"Ibu, ibu, ibu...," Rin berlari memasuki ruangan ibunya yang kini sudah tergeletak tak bernyawa.
Makhluk itu berdiri dengan seringainya dia memegang pedang telah menusuk ibunya hingga meninggal. Ao Yan berdiri dengan menyeringai sambil tertawa keras puas akan kejadian itu.
"Yan, apa maksud semua ini? kau, kenapa kau kenapa kau membunuh ibuku?" tanya Rin sambil menahan isak tangisnya dan perasaan marahnya, matanya seketika berubah terlihat api-api membara dari dalam matanya.
Yan sedikit menjauh, perasaannya sedikit takut ketika menatap mati gadis yang sedang menangisi jasad ibunya. "Perasaan takut apa ini?"
"Kenapa kau membunuh ibuku? kenapa?" teriak Rin sangat keras terdengar suaranya gemetar dan juga marah.
Beberapa prajurit menghampiri Rin sambil mengacungkan pedang mereka, seorang penasihat Yan memasuki ruangan.
"Yah putri kecil sudah mengetahuinya ya, karena saksi mata maaf tuan putri aku harus membunuhmu juga," ujar penasihat Yan bernama Kae.
Rin menatap penasihat itu dengan tajam, seperti yang di rasakan ada perasaan takut. Penasihat Kae memalingkan wajahnya tidak melihat mata Rin. "Apa... Apaan mata itu?"
"Jika kau ingin tahu kenapa aku membunuh ratu karena ratu tidak menyetujui kita menikah, bukankah kau mencintaiku? menyakinkan sang ratu saja tidak bisa,"
Mata Rin menyolot perasaannya seperti hancur berkeping-keping, apa maksud dari perkataanya?
"Asal kau tahu, kau dan ibumu sudah tidak layak lagi berkuasa dan memerintah kerajaan Asahi. Aku juga akan membunuhmu dan aku akan menjadi raja karena satu-satunya aku yang punya darah bangsawan, karena aku gagal menikahimu maka aku tidak butuh persetujuan juga untuk membunuh sang ratu," ujar Yan menyeringai licik.
"Kenapa? sebelumnya kau mengatakan bahwa kita akan bertunangan dan ibu menyetujuinya dan sekarang aku bahkan jijik melihatmu,"
"Kau polos seperti biasanya aku hanya menipumu, kau tahu karena ibumu tidak setuju aku menikahimu karena dia juga tahu bahwa suku langit akan memberontak maka waktu yang tepat untul menidurkannya sekarang,"
Mendengar itu Rin merasa sangat kecewa, apa ia di tipu tapi ibunya sendiri yang bahkan mengatakan Yan tunangannya. Ah tidak sepertinya bukan.
Flash Back di ruangan Rin.
"Ibu akan memperkenalkan orang yang akan bertunangan dengan mu,"
Yan tiba-tiba memasuki ruangan Rin.
"Ah, orangnya datang," ujar sang ratu
"Salam hormat ratu dan putri,"
Sang ratu dan putri memberi salam balik sambil tersenyum manis, namun ada yang berbeda dari senyuman sang ibu pada hari itu dan caranya menatap Yan sepertinya ia tidak menyukainya.
Ada satu yang janggal, jika ibu ingin memperkenalkannya dengan tunangannya dia pasti akan memperkenalkan Yan. Tapi ketika Yan masuk keruangan ibunya segera pergi meninggalkan ruangannya, ibunya tahu kalau Rin mencintai Yan dan juga tahu kalau Yan adalah penyelamat putrinya ketika sang raja meninggal, ratu mengalami depresi dan tidak bisa menghibur Rin dan Yan lah yang selalu bermain dengan Rin.
Maka itu seperti toleransi sang ibu masih membiarkan putrinya bermain atau berbicara dengan Yan karena menurut nalurinya Yan pasti hanya berbicara atau main seperti biasa dengan Rin makanya sang ibu tidak lanjut bicara atas siapa tunangan Rin. Sebelumnya sang ratu telah mendengar pemberontakan yang akan di lakukan oleh suku langit tapi ia tidak tahu bahwa pemberontak itu adalah Yan perwakilan dari menteri perang suku langit.
Back Story
Rin sekarang tahu permasalahan dan kecerobohannya, ternyata ini sebabnya Yan membunuh ibunya dan lagi Yan hanya menginginkan tahta. Meski Rin tidak terlalu tahu seluk beluk politik tapi suku langit sejak kematian ayahnya mereka selalu melakukan keributan dan tetap ingin mengambil tahta. Ketika ibunya mengambil alih kuasa dia juga banyak dapat pinangan dari raja lain tapi sang ibu menolak mentah-mentah dan mengambil alih kerajaan, sejak saat itu kerajaan sedikit tenang meski ibunya hanyalah wanita biasa tapi dia bisa memimpin kerajaam dengan baik tapi suku langit masih tidak terima alasan karena kerajaan belum pernah di pimpin wanita dan seharusnya raja yang memimpin kerajaan ini.
***
Terlihat jenderal Ryou sedang berjaga-jaga karena ia mendapat kabar bahwa tadi siang ada orang mencurigakan yang berkeliaran di sekitar kerajaan.
Ryou masih berpikir sejenak mungkinkah itu tuan yang ia cari-cari selama ini? ia bahkan rela meninggalkan kuil sucinya demi mencari sang tuan.
"Apa, apaan itu tuanku adalah seorang wanita? ku kura dia adalah raja atau semacam pria kuat yang memiliki kekuatan tangguh, bukan gadis kecil yang sepertinya tidak bisa apa-apa. Lagipula aku pernah dengar bahwa pemimpin 12 zodiak selalu laki-laki, apakah pada generasi ini berbeda? tapi ini sudah 2000 tahun sejak itu para pendahulu masih mengharapkan tuan mereka akan kembali. Tunggu_,"
Tiba-tiba Ryou merasa hawa dingin menyelimuti dirinya, malam yang dingin angin juga berhembus pasti malam ini akan terjadi badai. Tapi.
"Wanita itu_,"
Ryou segera berlari dan segera mencari sang putri ke kastilnya, pasti ada sesuatu yang tidak beres Ryou juga mendengar bahwa sepertinya penyusup itu mengintai sang putri.
Di lain itu Rin masih berdiri kaku mendengar penjelasan dari Yan, ia masih tidak percaya orang yang berdiri di depannya sekaligus orang yang di cintainya, bukan? mungkinkah Rin hanya menerima cinta satu sisi dan pendekatan itu hanya palsu. Teman masa kecilnya sekarang tertawa dan berubah menjadi iblis hanya demi tahta dia membunuh ibunya.
"Sayang sekali Rin, kau pasti salah paham sejak kecil aku sudah terlatih untuk menipu orang aku juga tidak akan melupakan kenangan di malam itu, jika kau ingin tahu lebih tahu bahwa sang ratu telah membunuh ibuku karena perasaan cintanya terhadap raja dan api kecemburuannya aku kehilangan kedua orang tuaku saat ayahmu juga kehilangan nyawanya,"
Mendengar itu Rin terkejut. "Tidak... Tidak mungkin," Rin sangat frustasi mendengarnya, bahwa ibunya yang telah membunuh ibu Yan dendam pribadi Yan dan dia membalas dendam kedua orang tuanya untuk membunuh ibu Rin.
"Jika kau juga terobsesi dengan cinta maaf aku tidak ada perasaan sedikitpun padamu,"
Mendengar itu lagi hati Rin semakin hancur rasanya hatinya telah hancur berkeping-keping ternyata ya orang yang di cintainya hanya cinta satu sisi. Rin menangis sejadi-jadinya tidak percaya ini semua Rin berharap ini semua adalaj mimpi dan ia akan bangun besok pagi dengan baik-baik saja.
"Jadi tuan Yan bagaimana karena tuan putri sudah menjadi saksi mata pembunuhan ibunya sendiri?" tanya penasihatnya.
"Bunuh tuan putri,"
Mendengar hal itu kaki kecil Rin langsung berlari menghidari tentara-tentara kerajaan yang ingin membunuhnya rasanya Rin mempunyai harga untuk hidupnya jadi ia tak boleh mati keinginan hidupnya sangat kuat.
"Orang... Orang yang ku cintai,"
Rin sedikit mengingat kalau senyuman Yan masih melekat di hatinya bahkan jepit rambut sebagai hadiahnya itu adalah hadiah berharga yang Rin dapat.
"Dia monster,"
Next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments