butik tanpa di temani calon suaminya. Melihat Tyas masuk, Ganesh segera masuk kembali ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Tyas yang berada di dalam butik.
Tyas sedikit celingukan, tidak tahu harus berbuat apa. Dia memang anak Eriawan, pemilik perusahaan yang cukup besar. Namun, sekalipun tidak pernah Tyas masuk ke dalam tempat seperti ini.
Hampir semua pakaian yang Tyas pakai hanyalah barang diskonan atau yang dia beli dari pameran pinggir jalan yang tentunya harganya sangat murah. Sejak gadis, Tyas hanya memikirkan sekolahnya. Dia hanya memikirkan biaya sekolah, jadi dia hanya bisa menghemat uangnya dengan cara ini. Membeli beberapa keperluan yang benar-benar dia butuhkan saja. Itu pun dengan harga yang murah.
"Selamat siang, Nona. Apa ada yang bisa kami bantu?"
Seorang pelayan butik datang menghampir Tyas yang sedari tadi hanya celingukan kebingungan. Tyas tersenyum dan mengangguk sopan pada pelayan butik itu.
"Emm. Sa-saya mau fitting baju pengantin"
"Emm. Baju pengantin ya, apa sudah buat janji?"
Tyas terdiam, dia tidak tahu apa Ganesh sudah membuat janji atau tidak dengan pemilik butik ini.
"Emm. Saya mau fitting baju pengantin atas nama Tuan Ganesh"
Akhirnya Tyas menjelaskan dengan menyebut nama calon suaminya. Pelayan itu menatap Tyas seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja Tyas katakan.
Apa ini orang penipu ya? Perasaan aku pernah lihat Tuan Ganesh datang keisini beberapa kali dan buka wanita ini yang di bawanya.
"Emm. Maaf Nona, apa benar anda calon istrinya Tuan Ganesh? Maaf sekali lagi, soalnya saya pernah melihat Tuan Ganesh datang kesini bersama wanitanya. Tapi... Maaf"
Pelayan itu merasa tidak enak untuk menjelaskan apa yang di fikirkannya. Tyas hanya tersenyum saja, dia tahu siapa yang di maksud pelayan itu.
"Iya Mbak, saya calon istrinya. Kalo perempuan yang Mbak sering lihat bersama Tuan Ganesh. Itu adalah pacarnya" jelas Tyas, tanpa menutupi kenyataan yang ada.
Hah apa maksudnya? Dia calon istrinya, tapi dia bilang sendiri jika wanita itu adalah pacar calon suaminya. Aneh. Ini aneh.
Pelayan butik malah bingung sendiri dengan jawaban Tyas. Namun, dia tidak mau terlalu ikut campur dengan hubungan custemmer nya, karena itu adalah privasi mereka.
"Baiklah, ayo ikut saya"
Tyas mengikuti langkah pelayan itu, menuju ruang ganti yang sudah tersedia gaun pengantin yang di pesankan Mama untuknya. Sungguh Tyas begitu menyukai gaun pengantin itu. Mama mertuanya memang menyiapkan semuanya dengan baik. Bahkan Tyas sendiri tidak menyangka jika gaun pengantin yang akan dia pakai di acara pernikahan nya nanti akan seindah ini.
Dengan di bantuk pelayan butik, Tyas mencoba gaun pengantin itu. Setelahnya dia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar di ruang ganti itu.
Tess...
Tak terasa air matanya menetes begitu saja. Menuju hari pernikahannya, justru Tyas merasa hidupnya akan semakin sulit. Sulit karena dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati suaminya yang sejatinya telah terpatri pada hati wanita lain.
Hiks..
Tyas bahkan tidak mampu menahan isakannya. Menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tyas menangis sesenggukan di dalam ruang ganti.
Ya Allah kenapa harus seperti ini.
"Nona.. Nona kenapa?"
Tyas segera menghentikan tangisnya, menghapus sisa air mata di pipinya. Tyas menoleh dan melihat pelayan tadi muncul di balik tirai yang menutupi ruang ganti itu.
"Tidak papa. Mbak, bisa tolong bantu lepas kembali gaun ini"
"Apa sudah pas Nona? Apa ada yang ingin di rubah?"
Tyas menggeleng pelan "Tidak perlu Mbak, sudah sangat bagus"
Karena sebenarnya Tyas tidak terlalu memperhatikan detail gaun pengantin ini. Pernikahan ini hanya sebuah perjodohan tanpa cinta. Tyas tidak punya impian apapun tentang pernikahan ini. Gaun yang di pesankan oleh Mama mertuanya sudah cukup indah.
"Baiklah, kalo jas milik Tuan Ganesh bagaimana? Apa dia akan datang untuk fitting?"
Dia sudah datang, namun kembali pergi karena tidak menginginkan pernikahan ini.
Rasanya ingin sekali Tyas mengatakan itu. Namun tidak mungkin juga dia mengatakannya.
"Emm. Disini 'kan sudah langganan nya keluarga Tuan Ganesh. Jadi, Mbak pasti sudah tahu ukuran jas untuknya. Buatkan saja yang sesuai untuknya, Mbak. Dia sibuk jadi tidak bisa datang"
Lebih tepatnya tidak akan datang.
Bersambung
Jangan lupa dukungannya.. Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya juga..
Nyesek ya jadi Tyas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
lovely
kurang suka ma tokoh utamanya yg lemah bisanya cm nangis Bombay 🥴
2022-12-11
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
kasihan banget ya sama tyas
2022-10-27
0
uyhull01
sumpah ya si aku gak bkln Kuat klo jdi Tyas😭😭
blum mulai udah sakit duluan,
2022-10-18
0