"Sarapan apa hari ini?"
Mas Eksan datang dan meraih gelas dalam lemari khusus penyimpanan gelas. Aku hanya menunjuk ke dalam wadah tempat jatah sarapan karyawan.
"Soto?" Tanyanya. Aku mengangguk mengerti iyakan. Kedua tanganku sedang sibuk memilah cabe, memisahkan buah yang terkenal pedas tersebut dengan batangnya. Memilih mana yang bisa disimpan sebagai persediaan besok dan mana yang harus segera di pakai.
Jangan heran, kenapa Mas Eksan berada disini setiap waktu. Mas Eksan adalah salah satu dari beberapa karyawan yang menempati kamar yang diperuntukkan bagi karyawan yang berasal dari tempat jauh. Dan juga kamar istirahat bagi karyawan room boy saat mereka bekerja shift 3 atau shift malam.
Mas Eksan adalah salah satunya. Dia berasal dari daerah Bondowoso. Orangnya baik, supel dan suka becanda. Sifat ke bapak an nya sangat terlihat, membuat orang nyaman jika berbicara dengannya.
Aku masih berada di posisiku, duduk di bangku kayu panjang yang menempel didindin. Ketika Mak Rini datang membawa kertas orderan.
"Ada bagianku,Mbak?" Tanyaku tanpa mengubah duduk ku dan menoleh kearah Mbk Rini.
"Nggak ada, semua bagian dapur belakang Ar" Jawabnya setelah meneliti kembali kertas orderan ditangannya. Setelahnya dia mengucapkan lantang kearah orang-orang didapur belakang apa saja yang dipesan oleh tamu.
Aku kembali menekuni pekerjaan ku setelah memastikan dengan pendengaran ku sendiri kalau tak ada orderan makanan yang merupakan bagianku.
"Sudah sarapan?" Mas Esan mengambil duduk disebelahku dengan semangkok nasi soto yang diraciknya sendiri.
"Masih males mas. Nanti ajalah siangan."
"Kalau itu beda lagi sudah namanya, bukan lagi sarapan tapi makan siang." Ucapnya sambil memasukkan sesendok demi sesendok nasi soto ke dalam mulutnya. Aku hanya tersenyum.
"Enak, Mas?" Tanyaku disela sela dia makan.
"Enak, bisa buatkan semangkok lagi? nanti ku bawa ke mess."
"Buat siapa? jangan bilang Mas Eksan mau memakannya lagi nanti sesampainya di mess?"
"Kau kira perutku karet. Yang kalau diisi bertambah melar."
"Ya, kirain mas. Terus buat siapa?"
Mas Eksan menoleh menatap ku, kemudian kembali menyuapkan nasinya.
"Ish, ditanya malah dicuekin. Males lah, bikin sendiri saja kalau gitu." Rajukku.
"Lakimu sakit!!, aku membawakan untuk nya."
Reflek gerakan tanganku berhenti. Kutolehkan wajah ke arah Mas Eksan. Berharap aku salah mendengar atau paling tidak dia sedang bercanda. Namun sia sia, karena kalimat selanjutnya menegaskan bahwa dia bersungguh-sungguh.
"Dia sakit, ini hari ketiganya jika dihitung sejak dirinya sakit. Tapi hari kedua dia libur karena kemarin memang jatah dia libur dan hari ini dia cuti."
Mas Eksan menyelesaikan makannya, menyeruput teh hangat. Setelahnya menoleh padaku yang masih terdiam.
"Dia ada di mess?" Tanyaku menatap mas Eksan.
"Ya, tepatnya dia tidak pulang setelah shift malam tempo hari. Karena sudah merasa tidak enak badan."
"Kenapa tidak memberitahu ku?"
"Ini aku sudah kasih tau." Mas Eksan tersenyum
"Ish, kan bisa kirim pesan. Apa tingkah aneh Mas waktu ada reservasi itu salah satunya? dia sudah sakit saat itu?" Cerca ku
"Ya." Mas Eksan mengangguk. "Dia sudah sakit pas datang siang itu. Tapi untuk libur tidak mungkin, dihari itu Roy dan Dian juga sedang cuti. Mereka tidak bisa membatalkan nya. Kau tau kan, Dian pulang kampung selama seminggu. Sementara Roy, dia ada acara dan sudah pergi sejak pagi. Jadi terpaksa Imam memaksakan dirinya hadir."
Jelasnya panjang lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Chika£Hiats
Owh pantesn Imam ga keliatan, ternyata sakit ya.
Kenapa ga ngabarin Arsita?.Mungkin Imam ga mau ngerepotin Ars yang lagi sibuk ya.
2022-11-03
30
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
masa lakimu sakit gak tau ar
2022-11-02
1
🥜⃫⃟⃤🍀⃟🦌𝙼𝙰𝙼 ᶠᵉⁿᶦ 𒈒⃟ʟʙ
owh ku kira mas esan suka sama arsita, ternyata dia mau blg klo pacar nya arsita lg sakit toh
2022-10-28
0