kamar?

Bab 5

2 hari kemudian

Ben membawa Kimmy ke mansion Milo sesuai perintah tuannya karena Kimmy telah pulang dari rumah sakit.

"Tuan Ben,"

"Panggil saja Ben nona. Santai lah seperti sebelumnya."

"Ah, Ben, kau bilang akan membawa ku ke tempat tuan mu. Kenapa malah membawaku ke hotel." Tanya Kimmy dengan melihat bingung bangunan mewah nan megah dihadapannya.

Ben tersenyum tipis.

"Ini bukan hotel nona. Ini memang tempat tinggal tuan Milo, bisa di sebut mansion."

"Iya kah?" Kimmy segera menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangan kanan. Namun pandangannya masih tetap melihat keseluruhan bangunan megah itu.

Tak menunggu lama Ben membawa masuk Kimmy karena Milo sedang menunggunya di ruang tamu.

Ekspresi kekaguman sekaligus tak percaya masih bertahan di wajah Kimmy hingga sudah berada di dalam mansion. Dia melihat setiap sudut mansion yang sangat mewah itu dengan mata yang seperti sulit berkedip.

"Waaahh, di dalamnya ternyata lebih mewah." Gumam Kimmy.

Saat sedang asik melihat dan mengagumi bangunan megah tersebut, tiba-tiba Kimmy dikagetkan oleh sepasang mata tajam yang melihatnya seperti elang dari sofa.

"Aaaahhhh." Kimmy menutup wajahnya.

"Ada apa nona, kenapa berteriak?" Tanya Ben.

"Aku melihat hantu yang matanya seperti elang." Ucap Kimmy yang masih menutup wajahnya.

Ffftt.

Ben menahan tawanya karena mendapat tatapan yang sama dari Milo.

"Nona, itu tuan Milo pemilik mansion ini, bukan hantu."

Eh, 

Kimmy mulai membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya.

Dan benar saja ternyata dia adalah Milo yang sedang menatapnya tajam seperti elang.

"Hihi.. tuan, kau barusan mengagetkanku." Ucapnya dengan menampilkan deretan giginya seperti nyengir kuda. 

Namun suasana malah menjadi hening membuatnya kebingungan. 

Kimmy sekilas menoleh kepada Ben, tapi Ben hanya diam dengan pandangan menunduk menunggu tuannya bersuara.

Di tengah keheningan, akhirnya sang pemilik mansion bersuara dengan suara bariton nya. 

"Sudah basa basi nya?"

Eh, aku? Ucap dalam hati Kimmy dengan telunjuk yang menunjuk wajahnya sendiri.

"Jika tidak ada yang ingin di tanyakan, Ben akan mengantarmu ke kamar yang sudah di siapkan."

"Silahkan ikuti saya nona."

"Tunggu."

Gerakan Ben terhenti.

"Kamar? Untuk apa?" Kimmy mulai berpikiran negatif. "Ben, kau kan membawaku ke sini untuk bertemu dengan tuanmu, kenapa sekarang malah membawaku ke kamar." 

Mendengar Kimmy yang protes, Milo pun melengos.

"Ben, urus semuanya."

"Baik tuan."

"Hei tunggu, untuk apa aku di bawa ke kamar?" Kimmy sedikit memberontak ketika dua orang pelayan wanita membawanya menuju lift dengan Ben yang berjalan di depannya.

"Nah nona, ini kamar anda. Dan kedua pelayan ini yang akan mengurus semua kebutuhan anda." Ucap Ben saat membuka pintu kamar untuk Kimmy.

Kimmy tercengang melihat kamar untuknya yang begitu luas dan mewah.

"Kalo begitu saya pamit nona." 

"Tunggu."

Ben berhenti sejenak dan menoleh.

"Ben, mengapa …" ucapan Kimmy terhenti saat Ben dengan cepat memotongnya.

"Nona, hari ini jadwal di perusahaan sangat padat. Jika ada yang ingin di tanyakan, anda boleh bertanya setelah makan malam nanti." 

Setelah mengatakan itu, Ben langsung pergi meninggalkan Kimmy dengan wajah kikuk nya. Dasar orang kaya, hanya untuk bertanya saja ada jadwal nya. Gumam Kimmy.

Di perusahaan

Kristal memasuki ruangan Milo beberapa menit sebelum jam istirahat untuk memberikan laporan dari pekerjaannya. 

Sepertinya sebuah ancaman membuatmu mulai mengerti. Batin Milo sambil meletakkan hasil kerja Kristal di meja.

Ya, saat ini Kristal mulai menunjukkan peningkatan sedikit demi sedikit karena hakikatnya Kristal memang anak yang sangat manja sehingga tidak mengerti apa itu pekerjaan. 

Dengan sebuah ancaman kemarin, akhirnya mampu membuat Kristal bekerja keras meskipun situasi ini tidak di sukainya.

"Apakah mereka mengajari mu dengan baik?"

"Lumayan."

Cih, Mereka telah sangat baik dan bahkan sangat lembut saat mengajar anda. Bisa bisanya anda mengatakan lumayan. Batin Ben dengan melihat ke arah lain karena dia memang kurang menyukai Kristal sejak awal.

"Baiklah, kau boleh pergi." Ucap Milo yang langsung berkutat dengan pekerjaannya.

Namun Kristal masih terdiam di tempatnya. 

"Ada apa. Jika kau hanya ingin mengganggu ku maka pergilah. Aku sangat sibuk." Ucap Milo tanpa melihat Kristal sama sekali.

"Ish kau ini, darimana aku mengganggumu." Gerutu Kristal yang sudah duduk di depan meja kerja Milo. "Aku hanya ingin mengajakmu makan siang."

"Aku tidak bisa. Pekerjaan ku sangat menumpuk karena besok aku harus ke luar kota lagi."

Sudah kuduga. Mengapa mendekatimu itu sangat sulit. Kesal Kristal dalam hati.

Setelah makan malam, Ben mendatangi lantai 3 dimana Kimmy telah menunggu di ruang tv.

Setelah mereka duduk berhadapan, Ben mulai membuka suaranya.

"Nona apa anda nyaman tinggal di sini?"

"Siapa yang tidak nyaman jika tinggal di istana seperti ini." Ucap Kimmy tersenyum. "Eh tunggu, aku tinggal di sini? Mengapa?"

"Karena anda telah menolong tuan Milo tempo hari. Anggap saja ini adalah bentuk terimakasih nya kepada anda."

"Ah, rupanya begitu." Kepala Kimmy manggut-manggut. Sedetik kemudian Kimmy teringat akan tujuannya pergi dari desa.

"Lalu, apa aku boleh meminta pekerjaan pada tuanmu itu? Dia itu kan sangat kaya, pasti dia membutuhkan banyak pekerja."

"Untuk apa anda meminta pekerjaan, sedangkan anda kan sudah tinggal di sini."

"Karena tujuanku merantau kan untuk bekerja."

Mendengar kata merantau, seketika Ben teringat tujuannya ke lantai 3 adalah untuk mengorek informasi lebih lanjut mengenai identitas Kimmy. 

Ben harus mendapatkan identitas Kimmy secepatnya agar dirinya tidak selalu was-was.

Ben hanya takut jika Kimmy adalah seorang penyusup melihat pembawaannya yang tenang dan sangat natural.

"Nona, kemarin anda mengatakan jika anda seperti di usir ibu sendiri. Mengapa demikian?"

"Eh, aku mengatakan itu?" Ben menyipit saat melihat Kimmy terlihat seperti mengingat. "Entahlah. Ibu bilang aku sudah dewasa, jadi sudah saatnya aku belajar hidup di dunia luar demi masa depan ku."

"Memangnya berapa usia anda sekarang?"

"18 tahun."

"Bisakah anda ceritakan bagaimana suasana desa anda."

"Kenapa aku merasa kau sangat ingin tahu tentangku dan desa ku." Kimmy mengeram.

"Saya hanya sedang mencari tempat untuk menenangkan diri dari penatnya bekerja. Jika desa anda cukup sejuk, nyaman dan tenang maka akan saya masukkan ke dalam list." 

Rupanya insting anda cukup bagus nona. Batin Ben.

Oh. 

"Desa ku cukup sejuk dengan dikelilingi pepohonan yang rimbun karena berada dalam hutan. Jika kau butuh ketenangan, kau bisa bermeditasi di tepi sungai dengan nyanyian burung dan bintang kecil lainnya." Kimmy menceritakan desanya dengan binar di matanya.

"Setenang itu? Apakah desa anda sangat sepi?"

Ben terus memancing perihal desanya karena dia lebih tahu bagaimana desa Kimmy yang sedang di ceritakan nya. Dia ingin tahu sejauh mana cerita Kimmy yang jelas-jelas tidak sinkron dengan kenyataan. 

"Ya, desa itu sangat sepi dan terasa asing saat aku terbangun." Ucap Kimmy dengan pandangan datarnya.

"Asing?"

Ben yang sedang sangat penasaran dengan kelanjutan ceritanya pun tiba-tiba di kagetkan oleh Kimmy yang kesakitan memegang kepalanya.

Ahh..

"Nona anda kenapa?" Ben yang mendadak panik pun semakin panik saat Kimmy jatuh pingsan di sofa itu.

"Nona.. Nona.." ucap Ben dengan menepuk-nepuk pelan pipi Kimmy.

***

Terpopuler

Comments

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

apa Kimmy pemanah yg jatuh kejurang lalu amnesia

2023-07-06

1

Franda Frans

Franda Frans

sebenarnya si Kimmy itu siapa kenapa di berbohong ,, apakah di itu seorang agen rahasia ,,
kenapa Kimmy sakit kepala apa dia mengalami amnesia

2022-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!